Jumat, 15 Agustus 2014

JANGAN KASIHANI JOMBLOERS SEJATI

"Maklumi aja lah.. Perawan tua, nggak tersalurkan.."
"Kasihan ih, pasang-pasang foto aktor di PP-nya, mau pasang foto suami atau anak juga nggak ada sih.."
"Biasa.. suka cari perhatian, di rumah nggak ada yang merhatiin.."
"Nyari objek penyaluran dia.. Makanya punya banyak anjing.."
What? What is this? The judgement day? 
Kalimat-kalimat di atas.. Saya nggak mengada-ada. Bagi kalian perawan-perawan tua, Ya. Mereka memang mengatakan hal-hal ini di belakang kalian. Di belakang kita (karena saya sekarang sudah masuk dalam club ini.. hehe..). Saya nggak pernah ikutan berkomentar seperti ini karena tahu sejak dulu kalau saya pasti jadi perawan tua. Ini kalimat-kalimat yang selalu dilontarkan orang-orang di sekitar saya saat mengomentari wanita-wanita "berumur" yang kadang bertingkah aneh. Mungkin mereka lupa kalau saya juga salah satu anggota club perawan tua. Yang akhirnya membuat mereka canggung saat saya dengan sok lugu mengingatkan kalau saya juga sudah berumur. hehe..
Seriously, don't judge.. Wanita tidak seperti laki-laki. Kami bisa bertahan dan tidak akan jadi gila hanya karena melewatkan satu sesi kehidupan. Kami tidak putus asa, lalu memasang foto-foto aktor atau hewan kesayangan. We love them, dan maaf kalau kalian yang sudah menikah tidak bisa lagi memasang foto-foto seperti itu karena takut dianggap tidak berdedikasi pada keluarga. Maaf kalau kami lebih sering update film terbaru, dan bukannya update "metode mendidik anak" terbaru. My deep condolences kalau kalian yang sudah menikah tidak bisa update film, dan harus update film kartun di CN atau Disney Channel.
Pernah ada seorang kolega super cantik yang memang masih single di usia hampir 40 tahun, berdandan agak "wah" saat itu. Muncullah komentar, "Biasaaa.. di rumah nggak ada yang merhatiin, makanya nyari perhatian di kantor.."
Really? Guys.. Sirik aje loo!! Kalo yang akhir-akhir ini pernah buka youtube, ada iklan pewangi cucian yang menguji perhatian suami. Dalam iklan itu, sang produser mencari wanita yang mirip dengan istri korban, lalu dilakukan uji coba. Apakah suami sadar kalau istrinya sudah diganti. Ngeri tauk! Semua korban uji coba tidak sadar kalau istrinya diganti! What the hell!?? Ini? Ini perhatian yang kalian bangga-banggakan??
Dan setiap ada perawan tua marah-marah, selalu muncul komentar, "Tidak tersalurkan..". Ooww.. soo.. Kalian yang sudah menikah tidak pernah marah? Mmm.. dengan menikah, kalian jadi orang-orang paling sabar? Karena sudah tersalurkan.. Hmmm... Kalau mau marah, cari suaminya, cari istrinya.. salurkan.. Is that how it works? I don't get it..
Saya menulis seperti ini, nanti mungkin juga akan ada komentar, "Ooo.. maklum lah.. penyangkalan kelakuan perawan tua. Sukanya ngomel-ngomel.. Tapi yang ini ditulis.."

=)

Kamis, 14 Agustus 2014

MAKE ME SHUDDER AGAIN

This movie is not even funny, tapi saya tonton berkali-kali.. Yaahh.. lucu sih.. Tapi kalo dibanding Pee MAk, masih jauuhhhh... Apparently, we love boys who's not playing brave.. =)
Make Me Shudder dan Make Me Shudder 2
Film tentang sekelompok siswa yang suka sok-sok nyari setan, tapi ketakutan kalo bener-bener ketemu. Menggunakan wajah-wajah fresh yang sebenernya manis-manis kalo nggak pake ekspresi freak out setiap saat. Haha! Cerita hantunya agak maksa dan ada dua tokoh hantu guru yang sebenernya nggak terlalu berguna. Tapi masih bisa bikin ngakak, nggak usah perhatikan setannya.hehe.. =D
Saya nonton film ini kedua kalinya karena salah satu aktor, mirip buanget dengan "orang itu". Orang yang tiba-tiba menghilang. The humble hard worker.. Yang bikin saya sering bengong setiap kali lewat "tempat itu", atau saat pergi ke "toko itu".. Hhh.. jadi mellow dah..
Anyway, ada film Indo yang bikin poster mirip banget dengan film ini. Kalo nggak salah judulnya After School Horror.
A good thing about Thai movie is, the actors and actresses are beautiful, and they don't even look alike. Dan nggak tahu kenapa, mereka nggak punya semacam Shah Rukh Khan atau Takuya Kimura yang maen di ratusan film. Thailand selalu memakai wajah-wajah baru. Walaupun ada beberapa yang memang sering dipakai. Misal, Mario Maurer, Chantavit Dhanasevi, Pachara Chirathvat, Jeeja Yanin, dan Marsha Wattanapanich. Tapi nggak sebanyak film SRK yang seperti tidak ada pilihan lain.

Sabtu, 09 Agustus 2014

STOP LIKE FOTO MENGERIKAN

My deep condolences to all victim of Palestine massacre. Semoga Allah menempatkan mereka semua di tempat yang baik. Saya pernah dengar kalau mereka yang mati sahid akan langsung dan dijamin diterima di surga. Amiinn..
Anyway, I hate war. What it is a good for? Absolutely nothing.. Satu-satunya film perang yang pernah saya tonton adalah Hurt Locker karena ada Jeremy Renner. Apakah semua harus diselesaikan dengan kekerasan? Maka apalah fungsi para diplomat kalau akhirnya bom juga yang keluar? Apalagi kalau perang karena agama.. Kalau kata Felson (Ron Perlman) dalam Season of The Witch, "You ever get the feeling God has too many enemies?". 
Dan selama beberapa saat ini, saat Palestine massacre semakin menjadi-jadi, banyak orang yang mem-posting foto-foto mengerikan di media sosial. Foto-foto mayat. Yang lebih mengerikan lagi, ini foto-foto mayat bayi dan balita. Bukan hanya mayat bayi dalam keadaan sudah terpocong, tapi bayi dan balita tanpa kepala, tanpa kaki. tanpa separo badan. Bahkan ada tokoh masyarakat yang memposting foto itu disertai kalimat, "Like foto ini dan amini doa saya.".. What the hell?? Are you a psycho? Anak TK aja tahu apa arti "Like". Itu foto mengerikan, dan saya tidak suka. Kenapa saya harus me"Like" bayi mati tanpa  kepala? 
Tahu kan arti kata "Like". Saat ada foto pemandangan bawah laut Bunaken, dengan karang berwarna warni, bolehlah di"Like", yang artinya, "Saya ingin melihat Bunaken secara langsung", "Saya ingin kesana suatu hari". Atau kalau ada berita tentang siswa Indonesia menjadi juara 1 olimpiade science international, bolehlah di"Like", yang artinya, "Semoga ada banyak lagi anak-anak Indonesia yang berprestasi", "Semoga anak saya bisa seperti itu", atau, "Saya ingin jadi seperti anak itu.". Tapi apa arti me"Like" foto-foto korban perang? Kamu ingin seperti itu? kamu ingin anakmu seperti itu? Kamu ingin langsung melihat itu?
Yang lebih mengganggu lagi adalah munculnya gambar ini:
Dan tiba-tiba gambar ini jadi profil pict atau cover banyak orang. Sekali lagi saya tanya, "Are you a psycho?" 
Adolf Hitler mendapat peringkat ke-3 rezim pembunuh di dunia dengan 30juta orang korban. And you suddenly agree with him? Kalian tiba-tiba membenarkan kesadisannya membunuh 30juta jiwa?
Saya tidak sedang membela Israel dan Yahudi. Tapi.. What's wrong with you guys?  Untuk masyarakat apapun, agama apapun, mass killing is unacceptable.
Kalau kalian benar-benar peduli, jangan cuma posting gambar-gambar ngeri. Sumbang, pergi kesana, ikut perang, bantu mereka berdiplomasi. Apa yang bisa dilakukan sebuah jempol di dunia maya?

Kamis, 07 Agustus 2014

JILBOOBS KATANYA

Heran juga kalau istilah ini baru muncul sekarang, karena fenomenanya sudah sejak cewek-cewek Indonesia mencoba berjilbab. Memang ada beberapa cewek yang ingin menutup aurat, tapi dengan cara yang agak salah. Mereka memakai jilbab, tapi baju over press body alias ketat mulai atas sampai bawah.

Kalau menurut saya, ini biasa saja. Mungkin mereka masih labil dan bingung dengan pilihan hidup. Maksud hati ingin menuruti perintah agama, tapi di sisi lain masih ada rasa ingin eksis. Malah mungkin yang model begini lebih gampang dapat jodoh karena cowok jadi tidak seperti membeli kucing dalam karung. Memperbaiki dandanan mereka bisa dilakukan setelah menikah. Dan laki-laki yang bisa sukses mengubah dandanan jilboobers ini pasti dapat pahala super karena berhasil mendidik istrinya dengan benar. And got a very nice bonus.. Nice boobs.. =)
Ada cowok yang nggak setuju dengan saya?
Hehe.. the truth is, ini adalah hak mereka. Stop judging, karena belum tentu orang-orang berjilbab besar lebih baik moralnya daripada para jilboobers, dan sebaliknya. Salah satu image yang terpatri dalam benak masyarakat sekarang adalah, kalau jilbab besar istri teroris, kalau jilbab kecil perek. What the hell??
Saat foto-foto di atas muncul ramai di media sosial, komentar-komentar pedas mengerikan juga mengikuti di bawahnya. Padahal ini fenomena lama, dan sangat banyak sekali di sekitar kita, bukan cuma yang nggak sengaja tertangkap kamera. Maksud saya, kalau nggak suka, kenapa nggak langsung aja bilang di depan orangnya? Kenapa harus mencela di medsos dengan kalimat-kalimat jahat?

Senin, 04 Agustus 2014

ANAK

Saya memang belum punya anak dan sadar diri kalau tidak punya hak untuk membicarakan hal ini. Karena mereka yang merasa tersindir mungkin akan mengatakan, "Kamu belum tahu rasanya.. Capeknya.."
Well, saya agak terganggu dengan metode pendidikan anak oleh orang tua jaman sekarang. Beberapa dari yang saya temui selalu mengatakan, "Kami tidak akan melarang anak-anak melakukan apapun..", dengan alasan, supaya mereka kreatif, supaya mereka tahu akibat dari perbuatan mereka sendiri. Sakit, sedih, kecewa akan mereka rasakan sendiri. Hmm.. sounds nice.. Awalnya.
Tapi.. bagaimana kalau saat bertamu di rumah orang, ada kue yang menarik, lalu si anak tidak berhenti makan?
Bagaimana kalau anak dibawa ke masjid dan lari-lari di atas sajadah orang-orang sambil teriak-teriak?
Bagaimana kalau anak beli petasan besar dan dinyalakan di depan rumah orang?
Bagaimana kalau anak meminta sesuatu di mall sampai menangis menjadi-jadi? 
Bagaimana kalau anak terus menerus nonton acara TV kesukaannya sampai tidak mau makan dan mandi?
Apakah metode "membiarkan" masih akan diterapkan? Apakah mengatakan "tidak" atau "jangan" pada anak akan menjadi pelanggaran hak anak? Apakah orang tua akan dicap buruk kalau memarahi atau melarang anaknya berbuat nakal?
Haruskah orang tua menunggu kaca jendela pecah untuk memberi tahu anak, "Jangan main lempar batu"
Haruskah menunggu tangan terbakar untuk memberi tahu, "Jangan main petasan"
Saat tuan rumah mengatakan, "O iya, silahkan saja.. Suka ya dek?", then stop your kids.. Memalukan.. Sungguh memalukan. Saya sebenarnya tidak ingin menulis poin terakhir ini. Tapi karena saya semakin banyak melihat anak yang dibiarkan orang tuanya menghabiskan kue di rumah orang, maka sepertinya ini adalah poin penting.
Mungkin si tuan rumah ikhlas-ikhlas saja kuenya dimakan. Apalagi kalau rumah orang berumur. Takut diabetes kalau sisa kue lebaran dimakan sendiri. But pleaseee.. pleasee..control your children.. Karena setelah kalian pulang, si tuan rumah pasti akan bilang, "Aduh, anaknya nggak diajari ya? Padahal anak orang cukup, masa nggak pernah makan kue begini sih?". Kalian bisa saja nggak peduli, karena tidak mendengar gunjingan si tuan rumah. Tapi, pada saat selanjutnya, kalian sudah mendapat cap "tidak bisa mendidik anak".
Tahu nggak kalau anak-anak jaman dulu, akan menunggu dipersilahkan sebelum mengambil kue, dan hanya akan mengambil satu macam saja. Tahu kenapa? Karena mereka sudah diwanti-wanti sebelum pergi bertamu. Apakah itu dianggap mengganggu kreatifitas anak? Melanggar hak anak?
Saat saya di Kendari, saya melihat cara didik anak metode konvensional. And that's good.. Memarahi anak yang pethakilan di masjid, nggak akan bikin mereka berhenti pergi ke masjid. Kalau mereka dapat pendidikan agama yang bagus di rumah dan sekolah, pasti mereka tahu kok kalau pergi ke masjid itu kewajiban orang muslim. Di Kendari sono, nggak ada tuh, anak lari-larian di depan kepala orang sujud, nggak ada anak menangis histeris saat ibunya shalat. 
Satu-satunya alasan saya malas ke masjid di dekat rumah (Jawa) saat tarawih adalah anak-anak lari-larian sambil becanda heboh, dan saat ditanya, "Anak siapa sih ini?", nggak ada yang ngaku. Nggak ada ibu-ibu atau bapak-bapak yang lantas menghentikan mereka. Anak setan mungkin. Mengenalkan anak pada masjid atau shalat di usia dini itu baik.. Sangat baik.. Tapi iringi dengan pengawasan dong?
Satu lagi. Sudah saya bilang di awal kalau saya belum punya anak, dan saya memang tidak tahu penderitaan kalian. Tapi, bukannya anak itu selalu melihat orang tuanya ya? Mencontoh orang yang dekat dengan mereka sehari-hari. Menurut saya, jangan menyuruh, tapi berikanlah contoh yang baik. Kalau ingin anak rajin shalat, orang tua juga harus rajin. Ingin anak mandi pagi, bapak ibunya ya harus mandi dulu dong? Ingin anak suka main di luar, bapak ibunya jangan nongkrongin drama Korea terus dong?
Jaman gadget begini, semua anak dari keluarga berkecukupan pasti pegang gadget. Dimana-mana maen gadget. Lebih aman katanya. Daripada panas-panas maen di luar. Pengen tahu jangkrik, cari di google, pengen tahu lebah, cari di google, cari sungai, cari sepeda. This is crazy. Saat saya kecil dulu, kami sekeluarga pergi ke Banyuwangi setiap tahun. Melewati gunung gumitir, kami melihat banyak sekali hal menarik, kehidupan alam dan berkhayal tentang makhluk-makhluk ajaib di dalam sana. Anak jaman sekarang menghabiskan mata di depan tablet sepanjang perjalanan. Hfffhhh...
Tentu saja saya tidak akan banyak complaint tentang perkembangan gadget, karena memang beberapa gadget sangat memudahkan kehidupan. Tapi.. Haruskah anak-anak kalian melewatkan segini banyak nature excitement dengan gambar-gambar 3D di tablet?? 
Punya anak memang susah, membentuknya akan lebih susah lagi.. Saya hanya memberi pandangan. Jangan dengarkan saya, karena saya tidak punya anak dan tidak disukai anak-anak.  

LITTLE WOMEN (HOW'S LIFE GOING?)

Akhir-akhir ini saya baca Little Women karya Louisa May Alcott. Bukan karena apa, tapi karena serial favorit saya, Friends menyebutkan buku ...