Senin, 30 Agustus 2021

MALES

Procrastinating is my speciality..

Menunda-nunda pekerjaan atau tugas sampai waktu udah dekat. Padahal tidak tahu, siapa tahu lima menit lagi mati. Seperti misalnya sekarang, harusnya ada pembahasan yang harus saya tulis. But yah, i prefer blogging about unecessary thing. Tadinya pengen bahas Whisperring corridors: the humming. Whispering corridors adalah salah satu franchise horor yang saya ikuti sejak film pertamanya. Selalu full twist khas horor Asia lah ya.. Setelah film ke-lima berjudul "Blood Pledge" tahun 2009, franchise ini berhenti. Indonesia mencoba melanjutkan franchisenya dengan kerja sama membuat Whispering corridors versi Indo berjudul "Sunyi" tahun 2019. Dapat pujian sih, sepertinya karena kerja sama dengan CJ entertainment. Tapii.. menurut saya biasa saja. Tidak seseru film ori-nya.

Anyway, baru kemarin saya tahu mereka produksi lagi setelah 12 tahun. Tadinya cerita biasa-biasa saja, guru baru, liat hantu, tapi lama-lama, ternyata mengangkat isu sensitif seperti pelecehan guru terhadap siswa, bahkan sejarah Gwangju. Akhirnya saya takut mau bahas. Takut salah info dan berakhir penyelewengan sejarah. Apalagi ada kemunculan tentara jahat di akhir-akhir. Sementara film tentara-tentaraan Korea yang kita lihat selama ini so sweet banget. Apalagi tahu idol-idol itu semua pada pergi wamil, kan seperti impossible gitu ada tentara jahat. Kalau baca di internet sih, di tahun 80an ada kerusuhan atau pemberontakan di Gwangju. Saya sejarah negara sendiri aja kurang paham, apalagi sejarah negara lain. Gak jadi bahas ah, yang jelas itu film awalnya biasa saja, tapi twistnya dalem banget. Dan pemeran utamanya katanya lagi hitz banget, alumni drakor rating tertinggi.   

Pengen pamer aja sih, setelah sejak 2008 kehilangan rambut panjang, akhirnya rambut saya panjang lagi. Hanya saja sekarang udah memutih. Hahah! Udah orangnya makin kurus, rambutnya panjang, sebagian putih pula. Mirip dukun tukang santet. Untung ditutupin kan.. hehe..  

Anyway, setelah 4 bulan ternyata masih BTS di playlist saya. Walaupun kadang masih ke lagu 90s dan 80s, tetep aja balik nyari D-2 lagi, nyari Wings lagi. Dalam interview di Vanity Fair minggu lalu, Ho-Seok (J Hope) menyebutkan bahwa dia takut akan masa depan. Like yah.. who in the world didn't? Tapi untuk orang yang dalam pandangan kita punya kondisi financial se"aman" itu, dia masih punya ketakutan. Mungkin yang dimaksud J Hope bukan hanya secara finansial. Sebagai orang yang hidup sejak masa lampau, haha.. saya beberapa kali melihat apa yang terjadi pada "The Biggest Band in The World". Saya tidak akan menyebutkan tragedi-tragedi itu. Saya takut pembaca akan parno, hanya saja kadang fans bisa berlebihan, begitu juga haters. Orang tidak akan berhenti mencari celah mereka. They might have 1 billion fans, but remember the rest of the world, some might not care, but some.. I don't know.  

Apalagi melihat berita-berita skandal akhir-akhir ini tentang beberapa idol yang melecehkan gadis-gadis di bawah umur, ada juga yang "gaslighting" atau psychological abuse pada cewek-ceweknya, baru ini saya dengar ada istilah seperti itu.. Belum lagi skandal-skandal bullying yang bisa tiba-tiba menghancurkan karir orang. Entah benar atau tidak. Dan yang aneh buat saya sebagai non-Kpop-ers, nama boyband-nya kenapa berubah-ubah ya? Di berita yang satu, nama band-nya "ini", di berita lain nama band-nya "itu". 

Anyway..setelah beberapa bulan hobi nontonin video-video pendek di Youtube, saya baru tahu kalau our lovely BTS members ini juga tidak lepas dari skandal. Salut lah sama ke-solid-an mereka dan juga ke fans yang setia menemani mereka. Tadinya saya tidak paham apa yang dimaksud "leader" dalam sebuah boy/girl band, karena tadinya memang tidak ada satupun boy/girl band yang saya ikuti. But Kim Namjoon, isn't he one charismatic leader or what? Have you guys seen him talking with his eyes when the members went out of control? Even I got shivers! But then he never hesitate to apologize when he realized his mistakes. He's not the oldest, yet in my POV, he's the most mature, walaupun dia bilang dia merasa insecure dengan sifatnya yang kurang dewasa di usia 26 tahun. If he felt immature, then I'm a new born baby..

Contohnya, Bangtan bomb video terbaru, saat mereka shooting untuk Gayo Daejeon tahun 2020. Namjoon jatuh tersungkur di Black Swan, membuat tiga orang di belakangnya otomatis ikut bubar, which was hilarious. What i want to mention here, is about how he reacted! Namjoon felt so guilty for ruining the whole filming by his slapstick act! He kept apologizing to everyone, to all the crew there. It was 2020, so BTS has already known by the world. He's the leader of one of the biggest band in the world! He's a global superstar for God sake! If I were a global superstar like him, If I was that big of a person, I would've blamed the slippery floor or the wrong shoes that the staff gave me! Well, i guess I know why God didn't make me a superstar.. hahah..

Senin, 16 Agustus 2021

RECALLED (2021)

Suka banget nontonin mbak Seo Yea-Ji, cantiknya gak ngebosenin. Gak nonton "It's OK to be not OK" juga sih. Cuma liat klip-klipnya di Youtube dan IG di jaman releasenya. Nonton Knowing Brothers pas episode dia juga. Cantik bangeett dah, menurut saya itu kenampakan fisik wanita yang perfect. Tinggi, langsing tapi berisi di tempat semestinya. Haha.. apaan sih.. 

Walaupun dia lagi kena kontroversi bullying dan over controlling cowoknya, tetapi emang kualitas aktingnya TOP sih, gak takut jelek dan gak bisa jelek juga sepertinya. Kasus bullying apa sii?? Seingat saya, beberapa bulan sebelum release Recalled (2021) beredar video seorang aktor yang tidak mau berfoto di sebelah aktris pemeran utama sebuah Kdrama, bahkan sang aktor terkesan menjauhi, tidak mau kontak. Bisa dibedakan kapan orang menghargai dan menjauhi. Misal contohnya di beberapa event, nampak Yoo Jae-Seok - sang Korean Nation's MC saat berfoto bersama artis wanita, dia menempatkan tangannya di belakang si artis, seperti berpose merangkul, tetapi setelah dilihat lebih dekat, ternyata tangan MC Yoo tidak menyentuh aktris itu. Itu adalah contoh yang menghormati wanita, dan Yoo Jae-Seok semakin dihormati dengan sikapnya itu. Berbeda dengan Jae-Seok, si aktor ini menunjukkan ekspresi tidak suka, tidak nyaman. Dan setelah ditelusuri, katanya, saat itu si aktor sedang berkencan dengan Yea-Ji dan Yea-Ji tidak memperbolehkan cowoknya berkontak fisik apapun dengan lawan mainnya yang berbeda gender. Setelah berita itu, cerita-cerita bullying mengerikan Seo Yea-Ji semakin menjadi-jadi. Dan dia pun menghilang, bahkan tidak datang di acara release film ini.

pic from: https://www.imdb.com/title/tt14527836/

So, balik ke filmya. Seorang wanita terbangun di rumah sakit dengan luka di kepala. Dia tidak ingat apa-apa, untung saja seorang lelaki yang mengaku sebagai suaminya, ada mendampingi. Wanita itu bernama Soo-Jin, dan suaminya bernama Ji-Hoon. Mereka tinggal di sebuah apartemen biasa dan JI-Hoon sedang mengurus kepindahan mereka ke Canada. Untuk membantu istrinya, Ji-Hoon menuliskan beberapa hal penting di sebuah agenda. Beberapa hal yang dibaca Soo-Jin adalah bahwa dia anak orang penting dan seorang ibu rumah tangga. Sementara, Soo-Jin tidak dibolehkan pergi terlalu jauh dari apartemen karena luka cukup parah di kepalanya yang sering kambuh apabila dia berusaha mengingat sesuatu. 
Soo-Jin menghilangkan bosan dengan jalan-jalan di sekitar apartemen. Aneh, saat bertemu seseorang, Soo-Jin tiba-tiba mendapat premonition tentang apa yang akan terjadi pada orang itu. Dan kebanyakan adalah hal-hal buruk. Pertama, dia bertemu gadis kecil di lift dan melihat anak itu akan ditabrak truk. Tidak terlalu mempercayai pengelihatannya, Soo-Jin mengikuti gadis itu, dan benar saja, gadis itu hampir tertabrak truk. Karena ternyata premonitionnya benar, dia jadi agak mempercayai dan berusaha mengingatkan orang yang akan tertimpa musibah. 
Setelah premonition gadis kecil itu, dia bertemu seorang gadis remaja dan melihat seorang lelaki dewasa akan menyakitinya. Dan beberapa hari kemudian dia bertemu lelaki yang menyakiti gadis itu, Soo-Jin berusaha bicara pada lelaki itu. Tetapi dia malah mendapat sebuah pengelihatan lagi bahwa lelaki itu akan dibunuh. Soo-Jin  melapor pada polisi. Hanya saja, tidak ada yang mempercayai perkataannya. Kebanyakan musibah itu belum terjadi, polisi sudah tahu riwayat luka di kepalanya, dan Ji-Hoon yang selalu mengawasi kemana Soo-Jin pergi. Soo-Jin semakin takut pada suaminya, terutama setelah tidak sengaja bertemu teman kerjanya. Soo-Jin baru tahu kalau dia adalah instruktur seni dan dari temannya itu, dia mendapat informasi bahwa suaminya adalah orang yang kasar. Sedangkan lelaki yang tinggal bersamanya selama beberapa hari ini sangat manis, baik, bahkan tidak pernah menyentuhnya.
Saya tidak akan spoiler bagaimana twist endingnya karena ini film lumayan baru dan twistnya juga bagus. Here's a hint, semua pengelihatan Soo-Jin terjadi di apartemen itu. Apartemen macam apa yang penghuni-penghuninya mengalami musibah berturut-turut? Saya pasti langsung pindah kalau ada tetangga psikopat, suka siksa anak cewek, apalagi ada pembunuhan.
Penonton digiring untuk mencurigai Ji-Hoon dengan tingkahnya yang mencurigakan, seperti terburu-buru pergi ke Canada, menyuruh Soo-Jin meminum banyak obat, bahkan memasang aplikasi pelacak di HP Soo-Jin. Terutama dengan Kim Kang-Woo yang selama ini seperti spesialis antagonis sebagai pemeran Ji-Hoon. Dan kalau kalian thriller horror enthusiast, pola seperti ini sudah pernah ditampilkan dalam film Nicole Kidman berjudul Before I Go to Sleep tahun 2014.
Saya sudah akan bosan kalau seandainya motif twist yang dipakai di Recalled ini sama dengan Before I Go to Sleep. But believe me, ini lebih twisted, njelimet.. dan bukan sebatas motif nafsu seperti dalam Before I Go to Sleep. This one is too deep, it will leave you sobs at the end. 

Sabtu, 14 Agustus 2021

SIAPA YANG HARUS DISALAHKAN?

"I don't believe this. You steal a car and it's my fault. You evade arrest and it's the cops' fault. You get kicked out of the house, it's mom's and dad's fault. You loose football scholarship and it's the coach's fault. You can't keep a job for more than two weeks because it's every manager's fault"

Itu salah satu line dialog Carly Jones, karakter dalam film House of Wax, release tahun 2005. Walaupun ini hanya film teen slasher yang lewat begitu saja, bahkan pemain-pemainnya sepengetahuan saya menghilang dari dunia layar lebar. Tetapi dialog ini cukup mengena di hati saya. Biasalah, sekelompok anak muda hendak pergi ke suatu tempat, dan mampir ke tempat yang salah. Sebuah kota kecil yang memiliki museum lilin lumayan besar yang di dalamnya semua terbuat dari lilin, bahkan bangunan museum itu juga terbuat dari lilin. Hanya saja, kalau biasanya museum lilin berisi tokoh-tokoh terkenal, museum ini berisi muka orang-orang biasa. Di IMDB hanya ber-rating 5.4/10, but believe me, if you guys love I Know What You Did Last Summer dan sejenisnya, maka film ini juga wajib tonton.

Pic from: https://www.imdb.com/title/tt0397065/

Anyway, kembali ke menyalahkan orang lain. Secara tidak sadar saya juga selalu menyalahkan orang atas hal buruk yang terjadi pada saya. Saya tidak bisa publikasi jurnal tahun ini, salah pembimbing. Jurnal ditolak, salah penerbit. Jurnal cadangan tidak segera kelar, salah co-author. Novel ditolak penerbit, salah internet. Haha.. sebisa mungkin menghindari jatuhnya kesalahan ke tangan saya sendiri. Semua salah orang lain, salah dunia. Mungkin itu untuk menenangkan hati, meringankan beban hidup. Kalau semua perbuatan menyalahkan itu disimpan sendiri, it's OK lah ya.. But.. Tetapi, saat kita mulai menyampaikan itu ke orang lain yang mungkin tidak tahu masalah sebenarnya, apa yang terjadi? Bisa jadi orang yang mendengarkan tidak peduli, bisa jadi mereka sangat peduli dan ikut menyalahkan orang yang kita salahkan.. hmm.. meracau kan jadinya.

Entah kenapa jadi meracau begini, cuma pengen curhat aja, gara-gara beberapa hari lalu disentil alumni. Karena kami "disalahkan" sebagai oknum yang menambah jumlah pengangguran di Indonesia. So, alumni ini anak yang memiliki potensi, dia rajin, cerdas, pinter lah walaupun kami tinggal di pulau kecil yang jauh dari pusat peradaban Indonesia. Dan sama dengan banyak kasus yang terjadi di seluruh Indonesia, tidak jarang mahasiswa seperti ini susah mendapat pekerjaan. Kalau di pengalaman saya dulu yang juga sempat lama menganggur, pertama, karena muka dan kemampuan make up kurang mendukung untuk pekerjaan yang saya lamar, kemampuan komunikasi kurang. Sempat diterima kerja di pabrik produksi makanan yang sangat sesuai dengan jurusan saya, tetapi tidak diambil karena jauh dari rumah. Setelah diterima kerja kantoran di dekat rumah, 10 bulan malah saya tinggal karena tidak tahan persaingan. That was all my fault, and no one else. Dulu memang pernah saya menyalahkan orang lain. Salah manager-manager yang menginterview, salah teman yang mendapat posisi karena mereka kenal dengan orang dalam. Pokoknya semua salah orang, hehe.. 

Berawal dari masuknya anak-anak baru ke grup alumni, ada yg menanyakan, apa beda alumni sekarang dan dulu. Saya jawab bercanda saja, "beda orangnya" dan anak ini tiba-tiba menjawab balik, "cuma nambahin pengangguran aja dong?". Sebenarnya ingin saya jawab lebih lanjut, hanya saja saya malas berargumen. Memang salah saya menjawab sekenanya. Sebagai tenaga pengajar, seharusnya saya lebih bijak dalam berkata-kata. And I start to wonder if it's really our fault.. To teach them things and just let them out to the world. What skill did we teach them? Was it enough? Well, surely it's not..

MARATHON SABTU

Ya ampuunn.. udah menjelang 39 tahun bukannya buat sesuatu yang berguna, malah marathon drakor.. haha.. Emang lebih oke nonton review di You...