Kamis, 22 Oktober 2020

SOCIAL LIFE

Waktu saya masih remaja dulu, orang tua saya tidak mau melepas saya pergi sekolah ke luar kota. Mungkin karena menurut mereka saya terlalu polos dan pendiam. Berpotensi menjadi bahan bully-an. Tidak suka bergaul seperti ibu dan kakak yang suka bawa banyak teman ke rumah. Teman yang saya bawa ke rumah paling itu-itu aja. Anak-anak KLIWON. Tapi kalo kata Hanson, "You have so many relationships in this life. Only one or two will last. You go through all the pain and strife. Then you turn your back and they're gone so fast..". Alhamdulillah teman-teman yang saya bawa ke rumah itu masih terikat erat sampai sekarang. Sejak zaman SMA tahun 2000. Sudah 20 tahun, ges.. 

So, di mata orang tua saya di masa itu. Tahun 2003. Saya adalah anak cupu. Mereka khawatir kalau di luar sana, saya tidak bisa bicara dengan orang. Kemampuan komunikasi saya nol besar. Bahasa utama saya adalah bahasa Jawa, baru setelah itu bahasa Indonesia. Hahah.. maka berbicara dengan bahasa Indonesia pun saya sebenarnya tidak lancar. Saya tidak pernah mengajukan diri sebagai anggota organisasi apapun atau mengikuti UKM apapun, karena memang tidak suka berkumpul dengan orang banyak dan mendengarkan mereka eyel-eyelan. Bagi kalian yang mungkin kesasar di blog ini, jangan tiru saya. Kehidupan saya di masa itu flat sekali. Saya juga tidak pernah punya pacar atau bawa teman cowok ke rumah. Ikut ekskul Pramuka saja waktu itu tidak boleh, karena ekskul itu suka menjelajah tempat-tempat berbahaya. Paling jauh saya maen ke bioskop bareng anak KLIWON atau cobain cafe-cafe baru yang waktu itu sedang booming di kota kecil saya. Dengan maen ke cafe tidak membuat saya merasa jadi anak gaul. Because I didn't hang out with "cool people".. You know lah.. orang-orang keren pada masanya. Anak band, anak basket, anak orang kaya.. haha.. KLIWON adalah satu-satunya pergaulan saya. They are my "cool people"

I don't regret any of that

Saya bahagia berkumpul dengan teman-teman yang setia sampai sekarang

Lulus kuliah, sekitar 1 tahun saya tidak berhasil mendapatkan "pekerjaan", karena yah mungkin kemampuan komunikasi saya dan muka flat saya yang beberapa kali dikomentari oleh HRD seperti tidak bersemangat. Tetapi kemudian dosen mengajak saya bekerja untuk sebuah proyek. Dan saya merasa sangat bersalah karena setelah satu tahun, tiba-tiba saya pergi kerja di tempat lain tanpa pamitan. Bodoh sekali. Ya.. memang kemampuan komunikasi dan etika saya jelek sekali.

Kerja kantoran membuat saya bertemu lebih banyak orang dari seluruh Indonesia. Sekali lagi, orang tua saya masih tidak percaya kalau saya bakal bisa bergaul dan berkomunikasi dengan manusia. hahah.. Anyway, saya tidak bertahan lama di kantor itu. Karena sekali lagi, saya tidak tahan persaingan. Orang-orang yang sudah terlanjur saya suka, dan tiba-tiba kami harus bersaing. I'm out, guys..

Let's say.. I'm an introvert.. I don't like being around too many people, but when I have to, I will try my best to fit in. 

Setelah berkumpul orang, saya selalu merasa lelah dan jarang mau diajak berkumpul banyak orang. Mungkin karena itu orang tua saya khawatir. Mereka khawatir muka flat saya membuat orang tidak nyaman dan menyakiti hati saya. 

Anyway.. Sekarang saya sudah 35 tahun. Saya sudah bertemu banyak orang. Saya tidak yakin semua orang yang saya temui menyukai saya. But I've tried my best. It's up to them to decide whether to like me or not.

I'm so proud of my braveness to travel to some extreme places. Maaf jadi agak sombong. haha.. Saya memang bukan Nadine Chandrawinata yang sudah sampai ke puncak Himalaya. But hey.. gak semua orang pernah merasakan apa yang saya rasakan. Bahkan seorang cowok tidak jadi melanjutkan proses perjodohan dengan saya karena saya cerita pernah kesana kemari. Keluarga calon suami dulu juga heran saat mendengar saya sudah pernah ke tempat-tempat itu. Mereka tidak percaya kalau saya berani pergi dengan orang asing, melalui ombak besar, atau naik ke gunung perawan untuk lihat air terjun. For some people, my life is too extreme. Saya juga tidak menyangka saya berani. That's why I'm so proud of my own braveness.. 

Kemarin saya ikut Hazard Material Training di National Yunlin University of Science and Technology, berkumpul dengan orang-orang dari Indonesia, Taiwan, Thailand, Vietnam, Pakistan, India dan Philippine. Di situ saya juga tidak percaya kalau saya bisa bergaul dengan orang-orang ini. But hey.. I made it. Saya kirim foto-foto saat berkegiatan dengan orang-orang itu ke orang tua di rumah. Supaya mereka tidak khawatir lagi apakah anaknya bisa bergaul berkumpul dengan orang lain yang tidak pernah ditemui sebelumnya. Hehe..

Saya berbagi cerita ini karena memang entah kenapa saya tiba-tiba sadar bahwa Tuhan ternyata memberikan keberanian. Keberanian dan kemampuan untuk melangkah, untuk berbicara, untuk mengenal orang lain. Saya sangat bersyukur untuk itu. Banyak teman yang tiba-tiba mengatakan kalau mereka juga menginginkan jadi seperti saya. Pergi kesana kemari dan bertemu banyak orang baru, bukan tinggal di rumah mengurus anak. Hey guys, it's always greener on the other side. Your life is your own adventure. Membesarkan manusia adalah pekerjaan yang jauh lebih berat daripada sekolah tingkat apapun. Saya mungkin berani pergi ke tempat baru dan extreme, tapi saya mungkin tidak akan pernah berani untuk memiliki tanggung jawab membesarkan seorang manusia.

MARATHON SABTU

Ya ampuunn.. udah menjelang 39 tahun bukannya buat sesuatu yang berguna, malah marathon drakor.. haha.. Emang lebih oke nonton review di You...