Jumat, 18 Desember 2015

PENGALAMAN PERTAMA

There's always be a first time for everything. Pertama jalan, pertama masuk sekolah, pertama pergi sekolah sendiri, pertama naik motor, pertama kerja, pertama jatuh cinta, pertama putus cinta, pertama jauh dari keluarga dan pertama-pertama yang lain. Saat pengalaman pertama itu meninggalkan kesan mendalam, maka kita akan menginginkan yang lebih lagi. Let me tell you about my first experience, snorkling.. 
Hari Minggu, Miss Winda mengajak kami pergi liburan ke ujung Pulau Moyo, yang dinamakan Tanjung Pasir. Dari Sumbawa kota, kami harus bermotor dulu selama kurang lebih setengah jam ke dermaga penyeberangan. Lalu dari tempat penyeberangan itu kami naik kapal nelayan setengah jam lagi, kalau kapalnya lagi nggak ngadat.. Kebetulan hari itu kami mendapat pengalaman berharga dimana kapal berkali-kali ngadat di tengah laut dalam dan menabrak kapal penolongnya. 
Saya bukan ahli mesin, motor error pun saya nggak ambil pusing. Kalau orang bengkel bilang diganti ini itu, langsung saja saya iyakan. Apalagi ini mesin kapal, semakin lah saya tidak ambil pusing. Si empunya kapal sampai bercucuran keringat berusaha memutar pemicu motor kapal dan berkali-kali nyebur ke laut untuk menyegarkan diri, kami malah foto-foto dan ketawa ngakak-ngakak di tengah laut yang sepi.. Untung saja ombaknya sedang tenang karena masih pagi. Saat kapal penolong datang, tiba-tiba motor kapal kami kembali bekerja, dan si nahkoda belum kembali ke kursi pengendalinya, sehingga kapal berjalan tanpa komando, menabrak kapal penolong. Ngerinya lagi, salah seorang dari kapal penolong itu nyebur ke laut untuk melihat entah apa, dan nyaris tertabrak tepat di kepala. Alhamdulillah hal itu tidak terjadi, walaupun penyeimbang kapal itu jadi patah. Ya Tuhan, kalau diceritakan kembali ternyata jadi terdengar mengerikan.
Alhamdulillah, setelah terombang ambing di laut lepas selama satu jam, kami akhirnya sampai juga di Tanjung Pasir. Tempat itu sudah biasa dikunjungi wisatawan domestik dan internasional karena dekat. Dan ada satu keluarga yang ditugaskan untuk menjaga tempat tersebut. Dan sepertinya orang-orang itu, baik penduduknya maupun wisatawannya masih belum sadar kebersihan. Entah kenapa di jaman informasi seperti ini, masih ada orang-orang buang sampah sembarangan. Mungkin mereka berpikir kalau sampah yang mereka buang itu akan menghilang dari muka bumi begitu saja.
Walaupun tidak sekotor gili di Probolinggo, sampah-sampah itu tetap saja mengganggu pemandangan.
Anyway, walaupun pantainya tidak terlalu menarik, menurut info orang-orang yang hobi snorkling, pemandangan bawah laut Tanjung Pasir adalah yang terbaik di Sumbawa. Sebagai orang yang sama sekali tidak bisa berenang, entah dari mana saya mendapat ide untuk snorkling. Jangankan berenang, telinga kemasukan air saja saya sudah panik. Tapi karena kata orang-orang itu, bisa snorkling pakai pelampung, akhirnya saya tergoda juga. 
Pelampung dan alat snorkling sudah terpasang. Pertama kalinya saya masuk sampai ke bagian laut yang agak dalam. Selama ini saya hanya maen air di pinggir pantai. Dan masha'allah perasaan saat itu. Mixed feeling. I suddenly realize my deep water phobia. Bahwa ternyata saya punya ketakutan saat kaki tidak bisa menyentuh tanah. Somehow I believe that the gravity will drag me down. Tapi perasaan itu datangnya terlambat, saya sudah hampir sampai di bagian laut dalam, dimana kaki saya tidak lagi bisa menyentuh dasar laut. Kalau kaki saya menyentuh dasar laut, berarti saya tenggelam. Panik tiba-tiba datang menyerang, membuat saya berpegangan erat pada instruktur snorkling - Mas Ario. Dilihat dari namanya, pasti beberapa dari pembaca langsung membayangkan sosok seperti Ario Bayu. Instruktur snorkling ganteng, berbadan tinggi tegap berkulit eksotis. Kalian tidak salah. Mungkin kulit eksotisnya yang agak kurang tepat, karena mas ini berkulit terlalu putih untuk seorang yang suka maen di laut.
Sang instruktur menyuruh saya menenggelamkan kepala ke dalam air untuk mengecek apakah ada air yang masuk ke dalam kacamata snorkling. Berlatih bernafas dengan mulut, lalu membiarkan badan dibawa pelampung dalam posisi tengkurap. Saya masih panik, dan tiba-tiba disuruh memasrahkan diri pada pelampung. God, please help me.. Karena sudah tidak bisa mundur lagi, dan mengingat harga sewa alat snorkling, saya hanya bisa berdoa. Untungnya Mas Ario, Miss Winda dan Mbak Winda berbaik hati bersnorkling di dekat saya, saling berpegangan. Sungguh, pertama kali memasukkan muka ke dalam air, it felt like, "ok, so this is the end.."
But it's not.. Saya malah dihadapkan pada sebuah pemandangan bawah laut yang sangat menakjubkan yang selama ini hanya bisa saya lihat di TV. That was such a great experience. Warna warni terumbu karang yang masih hidup, kembang kempis, ikan-ikan laut berenang bebas kesana kemari. How come you don't believe in God?
Perasaan takut itu masih ada, apalagi saat tidak ada seorangpun di dekat saya. Mixed feeling yang bener-bener mix. Saya tidak bisa berhenti terkagum-kagum dengan pemandangan baru itu, dan juga tidak bisa menghilangkan perasaan takut terbawa ombak, tenggelam, air masuk ke dalam kaca snorkling, dan lain-lain..
Ada insiden, dimana mbak Wawat yang bisa berenang, tiba-tiba panik dan nyaris tenggelam. Dia berpegangan pada kami yang sama-sama tidak bisa berenang. And that was chaotic moment. Akhirnya masuk juga air laut ke dalam hidung. Kami menepi sebentar untuk membawa mbak Wawat dan minum air mineral. 
Setelah istirahat sebentar, kami kembali ke tengah laut. Sebenarnya saya tidak mau, karena sudah beberapa kali menginjak karang, takut merusaknya. Tapi karena dipaksa-paksa dan masih penasaran, akhirnya berangkat juga. Ternyata Mas Ario mengajak kami lebih ke tengah laut, dimana terumbu karang dan ikannya jauh lebih padat dan indah. Terumbu karang berukuran lebih besar dan hewan laut yang lebih beraneka ragam. Sayangnya kami tidak punya kamera yang bisa dipakai dalam air. Tadinya sih mau bawa plastik buat kamera biasa. Tapi takut plastiknya robek pas masih di dalam laut. Hehe..

(foto semua punya mbak Wawat Rodiahwati)
Kami terlalu jauh ke tengah laut. Dan saya yang tidak pernah berenang, mulai tidak nyaman bernafas dengan mulut, perut jadi sakit. Alat snorkling mulai membuat gusi lecet. Mungkin saya yang salah pakai. Kami pun segera menepi. Sungguh pengalaman yang tidak akan saya lupakan dalam hidup. Selama ini saya hanya pergi ke tempat-tempat tinggi, untuk melihat alam Indonesia dari atas. Mendapat kesempatan untuk melihat indahnya laut Indonesia, saya hanya bisa berkata, Alhamdulillah.. =)


Sabtu, 05 Desember 2015

SINISTER 2

Sinister 2, release di Indonesia 1 September 2015. Merupakan film lanjutan Sinister (2012) yang dibintangi oleh Ethan Hawke. Film pertama sangat menarik, karena memberi nuansa lain horor barat yang semakin sering mengangkat tema kerasukan. Sinister seperti berusaha mengembalikan kengerian jaman Evil Dead. 
Menampilkan sosok makhluk ancient bernama Bughuul yang suka mengajak anak-anak untuk membunuh keluarganya. Selain membunuh, dia juga membuat video rekaman selama pembunuhan dilakukan. Pada film pertama, kumpulan film-film pembunuhan ditemukan oleh sang ayah yang dia gunakan untuk materi tulisannya. Tapi pada film kedua ini, kotak film itu ditemukan oleh anak bungsu.
James Ransone, pemeran detektif So and So di film pertama kembali ditampilkan di film kedua. Dimana di film kedua ini, dia tidak lagi menjadi polisi. Selain detektif So and So, semua adalah tokoh baru. Shannyn Sossamon memerankan ibu dua anak yang melarikan diri dari suaminya yang kasar. Dua tokoh anak-anak diperankan dengan bagus oleh Robert dan Dartanian Sloan.
Hantu anak-anak pembunuh itu mendatangi si bungsu Dylan setiap malam, mengajaknya menonton film-film pembunuhan yang mereka buat. Kalau Dylan tidak mau menonton, maka dia akan bermimpi buruk. Dylan di sini digambarkan sebagai anak pendiam yang trauma karena dipukuli oleh ayahnya dan selalu dibully kakaknya.
Pict from imdb
Setting lokasi kali ini di rumah pedesaan yang bertetangga dengan sebuah Gereja. Di Gereja itulah pernah terjadi pembunuhan oleh salah satu anak altar yang disetani Bughuul. Dari segi cerita, film ini sama dramatisnya dengan yang pertama. Sama-sama mengangkat masalah keluarga dan bagaimana efek masalah orang tua terhadap perkembangan anak. Dari segi kengerian, film ini jauh lebih memberi serangan jantung daripada yang pertama. Tapi entah kenapa di imdb hanya mendapat rating 5,4/10.
Banyak adegan kekerasan terhadap anak-anak, terutama karena tokoh antagonisnya adalah anak-anak. But this movie is worth the wait.. =)

Sabtu, 28 November 2015

MENCOBA MENGERTI

Sepanjang hidup, bahasa Tuhan yang bagaimana yang sudah kalian sadari? Kadang manusia kurang bisa menyadari kalau sebenarnya Tuhan sangat mengerti mereka. Itu kalau mereka percaya pada Tuhan. Saya tidak bisa membayangkan diri tanpa percaya bahwa ada sesuatu yang Maha Tinggi dan tidak pernah tidur, entah dimana, yang menjadi Pengadilan Tertinggi. Mungkin hidup saya akan lebih kacau dari sekarang. 
Kita meminta, Tuhan memberi.. Tapi kita tidak sadar saat Dia sudah memberi, karena kita manusia yang tidak pernah puas akan segala sesuatu. Ada teman yang suka pergi ke acara pengajian berbeda-beda, dengan uztad berbeda dan selalu menanyakan pertanyaan yang sama, "Kenapa ya Tuhan sepertinya tidak pernah mendengar doa saya. Saya minta jodoh tapi tidak segera diberi.."
Saya jadi bertanya-tanya, apakah hanya itu saja doanya setiap hari? 
Tapi saya tidak sedang ingin membicarakan jodoh. Saya ingin menulis tentang bahasa Tuhan.
God works in mysterious ways.. Itu kata orang. 
Dan memang benar. Kadang saya menyadari itu saat semua berlalu. Seperti misalnya setelah dari Thailand kemarin. Melihat Thailand sudah jadi mimpi sejak jaman sekolah. Mungkin kalau saya sekolah kedokteran hewan, saya tidak akan pernah dapat beasiswa, saya dapat beasiswa karena info dari teman saat kerja di pabrik benih. So, kalau tidak kerja di pabrik itu, saya tidak akan dengar infonya. Kalau saya tidak memaksa pergi merantau ke Sulawesi karena penempatan beasiswa, mungkin saya tidak akan mendapatkan jalan pergi ke Sumbawa. Kalau tidak ke sumbawa, maka saya tidak akan ke Thailand.
Itu adalah contoh kejadian yang bagus. 
Kadang saya bingung saat melakukan sesuatu yang salah, tapi lalu menemukan sesuatu yang lain, yang menunjukkan kesalahan orang lain. Bingung kan. 
Misalnya, ini hanya contoh. Hanya fiktif belaka..
Ada orang yang numpang charge hp di laptop. Karena kepo, dan orang yang nitip sedang pergi ke suatu tempat dalam waktu cukup lama, saya buka file di memory card hpnya. Ternyata di folder foto, saya menemukan foto bukti transfer uang dalam jumlah cukup besar dari rekening perusahaan ke rekening pribadi. Tidak mau berpikiran negatif, saya lupakan saja dan berusaha cuek. Tapi tiba-tiba, saat bergunjing dengan orang lain tentang sesuatu, orang itu tiba-tiba memberikan info tentang transfer uang oleh si penumpang charge tadi, karena ternyata dia yang diminta tolong untuk melakukan transfer.
Kepo, ber-ghibah, lancang, semua adalah cara yang salah. Tapi info yang didapatkan  malah menunjukkan intrik orang lain. Itu hanya contoh, karena bukan itu yang sebenarnya terjadi. 
Kepo dan ghibahnya yang bukan fiksi. 
Cara yang salah untuk mengetahui sesuatu yang salah. 
Semoga Tuhan mengampuni dosa kita semua.
Amiinn...

Kamis, 26 November 2015

BAD TEACHER

Ini bukan post tentang film Cameron Diaz, si guru gila yang berani simpen narkoba di laci kelas dan nyimeng di depan siswanya. I'm a bad teacher, but not that bad.. Maybe worse.. hehe.. Saya adalah guru yang mengajarkan adanya sesuatu dalam nanas yang bisa membuat janin hancur, so, kalau mau menggugurkan kandungan, makan aja nanas. Saya juga mengatakan, pacaran adalah hak asasi manusia, but then it hit me back, right in the head..
Entah sejak kapan tanggal 25 November ditetapkan sebagai hari guru nasional, karena seingat saya, dulu kami tidak pernah merayakannya. Guru juga manusia, guru juga pernah muda, dan masa muda mereka tidak semua baik-baik saja. Teachers are not God, mereka tidak tahu segalanya. Maka jangan terlalu mudah percaya pada mereka. Itu yang kadang saya bilang pada siswa, 
"Kamu percaya yang barusan saya ajarkan??"
Anyway, i'm an introvert, sceptic, I don't care about anyone, i'm too selfish to get married. Saya orang yang tidak suka konflik, dan saat ada orang menceritakan konfliknya pada saya, really, saya pasti manggut-manggut, but my soul has already travel to Rome and said, "I don't give a shit.."
But apparently, when you're a teacher, EVERYTHING IS YOUR PROBLEM.
Mungkin begitulah rasanya jadi presiden. Banyak pengemis, salah presiden. Kebakaran hutan, salah presiden. Kekeringan, salah presiden. Banjir, salah presiden. Mungkin kiamat nanti juga dibilang salah presiden. Bukannya mengeluh sebagai guru, hanya saja baru menyadari perubahan besar yang sepertinya akan sering terjadi dalam hidup saya. 
Hari guru kemarin diwarnai dengan orang tua siswa yang tiba-tiba datang bawa rombongan laki sekampung, nyari cowok anaknya. Mampus! Hamil ni anak.. Alhamdulillah belum sampe kesitu. Hanya konflik kecil antar dua remaja galau yang sedang dilanda asmara. Gejolak kawula muda. Cinta monyet.. 
So, as a teacher, saya duduk di ruang itu,mendampingi, mendengarkan orang tua ngamuk-ngamuk, anaknya nangis-nangis, bapak cowoknya senyum-senyum dan salah satu penengah dari kampus berembuk menyelesaikan masalah. 
Snap my finger, make myself disappear..
Snap my finger, get myself outta here..
I'd rather be anywhere else but here..

Drama.. drama kehidupan.. Inilah balasan Tuhan karena saya mengatakan "Pacaran itu hak asasi manusia"
I'm a bad teacher and I know it..

Minggu, 22 November 2015

THE SCORCH TRIALS

Remember when I said, "I should read the book..", it's been years but I haven't even finish the first book. Hehe.. Yes right, ini lagi-lagi tentang my fave movie franchise - The Maze Runner. Berbeda dengan beberapa tahun lalu, saat saya tergila-gila dengan Harry Potter, membaca bukunya jauh sebelum filmnya dibuat dan menandai tanggal kapan film akan release. Seri ke dua Maze Runner - The Scorch Trials release September 2015, dan saya baru tahu beberapa hari lalu. 
pict from: comingsoon.net
Dan tidak ada bayangan akan seperti apa ceritanya karena belum membaca novelnya. Warning, this review may contain lots spoilers..
Setelah keluar dari Maze bersama beberapa teman yang selamat, Thomas, Minho, Newt, Frypan, Winston dan Teresa ditampung dalam camp pemulihan yang katanya adalah organisasi penentang WCKD. Ternyata mereka bukan satu-satunya maze survivor. Ada ratusan remaja lain berhasil lolos dari maze lain. Setiap hari, beberapa dari survivor ini dipilih untuk dibawa ke pulau yang aman dari jangkauan WCKD. Di sini Thomas mulai curiga, terlebih lagi setelah dia bertemu dengan Aris, survivor terlama yang tidak dipilih untuk pergi ke pulau aman itu. 
Aris mengajak Thomas menyelinap di dalam gedung camp untuk mengetahui kemana para survivor beruntung itu dibawa. Ternyata mereka tidak dikirim ke pulau aman, mereka masih ada di laboratorium camp tersebut untuk diperah, sebagai obat penyakit yang sedang merajalela. Penyakit apa?? Ini tidak ditayangkan dalam trailer.
Melihat keadaan mengerikan itu, Thomas dan Aris langsung mengajak yang lain untuk melarikan diri. Once again, a runner. 
Dalam pelarian itulah, mereka menyaksikan penyakit apa yang sedang merajalela dan menghancurkan dunia. GOD I LOVE THIS MOVIE!!  IT'S A ZOMBIE MOVIE!! And they're fast moving zombies.. 
Sudahlah, sampai sini saja dulu ceritanya. Sudah terlalu banyak spoiler. hehe.. Anyway, the movie was great.  Walaupun ada beberapa yang aneh, dimana Minho digambarkan seperti superhero, martial art master, Thomas yang tidak jelas rencana dan tujuannya, tapi masih saja diikuti teman-temannya, atau Newt yang harusnya adalah "The Brain", tidak bertindak apa-apa meihat kelabilan Thomas. Ada karakter Cho Chang dalam film ini.
my fave scene
Enjoy the movie, tho.. =)

Sabtu, 21 November 2015

MEDIA MASA KINI

Pernah nonton film "Oculus"? Film ber-rating 6,5/10 di IMDB, diperankan oleh dua aktor saja, yang laen jadi hantu. Di blog ini juga pernah saya bahas, dimana dua orang kakak beradik ini diperdaya oleh hantu dalam cermin. Semua yang mereka rasakan dan alami, tidak sesuai dengan kenyataan. Sampai-sampai mereka tidak tahu mana yang nyata dan ilusi.
Menurut saya, itulah yang terjadi pada media masa kini.
Contohnya seperti hasil pemilihan presiden kemarin, dimana hasil di satu TV berbeda dengan TV lainnya. Atau blow up berita-berita skandal remeh tapi digemari orang, yang katanya digunakan sebagai penutup berita krisis yang lebih besar.
ISIS begitu heboh dibicarakan sebagai organisasi teroris, di lain pihak, ada yang menayangkan kalau mereka sebenarnya adalah organisasi biasa, hanya saja, ada kelompok lain yang menggunakan nama ISIS untuk melakukan perbuatan jahat. Mungkin sama juga dengan muslim. Kami muslim di Indonesia biasa-biasa saja menjalani hidup saling toleransi beragama, tapi di negara bagian lain di dunia, ada orang-orang yang mengatasnamakan muslim dalam kegiatan terorisme, membuat berita heboh sehingga muslim dibenci dan ditakuti dimana-mana.
Blow up satu serangan di suatu negara, melupakan serangan sehari-hari di negara lain. Yang lebih mengerikan lagi, adanya profesi yang disebut sebagai "crisis actor". Sandy Hook adalah yang sedang ramai dibicarakan di medsos. Dia adalah sosok wanita yang selalu tertangkap kamera berada di tempat kejadian terorisme. Apa ini? 
Ada unsur politik dalam tiap tayangan.. Itu kata seseorang yang saya kenal.
Sounds like the illuminati thing.. Hehe.. no..no.. Maksud saya adalah, orang-orang gencar membicarakan infiltrasi illuminati dalam dunia entertainment. Bagaimana kalau illuminati hanya cerita yang dibuat orang supaya masyarakat tidak sadar kalau orang terdekat yang mengacaukan tayangan di berbagai media untuk kepentingan politik tertentu. Saya tidak sedang membicarakan partai tertentu atau kubu tertentu di Indonesia. Tapi, melihat kompleksnya arus berita dunia akhir-akhir ini membuat saya bertanya-tanya, "Who's the Coriolanus Snow behind all these??"
Anyway..media masa kini..
Saya tidak pernah nonton channel TV luar negeri. Hanya FOX Movies, National Geographic Explorer dan SBS drama yang ada di TV saya. Dan mereka tidak menayangkan human reality show. So, saya hanya tahu reality show yang sedang booming di Indonesia. Entah saya yang semakin tua dan semakin apatis dengan artis-artis jaman sekarang, atau memang orang-orang yang muncul di infotainment dan reality show akhir-akhir ini bukan benar-benar public figure?
Kalau kata Dan Brown dalam buku Angels and Demons, "Nothing captures human interest, more than human tragedy."
Masyarakat menyukai konflik yang diderita orang lain, dengan begitu mereka akan merasa bahwa kehidupan mereka tidak terlalu buruk. Dan ada pihak-pihak yang bisa memanfaatkan keadaan ini untuk membuat suatu reality show. Drama.. drama dimana-mana.. Drama kehidupan orang yang kita tidak pernah lihat di film atau di panggung seni manapun. Bagaimana kabar Maudy Ayunda? Sherina sekarang sudah secantik apa? Agnes Mo udah duet bareng siapa lagi? TV dipenuhi konflik-konflik kurang penting sampai kita lupa kalau ada orang-orang berprestasi yang bisa menjadi teladan lebih baik. Bisa jadi suatu saat tetangga kita masuk TV, tampar-tampar wajah orang.. hehe..
There's a meme that said,
pict from: redbubble.com


Selasa, 10 November 2015

RATING FILM

kadang saya mencari tentang sesuatu yang sepele di Google, dan hebatnya, Google selalu memberi jawaban. Entah itu tentang cara membuat kue, mengatasi HP kecemplung air, suara laptop kresek-kresek, cara mengatasi laptop hang, langkah-langkah menggambar dengan Corel, tata cara di bandara, cara bikin paspor, dan masih banyak lagi. Bahkan untuk melihat apakah grammar yang saya pakai sudah benar, sebelum nge-post di media sosial. 
So, walaupun sepele, sekarang saya akan berbagi info tentang rating film. Yaa.., karena kebanyakan post di blog ini tentang film, maka ada benarnya kalau saya juga mem-post tentang rating film.
Tahu kan rating film? Itu lo yang sebelum film dimulai, biasanya ada layar hijau seperti di bawah ini..
Tu yang ada tulisan PG-13. Nhaa.. itu namanya rating film. Itu kalo filmnya dari Amerika. Karena yang membuat rating ini adalah MPAA alias Motion Picture Association of America. Diukur berdasarkan konten film. Apakah dalam film itu terdapat unsur kekerasan atau seksual. 
Jadi, ada lima tingkatan rating, 
  1. yang pertama adalah G atau General Audiences, dimana semua orang dan semua umur bisa menonton film ini. Biasanya adalah film anak-anak, atau film animasi. Itu juga tidak semua animasi. Contohnya Wall-e, Monster's Inc., Finding Nemo, dan masih banyak lagi.
  2. yang kedua adalah PG atau Parental Guidance Suggested. Karena di dalam film tersebut terdapat adegan yang mungkin tidak bisa diterima oleh anak-anak atau orang tua tertentu. Orang tua harus menonton dan mempelajari film tersebut sebelum mengajak anaknya ke bioskop untuk menontonnya. Misalnya, film anak-anak yang ada unsur horor atau film science fiction. Seperti Nightmare Before Christmas, Frozen, Harry Potter, Star Trek.
  3. yang ketiga adalah PG-13, yang maksudnya dalam film tersebut terdapat adegan-adegan yang kurang pantas dilihat oleh anak-anak di bawah usia 13 tahun. Misalnya, ada adegan perkelahian, perang, saling bunuh, atau kissing. Contohnya seperti The Avengers, Jurassic World, Harry Potter and The Deathly Hallows
  4. yang keempat R atau Restricted. Ini pembatasan penontonnya sudah lebih lagi. Kalo di Indonesia biasanya dibilang film 17 tahun ke atas. Karena sudah banyak adegan kekerasan, lebih sadis, dan kemungkinan besar ada unsur seks yang nggak sekedar kissing. Contohnya, Kick Ass, Alien, Ted, Passion of The Christ, American Pie, Robocop (1987). Hehe.. saya baru tahu kalo Robocop termasuk R-rated movie. Padahal saya dulu nontonnya waktu masih anak-anak. Good parenting, Dad.. =)
  5. Yang terakhir adalah NC-17, artinya, 17 tahun pun dilarang nonton, apalagi di bawahnya. Film khusus dewasa. Titik.
Gambar diambil dari denofgeek.us
So, bagi kalian para ortu atau kalian para remaja yang udah lepas dari ortu, aliran file film di jagad online semakin menggila. Pengetahuan-pengetahuan remeh macam begini yang bisa membantu kalian-kalian membentengi diri dan keluarga dari pengaruh-pengaruh buruk. Film adalah jendela dunia yang lebih menarik daripada buku (menurut beberapa orang). Dari film, saya mendapat banyak pengetahuan tentang luar Indonesia. Dan dari film juga akhirnya saya jadi orang yang nggak "polos" lagi. Yang penting, jaga diri, jaga hati, jangan sampai terlalu terbawa.

Rabu, 28 Oktober 2015

KESEMPATAN HIDUP

Saat Tuhan memberimu kesempatan hidup lebih lama, maka tanyakanlah kembali pada dirimu. Apakah karena kita terlalu baik sehingga masih banyak orang yang menginginkan atau karena terlalu banyak dosa yang harus dibayar?
This question really gives me chill..
Karena bagi saya, jawabannya sangat jelas.. Dosa yang bertumpuk terlalu banyak dan bertambah setiap hari. Bagaimana kalau tidak ada kesempatan untuk memperbaikinya? 
Beberapa minggu lalu, nyaris tertimpa tenda expo yang kena angin kencang, menaiki kapal yang nyaris karam, jalan-jalan pagi nyaris kejatuhan kabel jalan yang kesamber truk. 
Saat terjadi, terasa biasa-biasa saja, tapi saat diingat lagi, God, that was scary, I could've died..
Semoga kita semua bisa mendapatkan kesempatan untuk membayar dosa-dosa ini tanpa harus menunggu akhirat. Amiinn..

Selasa, 20 Oktober 2015

CUMA MIMPI

Let me tell you about my dream. It was such a beautifull dream.. and feel so real that I think I can taste the salty water.
Hari itu saya tidur terlalu malam. Malah hampir pagi. Karena malam Sabtu, jadi bisa bangun agak siang. Dalam mimpi itu, seperti biasa, jam setengah 5 pagi saya sudah terbangun. Tiba-tiba hp yang senantiasa di-silent, berkedip-kedip. Ternyata Mbak Winda.
Entah bagaimana, saya tiba-tiba ada di atas motor mbak Winda, dibonceng seorang cowok yang saya tidak tahu namanya. Sedangkan motor saya, Honda Beat pink kecil itu dinaiki dua orang bule besar-besar. Saya yakin, lututnya pasti sakit terantuk tebeng motor. Bukan khawatir pada orangnya, saya malah khawatir pada motor kecil itu. Baru juga di-service..
Kami bermotor lumayan jauh dari Sumbawa dan sampai di sebuah perkampungan nelayan. Perkampungan yang namanya seperti nama kue.
Kaki saya terendam air laut sampai lutut, sampah terapung di sekitar kaki, dan semakin ke tengah, air semakin tinggi, hampir ke pinggang. Saya mulai panik, karena sama sekali tidak bisa berenang, tapi seseorang menarik tangan saya dan membantu menaiki kapal. Sebuah kapal nelayan kecil yang hanya ditutup sebagian. Laut pagi tenang, ombak tidak terlalu besar dan matahari belum terlalu panas. Dan kapal tiba-tiba berhenti di tengah laut. Di bagian laut yang agak dangkal. Airnya berwarna hijau biru, di dasarnya hidup coral-coral.
Beberapa orang segera menceburkan diri ke dalam air. Snorkling, melihat keindahan bawah laut. 20 menit kemudian, kami kembali melanjutkan perjalanan. Menemukan pulau tidak berpenghuni ini. Kalau dalam film-film horor, pulau seperti ini bisa jadi dihuni monster, zombie atau suku kanibal.

Untungnya, ini adalah mimpi indah. Pasir putih, laut biru tenang, angin sepoi-sepoi. Kami menaiki bukit dan pemandangan dari atas bukit, sungguh tiada duanya. Gradasi warna laut dangkal sampai dalam, sungguh membuat mata berat berkedip. Melihat air sejernih dan pasir sebersih itu, membuat kami tidak bisa menahan diri untuk bermain di dalamnya. Sayang hari sudah semakin siang, kami harus melanjutkan perjalanan lagi. Menuju pulau selanjutnya.


I have never seen this kind of heaven. That's why I'm not pretty sure about reality. I have to convince myself that this is just a dream. But then my feet touched the water, my hand felt the white sand, grabbed a handfull and pour it back to earth. The sound, the easy wave, the silence.. 
Suddenly, I woke up in the morning, on my bed. The beach wasn't there anymore.
I can't believe it. It was so real. Beberapa saat lalu, saya merasa masih di atas perahu nelayan, dalam perjalanan pulang, disambut dengan ombak besar. Ombak yang bahkan lebih tinggi dari perahu yang kami tumpangi. Ombak yang bisa membuat kakimu terangkat hanya untuk berusaha menyeimbangkan diri. Perahu terangkat dan kembali memukul air, menimbulkan cipratan besar ke wajah. It's salty.
Saya bangun pelan-pelan, masih berusaha meyakinkan diri kalau ini benar-benar di atas tempat tidur, bukan perahu yang nyaris karam. Berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi. Meyakinkan diri bahwa yang saya injak adalah lantai, bukan pasir putih yang ditumbuhi macroalgae. Dimana kami harus berjalan sekitar 300 meter dari tengah laut, karena laut sudah mulai surut dan kapal tidak bisa merapat. Melihat ke bawah, tidak ada lubang-lubang kepiting kecil di bawah kaki saya.
 
Saya di kamar, bukan di pantai.. That definitely just a dream..
But then I walked in front of the mirror and gasped.. My face got pretty bad sunburn.. =) 

Jumat, 09 Oktober 2015

DENGAR ATAU JANGAN

Komentar.. komentar.. komentar
Di semua tempat sekarang selalu disediakan tempat untuk berkomentar. Kalau jaman saya remaja dulu sih namanya Kotak Saran. Hehe.. Kalau sekarang, di semua sosial media, berita, iklan atau pengumuman online, di bagian bawahnya selalu ada kolom komentar. Masalahnya adalah, mau didengar atau tidak, itu terserah yang empunya nama. Karena di dunia maya ini, semua orang bebas berkomentar, menggunakan nama dan foto orang lain. Atau bahkan tanpa nama dan tanpa foto. Saya juga bisa menulis keburukan orang-orang yang tidak saya suka di sini. Saya tidak pakai foto, nama Dinar di dunia bukan cuma saya, email juga punya banyak. Tinggal hapus akun kalau mau jelek-jelekin orang.
Tapi tentu saja semua itu pasti ada konsekuensinya. Di jaman berteknologi tinggi seperti ini, saya yang tidak mengerti apa-apa tentang IT, sudah mulai waspada dan hati-hati dalam berbicara atau berkomentar di media sosial. Apalagi mau upload foto-foto. Karena saya yakin, pasti semua yang sudah kita lakukan di dunia maya ini bisa dilacak oleh para ahli IT. 
Setelah menutup akun Facebook, Friendster, dan tidak lagi membuka Twitter, saya masih punya satu akun medsos. Instagram (@dinar_ss). Nggak usah difollow, karena saya juga nggak akan follow back kalau akun kalian isinya seputar selfie. Dari situ saya tahu kalau dunia perkomentaran ini semakin menggila. Orang bersedia membayar hanya untuk mendapat like di fotonya, atau mendapat banyak followers. Dan gilanya lagi, komentar-komentar udah nggak pake mikir.
Kalo di foto-foto saya sih, nggak pernah ada yang komen. Soalnya emang foto-foto geje. hehe.. Nah di foto-foto artis yang banyak haters ini loh. Ampuunnn dah bacanya. Ngeri. Saya yang bukan punya tampang di foto itu aja udah ngeri, apalagi yang punya akun.. Makanya tuh artis jadi ada yang stress. 
Pergaulan dengan teman dekat, olok-olokan seperti itu sih biasa, sudah nggak diambil hati lagi. Tapi kalau orang yang nggak kenal. Jangan doong.. pikir-pikir dulu lah kalau mau komen. Jangan asal nge-judge (nah, ini satu istilah yang ingin saya bahas juga di lain kesempatan).
But anyway, memang orang selalu bisa melihat keburukan orang lain. Keburukan atau cacat kecil bisa kelihatan besar kalau selalu diungkit-ungkit. Misalnya saya, seumur hidup dibilang orang "mata ngantuk", ya selamanya lah orang kalau ketemu, selalu melihat bagian itu.
Recently, I really love to watch this show : 2PM show. Menampilkan game aneh-aneh yang dimainkan oleh anggota 2PM - boyband Korea. These people are really pretty. Maksud saya, mereka adalah manusia-manusia yang diciptakan Tuhan dengan kenampakan lebih baik tanpa operasi plastik (katanya). Tapi massiiihh saja ada yang jadi olok-olokan. Olok-olok antar mereka sendiri sih.. Yang saya heran, kok bisanya orang-orang seperti ini diolok-olok.. =D

Yang ini The Simpsons..

Yang ini Firenose.. =D

Yang ini XL size teeth..
Lucu lagi kalau ada upload foto mereka bareng cewek. Aiihhhh.. komen di bawahnya.. ampuuunnnn dijeeee...

Senin, 05 Oktober 2015

THE VISIT

M. Night Syahmalan adalah seorang legend di bidang horror story. The sixth sense dan The Village adalah dua film favorit saya. Karena yah.. seingat saya, hanya dua film itu yang ceritanya nggak crappy. Setelah itu M. Night mulai buat cerita aneh-aneh. Mulai dari Signs, The Happening, Lady in the Water, dan film aneh-aneh lain. Orang-orang mulai kehilangan kepercayaan pada M. Night. Tidak akan menonton film buatan M. Night. Begitu juga dengan saya. Tapi saat mendengar M.Night kembali menulis dan mensutradarai film horor, saya kembali tertarik.
The Visit adalah film usaha M.Night Syahmalan untuk kembali menarik kepercayaan penonton. 
Dibuat dengan model real footage. Bercerita tentang dua anak remaja berkunjung ke rumah kakek nenek yang belum pernah mereka temui seumur hidup. Belum pernah ketemu karena kakek dan nenek tidak pernah merestui pernikahan orang tua mereka. Baru setelah anak-anak itu menginjak dewasa, kakek dan nenek ini mulai merasa rindu.
Rumah kakek dan nenek ini jauuuuhhhh di desa. Bahkan sinyal pun jarang-jarang (tapi anehnya mereka bisa skype-an). Kakek dan nenek ternyata orang-orang baik. Nenek suka masakin kue, kakek suka ajak jalan-jalan. Tapi ada satu syarat yang nggak boleh dilanggar selama mereka tinggal di sana. Mereka nggak boleh keluar kamar lebih dari jam 21.30. 
(WARNING! THIS REVIEW CONTAINS TOO MUCH SPOILER!)
(Pict from wikipedia.org)
Banyak suara-suara aneh di atas jam 21.30. Saat mereka melihat keluar kamar, ternyata sang nenek bertingkah mengerikan di jam-jam tersebut. Lari-lari, menggaruk-garuk dinding, muntah-muntah sambil jalan. Bukan hanya di jam-jam tersebut. Kadang beliau agak aneh dan creepy di siang hari. Seperti misalnya mengejar anak-anak itu di bawah rumah dengan rambut terurai, merangkak cepat sambil cekikikan. Begitu juga dengan kakek. Menyerang orang tanpa alasan, menyembunyikan sesuatu di gudang sampai berbau menyengat. 
Yang membuat penasaran adalah trailernya. Karena membuat calon penonton bertanya-tanya, "Mungkinkah kakek nenek ini kerasukan? Atau mereka alien? Atau mereka sebenarnya sudah meninggal?"
Hanya saja.. dalam film, menit demi menit menonton.. Mulai muncul perasaan, ini nggak mengerikan. Saya malah kasihan pada kakek nenek yang jadi tokoh antagonis ini. Mereka adalah penderita Alzheimer komplikasi Schizophrenia yang tidak mendapat perawatan apapun, sehingga semakin parah dan parah.
Kalau dilihat dari ketegangannya, saya bisa beri nilai 7/10, tapi kalau dilihat dari realitanya, film ini bisa bikin orang-orang, khususnya remaja dan anak-anak ketakutan pada senior citizen penderita Alzheimer. And that's a very bad influence.

Jumat, 02 Oktober 2015

PLAYLIST

Dalam film "What's Your Number" yang dibintangi Chris Evans dan Anna Faris dibilang kalau playlist itu adalah sesuatu yang private. Karena menggambarkan isi hati atau keadaan emosi seseorang. So, here's my playlist so you can see how I feel right now.. =)

Protonema - Rinduku Adinda
Dewa 19 - Cukup Siti Nurbaya
Base Jam -Takkan Berpaling Cinta
Humania - Ya Udah
ME - Inikah Cinta
Last Child - Pedih
Sheila On 7 - Kita
Melly Goeslaw ft Ari Laso - Apa Artinya Cinta
Gigi - Oooo
The Sota Boys - Tonight
Swann ft Nouella - Black Hole Sun
C.N. Blue - Love
C.N. Blue - Thank You
C.N. Blue - I'm A Loner
2 PM - Hands Up
2 PM - My House
2 PM - Comeback When You Hear This Song
2 PM - 10 out of 10
Jun K. - No Love
Big Bang - Haru Haru
Big Bang - Let's Not Fall in Love
Owl City - Brielle
Owl City - Meteor Shower
Owl City - Vanila Twilight

Jadi, bisakah menebak bagaimana perasaan saya saat ini?? Haha! Nggak jelas alias random.Kalau kata anak sekarang, galau.. Menurut saya, musik itu yang penting enak didengar. Kalaupun arti dari lagu itu sendiri, saya kurang paham. Bukan dari bahasanya. Bahkan lagu berbahasa Indonesia pun kadang saya nggak ngerti apa maksudnya. Terlalu puitis. Contohnya, lagu-lagu tahun 90an. Dewa 19, Gigi, Protonema, dan kawan-kawannya. Misal nii..

Dewa 19 - Restoe Boemi
Kilaumu.. 
Bagaikan mutiara
Menghiasi muka bumi
Warnamu yang kujilati
Sendiri...
Kuyakinkan restu bumi 
Bangunkan jiwaku 
Basuhi raga kita
Restu bumi leburkan hati
Sucikan dari debu dunia

Sejak 20 tahun lalu, saya masih belum mengerti apa maksud lagu itu. Tapi enak didengar, dan sepertinya bermakna sesuatu.. Haha! Dasar otak dangkal, sok-sok dengerin lagu-lagu puitis. Lagu jaman sekarang, mana ada yang maknanya implisit begitu?
Kalau dalam blog ini saya pernah tanpa sengaja menjelekkan atau meremehkan boyband Korea atau tentang cowok-cowok cantik joget-joget sambil lipsing. Sorry.. Mohon maaf sebesar-besarnya. Karena sekarang saya kualat..

Sabtu, 26 September 2015

IT BREAKS MY HEART, WATCHING THESE MOVIES

That Phraoh might have feelings too..
Seumur hidup mendengarkan cerita nabi Musa. Bagaimana kejamnya Fir'aun pada masa itu. Membunuh setiap anak laki-laki karena takut kehilangan tahta. Menganggap dirinya Tuhan, semena-mena dan membunuh siapapun penentangnya. Sungguh manusia biadab. 
Dan muncullah film Exodus Gods and Kings, dibintangi oleh Christian Bale, Joel Edgerton, Ben Kingsley, Sigourney Weaver dan nama-nama besar lain. Menceritakan perjalanan nabi Musa, setelah diusir dari kerajaan, karena ketahuan turunan Yahudi. Musa sempat menyangkal, tapi Ramses yang melihat potensi Musa untuk dicintai raja dan rakyat, merasa terancam kedudukannya, lalu segera mengusir Musa dari kerajaan. Bukan hanya itu, Ramses bahkan mengirim sejumlah orang untuk membunuh Musa. 
Musa terus berjalan sampai menemukan perkampungan, dan membangun keluarga di sana. Sampai suatu hari dia tertarik mendaki gunung yang dikeramatkan oleh masyarakat di sana. Musa selalu penasaran, dan memutuskan untuk mendaki. Ternyata di sana dia bertemu Tuhan, dan mendapat petunjuk dariNya. 
Nabi Musa mengartikan petunjuk itu sebagai sebuah gerakan meruntuhkan tahta Ramses yang semena-mena terhadap kaum Yahudi. Maka dia pergi meninggalkan keluarga barunya untuk menyelamatkan bangsa Israel (Yahudi) dari perbudakan Ramses. 
Dalam cerita-cerita lain, film-film tentang Nabi Musa selama ini, sisi yang akan saya bicarakan ini tidak pernah diperlihatkan. Sisi dimana Ramses (yang menurut saya diperankan dengan sangat baik oleh Joel Edgerton), ketakutan. Dalam tindakannya yang semena-mena dan ringan tangan dalam menghunuskan pedang, ada ekspresi cemas, resah, ketakutan. Dia takut karena tahu Musa lebih kuat, takut kalau Musa benar, tapi ego-nya terlalu tinggi untuk percaya pada Tuhan Musa dan mengalah begitu saja. Dia semakin ketakutan saat wabah dan bencana alam datang menyerang.
Dan bahwa Ramses juga punya rasa cinta. "You can sleep well because you know that you're loved. I've never sleep that well.". Tidak pernah terbayang dalam otak saya bahwa manusia yang sangat kejam dan menganggap dirinya Tuhan, memiliki rasa cinta yang amat sangat pada buah hatinya. And it breaks my heart, melihat Ramses menangisi kematian anaknya. (SPOILER ALERT!!). Satu alasan yang akhirnya membuat Ramses semakin membenci Musa dan kaumnya. Mengejar Musa, mengorbankan pasukannya habis ditelan Laut Merah. Tidak peduli lagi akan kelanjutan kerajaan kelak. 
Yang kedua adalah Chappie. Keberadaan Hugh Jackman dalam film ini membuat saya ragu untuk mulai menontonnya. Jangan-jangan ini mirip-mirip Real Steel? Karena di trailernya ada gambar Hugh Jackman mengendalikan robot besar dari jarak jauh. Turns out, it was a heartbreaking movie. In a good way. I mean, the movie was great. Great story, great actors. But when Chappie said, "Why did you build me to die, maker?". Tears.. That was like.. the very basic question from a living thing who just realized that they're going to die at anytime. Dan betapa lugunya robot ini, dalam melihat dunia dan mempercayai orang-orang di sekitarnya, yang tiada henti mengkhianatinya.

  
Believe me, this is not just a robot movie. (SPOILER ALERT!!) There will be no robot fight, robot who will turns to something, or save people by crushing their world. Film ini sangat manusia. Dipenuhi oleh nafsu busuk manusia.

Selasa, 22 September 2015

ONE WISH, GRANTED.. - THE NUMBER 23 (the end)

Have I told you before about the number 23? Number 23 of my life..
Hampir semua kejadian bersejarah dalam hidup saya, diikuti oleh angka 23. NIM saat kuliah, tanggal ujian skripsi dan tesis, urutan duduk saat wisuda, nomer rumah, dan masih banyak lagi. Bukan bermaksud sirik dan mendewakan angka ini, berhati-hati di setiap tanggal 23, atau bikin sesajen di tanggal tersebut. But I feel so close to this number. 23.
So, hari terakhir perjalanan di Thailand, tanggal 30 Mei 2015 (3+0+5+15), kami menunggu mobil sewaan di halte depan Jatujak Market. Mario Maurer lewat.. whaaaa... Haha! Ngayal..
Jarak dari pasar ke bandara hanya makan waktu sekitar 20 menit. Kami turun dari mobil dan segera mengatur barang-barang yang baru dibeli. Karena tas ransel sudah penuh, maka kami beli satu tas plastik dan harus membayar biaya bagasi patungan (mahal, bo'..). 
Setelah melewati imigrasi, taruh bagasi, kami bareng-bareng nunggu datangnya pesawat Bangkok-Jakarta. Mas Gong menggunakan kesempatan ini untuk mengajari kami cara menulis yang baik. Bagaimana seharusnya tulisan perjalanan itu dibuat. Dan tentu saja tidak seperti tulisan dalam blog ini. Haha!  
Sembari menunggu, mata saya tertuju pada benda ini. Entah apa istilahnya di dunia penerbangan. Lorong yang jadi penghubung pintu keluar dari bandara ke pintu masuk pesawat. Itu adalah lorong dimana pesawat Bangkok -Jakarta akan berhenti menunggu kami. Ada angka 23. Hari terakhir di negara impian saya, diiringi oleh angka 23.
Di dalam pesawat, saya membuka tas untuk mengambil permen. Di dalam tas ternyata masih tersimpan amplop dari Gong Travel yang berisi tiket pesawat Jakarta-Bangkok. Lihat angka di tiket itu. 23
Ternyata, hari bersejarah saya meninggalkan Indonesia menuju Thailand, juga diikuti angka 23.. =) 
Anyway, Thailand was great. Selama seminggu saya di sana, mereka tidak men-judge penampilan kami. Mereka membiarkan kami foto-foto di kuil, padahal kami sendiri tahu kalau sebenarnya itu tempat ibadah dan ada orang yang sedang beribadah. Satu hal itu yang membuat saya merasa bersalah saat sakit hati ada orang asing foto-foto dalam masjid. Ternyata kami juga sama, seenaknya foto-foto di tempat ibadah orang.
For having a chance to see this country with my own eyes, I say. Alhamdulillah.. =) 

Senin, 21 September 2015

ONE WISH, GRANTED.. (9)

30 Mei 2015
Hari terakhir di Thailand.. Huhu..sedih sih, tapi kalau dirasa-rasa, memang lebih enak di negara sendiri.. =)
Pagi itu mbak Wawat mengajak saya nyari sarapan beneran. Maklumlah, beberapa hari di sana, kami tidak pernah sarapan makanan sebenarnya. Di depan hotel ada 7-11 yang jual nasi instan, roti bakar dan lain-lain. Mungkin karena hari terakhir, mbak Wawat pingin menunjukkan tempat makan makanan sebenarnya. 
Tidak jauh dari penginapan, ada warung muslim. Hari pertama kami datang, warung itu sudah tutup karena kemalaman, alhamdulillah pagi itu kami berkesempatan mencicipi masakannya. 
Warung tersebut terletak di sebuah gang senggol. Kalo di Jember, sama seperti di warung pecel Walisongo. Menu yang ditawarkan adalah nasi ayam (kata penjualnya). Tadinya saya membayangkan nasi lalapan, karena yang dipajang di sekitarnya adalah ayam crispy, sayur-sayur mentah, sambel dan ada sepanci gede sop (menurut saya). Ternyata setelah disajikan, adalah nasi, ayam crispy, semangkuk sop, dan sambel encer yang rasanya supeeeerrrr sekali..sip jooss..sulit dilupakan. Cocok sekali untuk lidah saya yang tidak terlalu suka pedas. Pedas, asam, manis, dipake cocolan ayam crispy. Tidak kalah rasa sopnya. Gurihnya pas!
 Setelah makan enak, hehe.. kami kembali ke penginapan, menunggu mobil jemputan. Karena hari terakhir, maka diputuskan, ini adalah saat berbelanja oleh-oleh. Tujuan utama adalah Jatujak Market, pasar seni istilahnya kalau di Indonesia. Tempat bermacam oleh-oleh. Mulai dari suvenir, kaos, jajanan, patung-patung sampai hewan peliharaan. Tapi, karena letaknya dekat dengan bandara, sebelum kesana kami diajak sekali lagi mengunjungi beberapa tempat wisata. Salah satunya adalah Golden Palace, alias istana raja. Nggak sampe masuk sih, cuma poto-poto di depannya aja. haha! Yang kedua adalah Wat Pho, tempat patung raksasa Budha tidur. Maksudnya bukan Budha itu adalah raksasa, saya tidak tahu seberapa besar Budha, tapi patung Budha tidur di Wat Pho dibuat dalam ukuran sangat besar. Kalau tidak salah baca di keterangannya, panjangnya sekitar 46 m.

Haha! ini fotonya yang kebalik ato tukang fotonya yang nggak bener??
Setelah dari Wat Pho kami diajak mengunjungi galeri perhiasan. Saya lupa apa nama tempatnya, dan tidak ada bukti foto. Tapi ini bukan hoax. Tempat itu sungguh ada. Awal masuk, kami disambut resepsionis menawarkan minuman dingin. Setelah itu kami dibawa ke ruangan selanjutnya yang ternyata berisi pengrajin perhiasan. Mulai dari sini, pengambilan gambar dilarang. Baru saya sadar, pemandangan seperti ini sebenarnya pemandangan biasa di Indonesia- pengrajin batu akik di pinggir jalan. HAnya saja, disini dikumpulkan di satu tempat sehingga tampak sangat elegan. 
Dari kumpulan pengrajin, kami diajak memasuki galeri. Sungguh.. Sumpah.. Saya yang tidak pernah tertarik pada perhiasan saja, terpukau memasuki galeri itu. Galeri dibagi menjadi beberapa cluster, tergantung jenis batunya. Segala jenis batu dan mutiara ada di sana, dengan design unik dan menarik. Etalase dan pencahayaan yang tepat membuat perhiasan-perhiasan itu tampak mahal. I feel so underdressed. Hebatnya, mereka memperlakukan semua customer dengan baik. Kami yang memasuki galeri itu dengan model gembel ini, tetap dilayani saat bertanya. Bahkan kami diperbolehkan menyentuh dan mencoba perhiasan tersebut. Harganya tidak main-main, kalau dirupiahkan, ada yang mencapai puluhan juta. Mereka melayani dengan senyum ikhlas. Hebat sekali. Kalau di kota saya, jangankan toko perhiasan, toko jilbab bermerk aja pelayannya sudah sok banget. Kita yang bertampang gembel ini tidak segera dilayani, beda dengan cara melayani hijaber-hijaber trendy yang mungkin malah nggak beli.
Dari galeri itu, barulah kami menuju Jatujak Market, dan langsung menyebar ke segala arah untuk mencari oleh-oleh. Kalau nyari oleh-oleh sih biasa, sama seperti ke Pasar Sukawati di Bali. yang luar biasa itu jajannya. Sebenernya jajanan-jajanan ini ada dan tersedia di Indonesia. Macam gorengan, juice, es yogurt, es kelapa. Yang berbeda adalah kemasan dan penyajiannya.
Es kelapa muda, bisa pilih es kelapa muda aja, atau plus es krim. Udah cuaca panas, abis jalan-jalan di pasar, minum es kelapa muda, pake es krim pula..Heemmmm...sluurrpp..
Ada juga gorengan udang, kentang, telur puyuh. Gambar buah-buahan dalam gelas itu maksudnya, kalo ada yang beli, langsung deh buah satu gelas itu di-juice. Heeemmmm..=) Foto yang terakhir adalah es yogurt. Selain itu ada juga makanan-makanan dari babi. Alhamdulillah mereka menghargai kami. Melihat kami tertarik dengan barang dagangan mereka, langsung penjualnya memberi peringatan, "Pork bun.. Pork bun..", sambil senyum ramah. Ada cluster makanan halal, dekat pintu keluar. Yang jual semua pake jilbab, dan rata-rata jual ayam goreng.
Waktu untuk pulang pun tiba. Setelah dari pasar seni, kami kembali menaiki mobil sewaan untuk perjalanan terakhir di Thailand. Perjalanan menuju bandara Don Mueang.

Bersambung...

Sabtu, 19 September 2015

ONE WISH, GRANTED.. (8)

29 Mei 2015
Hari itu adalah hari bebas. Temanya, rekreasi. Hehe.. Pagi-pagi kami sudah bangun, bersiap menuju tempat wisata selanjutnya. Di itinerary tertulis, Suphattra Land. Menurut informasi, Suphattra Land ini hampir sama dengan Kusuma Agrowisata di Batu, Malang atau Taman Buah Mekarsari di Bogor. Travel Gong mengusulkan tempat ini karena tahu kami orang-orang pertanian. Padahal kami sama sekali nggak ngerti tentang pertanian. Haha! Sekitar jam 8 pagi kami sudah bersiap di depan penginapan, menunggu mobil sewaan. Keren kan? Saya di Indonesia aja nggak berani pake mobil sewa, takut mahal, ini di negara orang malah sewa mobil. Gede pula mobilnya. Nggak tahu deh, berapa harga sewa mobil ini.
Setelah beberapa saat bernegosiasi, kami pun berangkat. Menyusuri jalanan kota Bangkok di pagi hari ternyata tidak jauh berbeda dengan di Indonesia, sama-sama macet. Salah satu hal yang menyenangkan dari perjalanan ini adalah, pemandu wisata kami, Mas Gong, tidak lelahnya menghidupkan suasana perjalanan dengan mengajak kami berdiskusi membandingkan Thailand dan Indonesia. Seperti misalnya, kenapa pariwisata Thailand tampak lebih laku daripada Indonesia. Topik-topik seperti itu yang akhirnya merangsang para wartawan yang ikut dalam rombongan kami untuk heboh berdiskusi. Saya yang tidak terlalu mengerti masalah sosial politik, tidak bisa menahan kantuk lagi. Apalagi semalam baru begadang di jalanan.
Tidak lama terlelap, kami terbangun karena ada dua anggota tour mabuk darat. Haha!
Ternyata jarak dari kota Bangkok ke Suphattra Land cukup jauh. Sepertinya sekitar 2 jam perjalanan. Letaknya di pedesaan Thailand.
Saat memasuki halaman parkir, serasa masuk ke tempat wisata di pedesaan Jember. Tempat parkirnya tidak beraturan dan bisa seenaknya. Hehe.. Turun dari mobil, kami sudah langsung diserbu calo kendaraan untuk mengitari area wisata. Tapi tentu saja harus beli tiket dulu. Harga tiketnya lumayan mahal, 400 baht atau sekitar 160 ribu. Setelah itu ada semacam kereta kelinci yang bertugas mengangkut kami. Kereta kelinci ini tidak menunggu penumpang penuh. Saat anggota grup sudah naik semua, kereta langsung jalan berkeliling area agrowisata.
Kami diajak berkeliling di perkebunan buah-buahan tropis yang sangat luas. Setelah itu, kereta kelinci berhenti di sebuah pit stop, yang ternyata tempat menikmati buah-buahan yang dilihat selama perjalanan tadi. Gratis makan sepuasnya dan sebuasnya. Haha! Tidak perlu repot mengupas, langsung santap..
Setelah puas makan di tempat buah, kami kembali menaiki kereta kelinci. Tadinya saya pikir tour taman buah ini sudah selesai. Ternyata tidak, kami dibawa keluar dari area perkebunan, menyeberangi jalan dan masuk ke area kebun lain. Perkebunan madu dan sayur. Dan di ujung perkebunan sayur itu, kami diperbolehkan makan salad sayuran sepuasnya. 
Sayangnya, beberapa dari kami tidak terlalu suka makan sayur. Mereka maunya buru-buru ke tempat wisata selanjutnya - Pataya.
Perjalanan ke Pataya ternyata juga cukup jauh. Sekitar 30 menit dari Suphattra Land, kami sudah memasuki area Pataya. Hampir sama dengan sekitar pantai Kuta Bali. Banyak pertokoan dan cafe-cafe unik.Anehnya, mobil kami muter-muter aja di area pertokoan itu. Ujung pantainya nggak ketemu-ketemu. Pas ditanyain, dia jawab pake bahasa Thailand, akhirnya kami sama-sama bingung. Jangan-jangan orang ini belum pernah ke Pataya juga.. 
Akhirnya setelah 30 menitan muter-muter, ketemu juga pantainya.. Dan kami pun turun dari mobil.
krik..krik..krik.. Ini pantainya?? 
Mohon maaf saya nggak ambil foto Pattaya, karena sama sekali tidak menarik. Ngabis-ngabisin kuota foto..
Satu foto ini bisa menggambarkan bagaimana pantai itu. Kalau di TV sepertinya gambar yang diambil dari daerah sekitar Pataya, bukan pantainya. Tidak lebih dari 10 menit kami berdiri di pinggir pantai dan langsung memutuskan untuk pulang. Sebelum pulang, kami memutuskan untuk mencari tempat shalat terlebih dahulu, karena tadi waktu muter-muter, kami sempat melihat beberapa resto dan toko dengan tulisan Arab. Lagi-lagi kecewa, mungkin kami harus belajar bahasa Arab juga di sini. Kami mampir ke beberapa toko untuk numpang shalat, ternyata mereka tidak punya tempat untuk itu. Masjid juga sangat jauh. Mau tidak mau, kami shalat di dalam mobil.
Sekitar hampir magrib kami sampai di penginapan. Karena masih sore, kami memutuskan untuk jalan-jalan dulu di alun-alun Bangkok yang sepertinya sedang ada acara perayaan keagamaan.
Berbeda dengan alun-alun Indo, yang seringkali dipenuhi orang jalan-jalan. Alun-alun di Thailand dipakai tidur-tiduran. 
Setelah dari alun-alun, saya dan duo Winda mampir ke Khaosan Road untuk belanja oleh-oleh. Sebenernya esok hari, kami masih mampir ke pasar seni, tapi karena males bongkar-bongkar ransel setelah belanja, akhirnya kami memutuskan menuntaskan belanja di Khaosan Road.. Selain belanja, ada satu kuliner Thailand yang sangat bikin penasaran. Serangga goreng. Di atas adalah foto bermacam-macam serangga dan ulat pohon yang sudah dimasak dan diberi bumbu. Ada belalang, jangkrik, ulat pohon, ulat daun, laba-laba dan kalajengking. Harganya lumayan mahal untuk makanan yang bahannya diambil dari mengeruk tanah - 40 baht - sekitar 16000an. Kalau mau motret aja, bayar 10 baht. Daripada rugi ya mending beli sekalian. Dalam agama saya, serangga adalah makanan halal. Hanya saja, saya tidak tahu apakah serangga yang dijual di sini dimasak menggunakan penyedap atau minyak babi. Semoga Tuhan melindungi kami.. hehe.. Saya beli ulat pohon. Dan rasanya tidak terlalu mengecewakan. Seperti ulat. Karena saya tidak bisa mengingat makanan apa yang rasanya seperti itu. Yang pasti, teksturnya empuk dan kesat, bagian dalamnya kopong. 
Bersambung lagi yaa.. 
Besok adalah hari terakhir kami di negeri impian saya ini.. =)

Kamis, 17 September 2015

ONE WISH, GRANTED.. (7)

Masih 28 Mei 2015..
Karena kelelahan ber-running man ria, kami akhirnya duduk-duduk di depan kampus. Tragedi tadi mengacaukan rencana kami. Tadinya kami berencana main-main kesana kemari setelah dari kampus. Sudah jam 3 lewat, kami hanya leyeh-leyeh kecapean di teras kampus. Gak tahu mau kemana. Akhirnya sang pemandu wisata dadakan kami - Mbak Wawat, mengusulkan untuk berwisata menyusuri sungai Chao Phraya. Haduuhhh.. siang-siang, panas.. Bayangkan aja Surabaya, jam segitu, udah udara pengap, habis keliling kampus berhektar-hektar luasnya, eeehhhh.. malah diajak maen di sungai.. Kebayang aja sungai seperti di film Pee Mak, yang kita harus dayung sendiri perahunya.
Dengan berat hati, naik bus yang lumayan bagus, kami menuju dermaga sungai tersebut. Tidak disangka, ternyata sungai Chao Phraya adalah sungai besar yang juga digunakan untuk jalur transportasi umum. Dan untunglah perahunya gak perlu didayung sendiri. Hehe..
Ini mungkin adalah deretan kapal pesiar untuk wisatawan yang lebih berduit karena penumpangnya lebih sedikit dan fasilitasnya tentu saja lebih bagus. Menurut sumber lain, tiket naik kapal-kapal ini bisa sampai 500 baht atau 200 ribu. Kapal yang kami tumpangi cuma 15 baht alias 6000 rupiah saja untuk jarak yang sangat jauh..

Kernet kapalnya lumayan manis sih.. cuma dia kurang fotogenic aja.. HAha!!
Sekitar 1 jam kami menaiki kapal. Sungai berisi ikan keramat itu ternyata mengalir di sisi kota Bangkok. Suatu pengalaman baru, menyusuri sungai yang di sisi-sisinya berdiri megah kota Bangkok.
Saya lupa kapal itu berhenti di dermaga mana, yang pasti, setelah melewati dermaga dekat kuil besar. Kami turun dari kapal, dan Mbak Wawat membawa kami berjalan sekitar 300 meter dari dermaga tersebut. Ternyata, tidak jauh dari sana, kami menemukan sebuah masjid yang sedang dalam pembangunan. Lupa juga apa nama masjid itu. Tempat wudhunya bersih dan disediakan mukena di dalam masjid. Hanya saja, tempat shalat ini juga digunakan sebagai tempat penyimpanan barang, alias setengah gudang. Satu hal yang paling berkesan dalam perjalanan ini adalah, kami bertemu dengan muslimah-muslimah Thailand. Wajahnya serupa dengan wajah kita-kita Asia Tenggara, hanya saja kami tidak mengerti saat mereka mulai berbicara. Haha!
Yang paling saya ingat dari muslimah di Thailand adalah, saya belum pernah menjumpai hijabers, atau muslimah-muslimah trendy. Selama seminggu sampai saya kembali ke Indonesia, semua muslimah menggunakan hijab syar'i sederhana. Yah, mungkin itulah beda muslimah Indonesia dengan muslimah negara lain.Setelah shalat ashar, kami mampir ke sebuah tempat wisata belanja bernama ASIATIQUE. Jaraknya hanya sekitar 20 meter dari masjid. Tempat belanja santai. Kalau kami berangkat sejak siang tadi, mungkin bisa berlama-lama di tempat itu. Tempatnya sangat nyaman, bernuansa vintage western dengan lorong-lorong lumayan luas untuk berjalan-jalan. Suasanyanya adeeemmm.. Ada tempat bermain atau sekedar foto-foto. dan banyak cafe unik atau sekedar street food yang menjual snack sampai makanan berat dengan harga sangat terjangkau.

Menjelang magrib, dengan berat hati kami meninggalkan ASIATIQUE. Ternyata ASIATIQUE ini lumayan jauh dari penginapan. Kami harus naik bus sekali dan dilanjutkan taxi, karena tidak tahu mau pilih bus apa. hehe..

Setelah shalat magrib, mbak wawat mengajak kami, orang-orang desa ini untuk mencicipi pengalaman baru, naik kereta bawah tanah, alias tube.. =)
Karena sekarang sudah tahu, saya mau bragging di sini. Haha! Caranya, ada mesin untuk bayar tiketnya. Tapi mesin itu untuk uang koin saja. Jadi kalo punya uang kertas, harus ditukar dulu dengan koin, ntar pilih mau kemana, baru masukin koin ke mesin, nanti keluar deh kartunya. Harga tiketnya sekitar 40-60 baht. Kartu ini nanti dimasukkan untuk membuka gerbang menuju ruang tunggu. MRT atau tube, caranya sama, bentuk kartunya aja yang beda.
Etika di dalam MRT, diam, jangan berisik, apalagi bikin ribut. Main gadget aja. Haha! Nggak tahu juga sih apa etikanya, cuma itu perilaku orang yang saya lihat di dalam dua alat transportasi berkecepatan tinggi tadi.
Turun dari MRT, sebenernya kami nggak terlalu jauh dari Mall Paragon, tapi males, walopun dibilang mallnya beda, tetep aja di dalam kepala saya, mall ya begitu-begitu itu. Hehe.. Akhirnya kami cuma berdiri di pinggir jalan sambil makan buah.Di negara orang kalo ilang gimana rasanya ya? Ya inilah rasanya. Setelah naik kereta berkecepatan tinggi, kami baru sadar kalo berada sangat jauh dari penginapan. Mau tidak mau, akhirnya naik taxi lagi. Dan karena taxinya tidak mau menerima penumpang lebih dari 4 orang, kami pun terpisah dua taxi. Tujuannya satu tempat yang dikenal semua orang, KHAOSAN ROAD. Sayangnya, satu taxi berhenti di ujung dekat penginapan, dan satu lagi berhenti di ujung seberangnya. Dari ujung ke ujung berjarak sekitar 300 meter. Bukan masalah jarak, tapi diantara dua ujung itu, berjajar pasar seni, pasar fashion, club malam, club erotis, dan lain-lain dan lain-lain. Dan saat itu sudah jam 10 malam. Berbagai macam manusia dari seluruh dunia berkumpul di jalan yang tidak terlalu lebar itu untuk bersenang-senang. Penari erotis mulai yang beneran cewek sampai yang jadi-jadian, semua ada. Entah kenapa, saya mengajukan diri untuk menyebrangi lautan party itu untuk mencari teman-teman yang turun di ujung seberang. Huufffhhh.. kalo nggak begini, nggak bakal tahu gimana hebohnya dunia malam. hehe..

bersambung lagi yee.. =)


Senin, 31 Agustus 2015

ONE WISH, GRANTED.. (6)

28 Mei 2015, hari inilah misi utama kami. Memperkenalkan kampus baru ke salah satu kampus internasional di Thailand. Setelah tengah malam sendiri menikmati yum yum, dan tidur lewat tengah malam, untungnya saya tidak bangun kesiangan. Sudah dibilang sebelumnya kalau tur ini temanya backpacker. So, jangan membayangkan kami menginap di hotel berbintang 1. Harga penginapan ini hanya 200 baht semalam, alias 80ribu rupiah. Hotel kecil di dekat rumah saya saja semalam 150ribu! Pertama kali menginjakkan kaki di penginapan itu, seperti masuk ke set film Freedomland, apartemen orang-orang perbatasan. Pinggir jalan yang super rame. Di malam pertama, mbak Winda dan Miss Winda sudah jadi saksi orang mabok ribut di jalan.

Kamarnya sempit, nggak ada tempat sholat, jadi sholatnya di atas kasur. Kasurnya keras seperti tumpukan kardus diberi sprei, untungnya ber-AC dan air lancar. Kalau ibu saya tahu, pasti sudah nangis beliaunya. Hehe.. So, don't tell my mom.. =)
Karena super capek, kasur keras pun tidak terasa. Saya tidur nyenyak dan bangun tepat waktu dengan badan segar dan mata terbuka lebar. Benar-benar kondisi tubuh yang saya harapkan untuk hari itu. Orang-orang yang masih trauma dengan sate semalam, pagi itu mencoba paket sarapan makanan instan yang dijual di 7-11 depan penginapan. Saya yang tidak biasa sarapan berat, hanya mengambil roti isi kacang merah dan air putih. Herannya, ada yang bertanya, "Eh, halal nggak tuh?". Memang nggak ada logo halalnya sih.. tapii.. selama nggak ada daging, saya rasa aman. Hehe..
Setelah marahin 2 wartawan yang seenaknya mau pake sandal jepit dan celana pendek, kami pun berangkat menuju kampus, naik bus umum. Kami harus jalan dulu sekitar 300 meter ke halte bus. Naik bus cuma 9-15baht/orang, alias 3000-6000an/orang. Ternyata orang sono juga rajin-rajin. Jam setengah 8 sudah pada buka lapak. 45 menit naik bus, sampailah di kampus.
Kampus yang kami kunjungi bernama King Mongkut's University of Technology North Bangkok atau disingkat KMUTNB.
Dan yang menyambut kami adalah Fakultas Teknik Kimia dan Proses TGGS (Thai-German Graduate School). TGGS sebenarnya adalah sekolah pasca sarjana berbasis industri yang sudah bekerja sama dengan Jerman. Sekolah hebat dan keren lah pokoknya, kampus kami jelas tidak ada apa-apanya dibanding kampus ini. Tapi alhamdulillah mereka menerima kami dengan sangat baik. Bahkan dekannya tertarik untuk pergi ke Sumbawa suatu saat nanti. Di kampus ini kami presentasi memperkenalkan kampus, begitu juga dengan mereka. Setelah itu kami dibawa keliling F.Teknik Kimia tersebut.
Tidak usahlah saya ceritakan terlalu banyak tentang apa yang kami bicarakan dengan para pejabat kampus ini. Saat diajak keliling kampus, masuk laboratoriumnya, perlu saya ingatkan kalau ini adalah University of Technology. Jadi, mereka ini semua adalah anak-anak teknik, yang stereotype-nya di Indonesia tuh yang lusuh-lusuh, jarang mandi, cuek. Di sana, wheee.. jauuuuhhh dari kata lusuh. Dan mereka ini bukan anak-anak sembarangan. Masing-masing punya tugas sendiri dalam proyek industri besar.. Keren-keren dah pokoknya mereka.. =)
Anyway, walaupun sekolah internasional, ternyata nggak semua mahasiswanya bisa berbahasa Inggris. Mahasiswa diberi tugas melakukan interview dengan beberapa mahasiswa. Sayangnya mereka lagi sibuk ujian, dan itu tadi, tidak semua bisa berbahasa Inggris. Berjalan-jalan di dalam kampus ini seperti masuk dalam film Shutter, semua mahasiswa diwajibkan berseragam atasan putih, bawahan hitam. Celana panjang untuk cowok dan rok untuk cewek. Kata mbak Wawat, ini adalah kebijakan raja. Mungkin supaya semua setara.
Ada satu tragedi yang kalau diingat jadi terasa lucu dan nyebelin. Melibatkan beberapa orang dan kartu telepon yang tidak mau dibeli. Haha! MAksud saya, kami sama-sama sayang duit kalau mau beli kartu telepon, dan akhirnya, benda itu tidak ada saat dibutuhkan. Jadilah kami ber- running man ria, mencari "sesuatu" yang hilang. Lucunya, saya pergi ke satpam, siapa tahu dia melihat "sesuatu" yang kami cari itu. Eee.. bukannya dijawab, dia malah mengajak saya masuk ke dalam gedung. Entah gedung apa, karena semua keterangan ditulis dalam huruf Thai. Kami diajak ke lantai atas gedung tersebut. Berbeda dengan gedung TGGS yang kami kunjungi pagi tadi, dimana ruang-ruangnya sudah didesign modern dan minimalis. Gedung kali ini mempunyai design interior yang unik. Berbau kerajaan Thailand, banyak patung-patung dan lukisan.
Orang yang mengajak kami tadi berhenti di depan sebuah ruangan. Saya dan satu orang mahasiswa masih terbingung-bingung. Kantor siapa ini?? Baru saya sadar setelah baca tulisan kecil di kaca depan. Ternyata itu adalah kantor wakil rektor urusan kerjasama luar negeri! DHAANGG!! Gila! Bisa malu-maluin ini! Tapi terlambat, saat kami sudah hendak lari kembali ke teman-teman, sang satpam sudah mempersilahkan kami masuk ke dalam ruangan. Berusaha untuk tidak cengengesan, saya meminta maaf sejadi-jadinya, kalau ini hanya salah paham, dan sebenarnya bisa kami selesaikan sendiri..
Untung ibu itu super baik, beliau malah mengantar kami kembali ke teman-teman.. huhu.. Malunya itu loh..
 
 
Bersambung lagi yah.. =) 

MARATHON SABTU

Ya ampuunn.. udah menjelang 39 tahun bukannya buat sesuatu yang berguna, malah marathon drakor.. haha.. Emang lebih oke nonton review di You...