Senin, 25 November 2013

GENIUS BEHIND THE SCENE

Saya sudah pernah menulis betapa terkagum-kagumnya dengan film horor Thailand. Especially 4bia (in the middle), Phobia (in the end) dan Pee Mak. Sayangnya, selama ini saya hanya menulis tentang cast dan sutradaranya. Beberapa hari lalu, saya nonton (untuk entah keberapa kalinya) Coming Soon. Saya perhatikan dari dulu, si pemeran utama tampangnya kocak banget walopun harus maen serius. Hanya saja dulu saya nggak begitu tertarik nyari tahu siapa orang itu. Tiba-tiba jadi ingat lagi kalo dia juga maen di film ATM Errak Error. Dan di sana dia emang bener maen kocak banget. Kaya'nya ni orang emang lebih cocok peran serius ngocol. Tampangnya tu, kalo lagi serius, seriuuuss bener, tapi.. kalo lagi nyengir, ampun daahh.. begooo bener.. haha!! Sorry to the fans.. But that's a really funny fact, and i know you know it..
Meet Chantavit Dhanasevi a.k.a Ter (di wikipedia sih katanya suka dipanggil Ter).
Guess what? He's the writer of In The Middle, In The End dan super genius movie- PEE MAK. TOP dahh!! Ternyata orang ini si jenius di balik layar Pee Mak. Keep up the good work, man!

PULAU GILI, LAND OF ILLUSION

Or, Land of Thousand Goats..
Menghindari kekecewaan seperti di Sendang Biru, saya langsung browsing setelah mendengar info tentang sebuah tempat di Probolinggo-Jawa Timur bernama Pulau Gili. Ini gambar yang kami temukan:


Gambar dari probolinggokab.go.id dan travel.detik.com
Whaaattt!! This is like the best place ever! Look at the white sand! It's magical.. Saya harus ke sana.
And so we go.. Kami ber-enam, empat cowok dan dua cewek, lagi-lagi naik motor menuju Probolinggo. Diselingi dengan kejadian ban bocor di tengah jalan, kami pun terus melaju.
Tidak terlalu jauh dari terminal, kami memasuki pelabuhan dan naik salah satu kapal yang ongkosnya cuma 5 ribu per orang. Berlayar melewati lautan lepas. Beberapa kilo sebelum menepi, keindahan pulau Gili benar-benar memukau. Sama seperti di foto-foto itu. Pasir putih, air laut biru jernih dan kapal-kapal nelayan di pinggir dermaga. It looks like heaven..
And then we realize that heaven isn't here on earth. We will be able to see heaven if we were nice person..
And we're not one.. Or at least I think I'm not a very nice person..
Well, it was a nice place at the end of the day.
Kami turun dari perahu dan mendapati ribuan kambing! Tidak dikandangkan, tapi dibiarkan berkeliaran memakan sampah. Sampah di pantai.. Dimana pasir putihnya?? Saat dilihat dari jauh tadi, pasir sangat putih bersih. Tapi setelah menginjakkan kaki di sana, kami harus menahan jijik karena kotoran kambing dimana-mana dan tidak bisa dihindari. So, sepanjang kami berjalan, pantai dipenuhi sampah, kotoran kambing, dan kambing. Dan jangan lupa, ada bangkai kambing. Mungkin dia mati tercekik setelah makan sampah plastik.
Pemandangan indah yang kami lihat saat pertama kali datang tadi, mungkin hanya ilusi.
Tapi kami tidak ingin menyia-nyiakan perjalanan jauh ini, maka kami terus berjalan, mencari ujung pantai seperti yang ada di gambar tadi. Berjalan dan berjalan, dan berjalan.. Kambing dan kambing, dan kambing.. Kotoran dan kotoran dan kotoran.. Anyway, orang-orangnya baik-baik. Semua ramah, dan nggak ada yang kurang ajar atau berniat jahat. Warga menyapa ramah saat kami berjalan di tengah perkampungan. Ini adalah tempat wisata yang aman. Tanpa pengamen yang memaksa minta recehan atau mengumpat saat benar-benar diberi recehan. Tidak ada penduduk yang mengistimewakan turis asing daripada turis domestik, tidak ada anak-anak yang tiba-tiba memaksa mengambil sepatumu untuk dibersihkan. Aman sekali. Orang-orang di sana tidak akan menyakiti kalian secara fisik maupun psikologis.
Akhirnya, di penghujung hari, kami menemukan ujung pantai itu. Memang indah.. Kalau dilihat dari jauh.. Setelah didekati, ternyata juga penuh sampah. Saya tidak mengambil gambar-gambar sampah atau kotoran kambing, karena saya ingin menghapus kekecewaan itu dari otak selamanya. Maka ini foto-foto yang agak menarik..




Sekitar jam 4 sore, kami sudah sampai di dermaga lagi. Saya tidak ingin menceritakan perjalanan menuju dermaga. Karena hanya ada sedikit penumpang, maka kami harus membayar dua kali lipat. Off course we will pay! Dan inilah penghujung hari yang indah. 
Kapal oleng karena hari sudah menjelang petang dan air laut sudah pasang. Tapi, matahari tenggelam di ujung sana, di atas lautan lepas.. Subhanallah..

Saya berbaring di perahu tanpa penutup itu. Sempat tertidur dan terbangun oleh percikan air laut. Saya membuka mata dan tampak langit biru cerah. Sungguh indah.. Ini bumi tempatku tinggal.. I wouldn't ask for more. Terima kasih Tuhan, sudah memberikan ini semua pada kami. Ingatkan kami untuk selalu menjaganya..

*Maaf kalau tulisan ini terbaca warga Probolinggo dan merasa tersinggung seperti saat ada turis asing menulis buruk tentang Pantai Kuta. Tapi ini fakta. Kalau ingin menjadikan pulau indah ini objek wisata, maka harus ada gerakan pembersihan. Karena sumpah, kalau bersih, tempat ini pasti indah sekali dan wisatawan pasti datang berduyun-duyun. Kami kecewa karena semua keindahan itu hanya ilusi..

Selasa, 12 November 2013

BELUM KEMANA-MANA

Di pos yang lalu saya bercerita tentang tempat-tempat yang sudah saya kunjungi. Teman saya selalu upload foto-foto itu di FB. Tempat-tempat yang indah, sejuk, dan jauh dari keramaian kota. Banyak orang yang berpikir kalo kerjaan kami traveling kesana kemari. Mereka juga sering kali komentar, "Bagus banget?". Salah satu teman saya yang sangat beruntung mendapatkan beasiswa untuk sekolah di Eropa baru saja mem-posting sebuah poster bertuliskan, "Let's Get Lost, You Can Always Make Money, But You Can't Always make memories". Setuju banget.. Tapi..untuk orang-orang dengan otak dan uang pas-pasan seperti saya, get lost di Eropa akan jadi mimpi yang nanti mungkin akan digapai. Bukan sekarang..nanti dulu..hehe..
So, untuk sementara..Well, guys.. Kalian harus lebih mensyukuri dan menikmati tempat kalian tinggal, karena kami sebenernya nggak kemana-mana. Masih di sini saja. Belum ke pulau lain di luar Jawa, belum ke luar negeri. Dan ngomongin get lost, di sinipun kami sudah nyasar kemana-mana. Wanna see?
Kami mendengar tentang sebuah pantai bernama "Sendang Biru". Nama yang indah.. Saya dan Indah Peyek, dua jomblowati yang sering keliling nggak tentu arah ini, tiba-tiba memutuskan ke sana. Kami tidak melihat dulu di Google Map, tidak browsing seperti apa tempatnya dan kami hanya terlena dengan namanya yang sangat bagus. Kata orang, tempat itu lumayan dekat dari Kota Malang. Kami baru sadar kalau yang memberi info bertempat tinggal di dekat pantai itu. Hanya berbekal melihat milestone dan petunjuk jalan, kami berangkat dengan motor berdua. Guess what? It took almost 3 hours on the road and we found no beach. Sendang Biru adalah tempat pelelangan ikan.
Kami harus menyeberang laut menuju tempat bernama Pulau Sempu, di sanalah tempat yang katanya magical. Mirip tempat shooting film The Beach. Sayangnya kami hanya berdua, dan untuk menyeberang, butuh biaya yang lumayan mahal, selain itu banyak orang yang menyarankan untuk camping, karena pasti capek setelah sampai di sana. Kami yang sama sekali tidak mempersiapkan untuk acara camping, harus pulang dengan kecewa
Dalam perjalanan pulang, kami melihat petunjuk jalan bertulis "Bajul Mati". Kepalang perjalanan jauh, daripada pulang kecewa, Kami memutuskan untuk semakin lost dan berbelok ke arah Bajul Mati. And look at what we found..



Pantai yang sangat indah, sepi pengunjung dan bisa main air karena ada tempat yang ombaknya tidak terlalu besar.. =)
Bukan sekali ini saja kami nyasar. Berkali-kali.. But we always found something beautiful.. Let God lead our way.. =)

Kamis, 07 November 2013

FILM-FILM YANG TIDAK BUTUH DAMPINGAN ORANG TUA

Saya tidak pernah membayangkan apa yang terjadi setelah adegan ciuman dalam film. Sumpah. Dan itu yang membuat saya kadang terbawa dalam kisah cinta sebuah film. Perasaan yang indah, saling mengagumi satu sama lain, rindu, sayang, tidak ingin kehilangan. Dari dulu saya berpikir kalau menikah dengan seseorang berarti adalah memiliki pendamping hidup selamanya. Yang bisa diajak ngobrol di teras, dibikinkan teh, ditemani jalan-jalan, memeluk saat akan tidur dan bangun tidur. Saya yang bejat ini, sumpah, tidak pernah membayangkan apa yang terjadi di antara semua itu. Seandainya saya menikah dan hanya melakukan hal-hal yang saya sebutkan tadi, pasti 3 bulan setelah pernikahan, saya langsung dicerai. My head was full of fairy tales. Only that all of them were censored..
Saya nonton film sejak masih balita. Ayah dan Ibu sering mengajak nonton di bioskop dan nggak semua film anak-anak. Seperti yang saya pernah cerita, Ayah mengajak nonton Class of 1999 saat saya umur 6 tahun.  Juga White Snake Legend, Sam Pek Eng Tay (sorry kalo salah tulis) dan film-film Susana. Yang ada dalam kepala saya hanyalah kisah cinta yang indah. Saya tidak pernah mencari tahu apa yang terjadi setelah ciuman, atau sebelum sepasang kekasih saling melempar senyum bahagia dan si cowok mencium dahi ceweknya di ranjang, atau setelah sepasang kekasih duduk di pinggir danau, menikmati indahnya matahari terbenam. Never, dan tidak akan membayangkannya.
Sayangnya, film jaman sekarang lebih minim sensor, jadi, gambaran indah di kepala saya tadi berubah jadi menjijikkan. So, these are some movies i've watched, and thank God, my parents weren't there to accompany me..:
Love and Other Drugs
Friends With Benefits

Trance
30 Days of Night Dark Days

Spread
 So, kalo mo nonton film-film ini, nggak usah didampingi orang tua ya? hehe.. =D

LITTLE WOMEN (HOW'S LIFE GOING?)

Akhir-akhir ini saya baca Little Women karya Louisa May Alcott. Bukan karena apa, tapi karena serial favorit saya, Friends menyebutkan buku ...