Selasa, 29 Juni 2021

FLASHBACK (THE EDUCATION OF FREDRICK FITZELL) 2021

Sudah ada yang nonton film ini? Pas release trailernya dulu berjudul The Education of Fredrick FItzel, tapi setelah keluar filmnya jadi "Flashback" aja. Seriously, this is the most confusing movie setelah Memento (2000). Kalau kalian pernah nonton film-film tentang brainwash, maka saat nonton film ini, kalian akan merasa, "apakah begini rasanya di-brainwash?". hehe.. gak deng..

Mungkin inti dari film ini adalah, "Kids, stay away from drugs!"

I don't get it. Mungkin karena alhamdulillah masa muda saya dikelilingi teman anak baik-baik, keluarga baik-baik dan tidak ada masalah asmara, sehingga saya tidak ada keinginan sama sekali untuk mencoba menjadi tidak sadar dengan mabok, baik itu mabok pake obat maupun pake minuman. So, i don't get why people are so badly want to get unconcious. Saya heran kenapa orang-orang sampe segitunya pengen hilang kesadaran? Paham kan maksudnya? Anak sekarang, saking pengennya gak sadar, dia hirup lem! Dia beli obat batuk, dicampur obat sakit kepala. Apa ini? Lari dari kenyataan dan hilang di dalam kepalanya. Saat dia sadar, semuanya sudah terlambat. Dia akan menginginkan lagi dan lagi. 

So, film ini menceritakan tentang Fredrick Fitzell, cowok biasa yang baru memulai kehidupan berumah tangga. Istri cantik, baru pindah ke apartemen baru, dan Fred juga baru mendapat pekerjaan yang bagus. Dia memiliki kehidupan impian semua lelaki. Ibu Fred, sepertinya terkena stroke, susah bicara, gampang hilang kesadaran, dan harus dirawat di rumah sakit. Suatu hari, ada sesuatu yang tiba-tiba terlintas di hidupnya. Seorang laki-laki gelandangan muncul di perjalanannya menuju kantor, wajah lelaki itu dihias bekas luka memanjang dari dahi sampai hidung. Dia mengucapkan kata-kata tidak bermakna karena tidak berbentuk kalimat. Seperti "language", "colour", "misinterpretation".. Selain itu, dalam mimpinya, sering terlintas sosok Cindy, cewek cuek yang duduk di bangku depannya saat sekolah dulu. Dan beberapa kali, memori mengerikan saat mabuk di jaman sekolah dulu sering muncul kembali. 

Fred berbakat dalam seni. Dia suka membuat sketsa, dan dari hal-hal yang muncul di kepalanya beberapa hari ini, dia menggambarnya. Kenampakan-kenampakan ini mengganggu konsentrasi Fred. Dia tidak konsentrasi kerja, hilang konsentrasi saat di jalan, saat menjenguk ibunya, bahkan saat bersama istrinya. Istrinya agak marah melihat sketsa wanita lain di antara barang-barang Fred. Fred ingin hidup tenang. Karena itu dia kembali ke sekolah untuk mengulik memori-memori yang hilang, dan mencari gadis itu. Semakin dekat dengan memori yang benar, semakin kepalanya dihantui kenampakan-kenampakan di masa itu. Dengan segala cara, akhirnya Fred menemukan Sebastian dan Andre, teman yang dulu pertama kali mengajaknya mengkonsumsi narkoba bernama "mercury". 

Fred akhirnya ingat kalau dulu mereka mengkonsumsi obat itu bersama Cindy. Obat aneh yang membuatnya berhalusinasi. Seriously guys.. If this movie actually try to show us exactly what happen inside our head on drugs, well.. Thank GOD, i have never came near these things.. Mengerikan. Why would you want to experience this? What if you never came back?? Berbeda dengan Sebastian dan Andre, Cindy sangat menikmati efek dari mercury. Dan Cindy mengajak Fred untuk menikmati ini bersamanya.

Kadang film ini mengingatkan pada "Butterfly Effect (2004)". Dimana ada seorang cowok yang bisa kembali ke dalam memorinya dengan berkonsentrasi pada tulisan di diarynya untuk mengubah kehidupan. Tapi sepertinya tidak juga. haha.. Di film ini Fred memang sepertinya bisa kembali ke kehidupannya di masa SMA untuk menyelamatkan Cindy yang seperti menghilang di masa depan. Tapi mungkin, sepemahaman saya, SPOILER ALERT!!! Fred sebenarnya masih berada di masa SMA, nyimeng bareng Cindy, Sebastian dan Andre. Mercury dosis 100% yang dikonsumsinya membuat Fred berhalusinasi menciptakan kehidupan di masa depan. Untungnya, di dalam halusinasi itu Fred diselamatkan oleh ibunya dan meninggalkan Cindy. Dengan memilih meninggalkan Cindy dan semua obat-obatan itu, Fred akhirnya kembali mendapat jalan hidup yang baik. Karena itu mungkin tadinya film ini diberi judul "The Education of Fredrick Fitzel". Untungnya Fredrick mendapat pelajaran dari halusinasinya setelah menenggak mercury, dan untungnya dia memilih jalan yang benar.

pic from: https://mediaclock.nl/titles/468/flashback

Itu sepemahaman saya. Karena memang sumpah ini film scene-scenenya ngeri dan membingungkan. Saya beniat stop di menit ke 60, tapi penasaran apakah ini jadi remake Butterfly Effect atau memang hanya berniat membuat kita takut untuk konsumsi narkoba.  

Jumat, 25 Juni 2021

THE DEVIL ALL THE TIME (2020)

I can't believe I haven't written about this movie. One of the best all star movie.. Film yang bikin saya kepikiran sampai berhari-hari. Karena mungkin di dunia nyata, kejahatan bisa terangkai dengan sendirinya, tanpa motif berbelit-belit seperti dalam film detektif. Siapa orang jahat? Apakah orang jahat tahu bahwa dirinya jahat? Apakah dia merasa bahwa apa yang dilakukan benar sehingga terus melakukannya? Mana yang normal? Mana yang tidak normal? Apakah kita sebenarnya normal? 

This movie is soo good. Karena sudah agak lama, saya lupa untuk mereviewnya. Dan beberapa berita akhir-akhir ini mengungkit ingatan saya tentang film ini. Have you heard? Tentang seorang wanita dan suaminya yang menyiksa dan akhirnya membunuh keponakannya sendiri? Dua anak kecil yang tidak tahu apa-apa, ayahnya mendekam di penjara, dan ibunya sudah meninggal, terpaksa tinggal di rumah bibinya. Siapa sangka bibi dan suami ke-duanya dengan tega menyiksa kedua anak itu sejak tahun 2019, dan akhirnya mengubur hidup-hidup sang kakak, sedangkan adiknya dibiarkan terlunta-lunta di pinggir jalan. Setelah ditelusuri, ternyata ayah dari kedua anak itu dipenjara karena membunuh suami bibi yang menyiksa mereka. How in the world? Rangkaian kemalangan seperti itu datang pada dua anak kecil yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan dosa orang tuanya? 

Dan juga berita keluarga seorang penyanyi jaman saya kuliah dulu. Yang seolah baik-baik saja, ternyata mengalami KDRT berkepanjangan. KDRT beruntun yang melibatkan orang lain dan entah bagaimana akhirnya KDRT ini akhirnya jatuh ke anaknya. Mungkin kalimat saya membingungkan. Ya karena kasus ini juga membingungkan. Semua saling melapor sehingga saya menyimpulkan bahwa anak ini korban dosa orang tuanya. Bukan orang tuanya yang menyakiti anak ini, tetapi anak ini yang mendapat imbasnya.

Anyway, that's a real life horror. The Devil All The Time adalah cerita fiksi karya Donald Ray Pollock, yang menceritakan bagaimana manusia saling terhubung melaui aksi kejahatan turun temurun. Berlatar belakang keluarga Kristen taat. Di sebuah kota kecil di West Virginia, Amerika, tahun 1930an, seorang tentara - Willard Russel, baru pulang bertugas di perang dunia ke-dua. Dalam perjalanannya Willard bertemu Charlotte dan saling jatuh cinta. Mereka menikah dan dikaruniai seorang anak bernama Arvin. Keluarga kecil ini pindah ke sebuah desa bernama Knockemstiff. Mereka adalah orang-orang sederhana dengan pemikiran sederhana. Semua baik-baik saja, sampai suatu hari Charlotte divonis kanker yang di masa itu belum ada obatnya. Willard menggila, sampai membunuh dan menyalib anjing kesayangan Arvin untuk dipersembahkan pada Tuhan, supaya Tuhan menyembuhkan istrinya. Mungkin kesalahan memahami agama dan setengah karena trauma di masa perang, membuat Willard kehilangan akal sehat. Charlotte pun meninggal, dan di malam itu juga, Willard menyayat pergelangan tangannya di bawah bangkai anjing yang sudah disalibnya. Arvin terlunta-lunta dan akhirnya harus tinggal bersama nenek dan pamannya.

pic from: https://en.wikipedia.org/wiki/The_Devil_All_the_Time_(film)

Beruntung nenek dan paman Arvin adalah orang yang juga taat beragama, sehingga walaupun hidup penuh kesederhanaan, Arvin tumbuh menjadi anak baik dan bertanggung jawab bersama saudara tirinya - Lenora. Lenora juga seorang yatim piatu. Ibunya - Hellen Hatton, meninggal dibunuh suaminya sendiri, Roy Laferty. Seorang young Preacher yang suka melakukan hal-hal ekstrem di mimbarnya. Keluarga yang berisi anak-anak yang kehilangan orang tua dengan cara mengerikan ini hidup damai. Sampai datanglah seorang Reverend muda yang akan menyebabkan rangkaian kemalangan anak-anak ini. Rev. Preston Teagarden. Seperti sudah saya tulis tadi, keluarga ini adalah orang-orang sederhana dengan pemikiran sederhana. Lenora sering dibully karena terlalu religius. Arvin tidak terlalu suka berdoa. Berdoa di bawah salib selalu membawanya kembali ke malam dimana dia menemukan ayahnya bersimbah darah di bawah bangkai anjing yang di salib. Arvin hanya mengantar dan menemani neneknya dan Lenora ke Gereja. 

Suatu hari, Arvin mengantar Lenora ke Gereja, dan meninggalkannya karena ada urusan di tempat lain. Dan sejak saat itu, Lenora tidak mau diantar lagi oleh Arvin ke Gereja. Keluguan Lenora membuat Arvin dan neneknya tidak mencurigai apa-apa. Sampai akhirnya Lenora tiba-tiba gantung diri. Sekali lagi, Arvin harus ditinggalkan orang yang disayanginya dengan cara yang mengerikan. Dia mendapat info dari bagian forensik bahwa Lenora meninggal dalam keadaan hamil. Lenora tidak pernah pergi kemana-mana sendiri kecuali ke Gereja. 

Di sisi lain di masa lalu, saat Willard baru bertemu Charlotte, Sandy - teman Charlotte di sebuah diner, juga bertemu lelaki idamannya - Carl, yang tidak dia sadari, akan membawa Sandy dalam kehidupan rumah tangga mengerikan. Carl dan Sandy memiliki hobby aneh, mengajak makan siang lelaki asing yang butuh tumpangan di jalan, lalu membuat mereka berfoto erotis dengan Sandy, dan membunuhnya dengan kejam. Dalam misi pembalasannya pada Rev. Teagarden, Arvin nantinya juga harus menghadapi duo pembunuh berantai ini. 

Cerita selanjutnya silahkan ditonton sendiri.. haha..  

Ini bukan cerita detektif. Tidak ada pembunuh yang harus ditebak. Semuanya mengalir begitu saja. Mental kita akan dibuat naik turun dengan bagaimana orang-orang ini terhubung dalam rangkaian kemalangan yang mengerikan, bukan rangkaian kisah cinta seperti dalam film Love Actually. Durasi 2 jam 18 menit tidak akan membuatmu mengantuk. Saya agak rancu dengan usia Arvin, sepertinya dia sudah lulus SMA, karena diceritakan lebih tua dari Lenora. Tapi yah, tahu lah muka si Tom Holland yang kurang mendukung peran orang yang sudah lulus sekolah. Kalau di novelnya, Arvin mendapat hadiah Luger German dari pamannya di usia 15 tahun. Sepertinya dia dikeluarkan dari sekolah karena suka berantem. Dan seperti biasa, yang ada di film pasti sudah disesuaikan supaya lebih "pantas" untuk dilihat daripada novelnya. Contoh, adegan Willard mengorbankan anjingnya pada Tuhan supaya istrinya sembuh. Di novel, adegan itu was far worse than that. Willard bersedia berdoa lagi walaupun tidak pergi ke Gereja. Dia membuat tempat berdoa sendiri di tengah hutan dekat rumahnya. Dengan sebuah salib besar dan meja kayu di bawahnya. Willard menyebutnya prayer log. Sejak istrinya divonis kanker, dia mengajak Arvin untuk berdoa dengan lantang di prayer log itu, sampai-sampai suara mereka terdengar di seluruh desa. Karena kegilaannya, Willard bahkan membunuh hewan-hewan di jalan dan menggantung mereka sampai membusuk di sekitar prayer log itu. Mempersembahkannya pada Tuhan. Dan juga kisah hidup duo pembunuh, Carl dan Sandy yang penuh kemalangan yang akhirnya membuat otak Carl menjadi twisted.  

Film berlatar belakang kehidupan pedesaan Amerika ini, yang sering kita lihat di film-film, punya aksen kental, malah diperankan kebanyakan oleh orang-orang non Amerika. Tom Holland, Bill Skarsgard, Rob Pattinson, Mia Wasikowska, Sebastian Stan, Jason Clarke dan Henry Melling. Robert Pattinson sebagai Rev. Teagarden was sooo gooooddd.. Sebaik-baiknya dia jadi Ceddric Diggory di Harry Potter atau jadi Edward Cullen di Twilight, di film ini, believe me, you will hate him with all your heart. 


P.S. maaf kalau saya pakai istilah asli dari filmnya, Reverend dan Preacher, karena saya tidak tahu bdedanya dan takut salah kalau pakai "Pastur" dan "Pendeta"        

Selasa, 15 Juni 2021

SWEET TOOTH (2021)

Serial baru yang menghipnotis saya sejak keluar trailernya. Tidak ada satupun nama yang saya kenal di serial ini. Bear sepertinya familiar, setelah saya googling, dia ternyata juga ada di Messiah. Ya, saya sudah lupa serial itu. Serial nabi palsu yang sudah kita tunggu lanjutannya tapi tidak muncul tanda-tandanya sampai sekarang. 

Anyway, awalnya saya kira serial ini magical macam Narnia.. haha.. Ternyata ini sangat faktual that it creeps me out. Hehe.. gak deng. Tergantung kalian yang nonton saja. Karena film ini menceritakan tentang wabah seperti flu mematikan. Dan entah bagaimana, tiba-tiba bayi yang baru lahir jadi setengah hewan, sehingga disebut hybrids. Di zaman kita beneran lagi menghadapi wabah, tiba-tiba keluarlah serial seperti ini. Wabah yang disebabkan ilmuwan-ilmuwan dan pemerintah ceroboh.

Di suatu waktu di masa kini, sebuah wabah tiba-tiba merebak. Demam, iritasi kulit dan tremor jari kelingking adalah beberapa gejala yang ditunjukkan calon penderita, bunga warna ungu cerah akan tumbuh di lingkungan sekitar penderita. Dan sampai akhir episode 8 belum dijelaskan bagaimana keadaan mereka setelah itu. Kalau tidak salah ada kerusakan tulang lalu meninggal, atau mungkin saya salah dengar, karena gak pake subtitle. Hahah.. maklum lah ilegal, sekalian naikkan nilai listening ntar. Tapi tidak ada kenampakan zombie juga, jadi this is not that kind of plague..  Yang jelas, para penyintas merasa penyakit ini sangat berbahaya dan tidak bisa diobati, bahkan orang yang baru tertular harus segera dibinasakan beserta harta benda di sekitarnya. Si penderita akan diikat dan dibakar hidup-hidup bersama seisi rumahnya.

Di tengah kegilaan itu, ada seorang lelaki yang sudah tahu lebih dulu bahwa akan ada wabah penyakit mengerikan di dunia, membawa satu bayi setengah rusa, pergi mengurung diri di hutan Yellowstone National Park. Di hutan itu dia mendidik dan membesarkan bayi setengah rusa yang dinamai Gus. Gus memanggilnya Pubba. Pubba mengajarinya membaca, menulis, dan bagaimana menghadapi dunia luar, supaya dia menjauhi manusia. Entah untuk apa lelaki ini mengajari Gus semua itu, seolah dia tahu dunia di luar sana sudah hancur. Dan memang benar, suatu hari datang seorang laki-laki meminta bantuan ke pondok mereka. Ternyata dia adalah pemburu hybrids. Pubba mengejarnya, entah apa yang terjadi, Pubba cedera dan akhirnya meninggal. Meninggalkan Gus sendiri kebingungan. Pubba pernah menunjukkan foto seorang wanita yang dibilang adalah ibu Gus. 

Di tengah kebingungan itu Gus akhirnya memutuskan untuk pergi dari pondok, berbekal satu foto, pergi mencari ibunya. Padahal Pubba sudah menyuruhnya untuk tidak pergi kemana-mana. Tetapi dia tidak punya pilihan, keadaan pondok itu sudah tidak memungkinkan untuk ditinggali. Banyak barang-barang buatan Pubba yang tidak bisa dipakai, dan Pubba sudah tidak ada di sana untuk memperbaiki semua. Gus juga tidak mau tinggal di tempat yang membuatnya sedih. 

Baru saja sampai di perbatasan Yellowstone, Gus sudah dihadang oleh sekelompok pemburu. Di sinilah muncul karakter Big Man - Tommy Jepperd, seorang mantan atlet American football yang di masa pandemi beralih profesi jadi pemburu hybrid. Untungnya, Big Man ini sudah tobat memburu hybrid, dan entah dia sebenarnya akan kemana, kebetulan lewat di saat Gus menghadapi para pemburu. Sesuai namanya, Big Man bertubuh tinggi besar, manusia-manusia biasa bukanlah lawannya. Gus pun diselamatkan oleh Jepp. Jepp memperbaiki kerusakan-kerusakan di rumah Gus dan menyuruhnya untuk tetap diam di pondok karena dunia di luar sana sangat berbahaya. Tapi tentu saja film akan tamat kalau Gus benar-benar diam di rumah sampai dewasa. Hehe.. Oh, dan hybrids ini, karena dianggap setengah hewan, tidak semua bisa bicara. Ada yang berbentuk 100% tikus mondok, hanya saja seukuran anak umur 3 tahun. Karena itu orang yang melihat Gus akan terpana dengan kemampuannya berbicara.

pic from: https://www.filmaffinity.com/en/film396073.html

Dia pergi bersama Jepp - Big Man, untuk mencari ibunya. Cerita tidak hanya tentang Gus dan Jepp. Mereka bertemu satu keluarga baik hati yang sebenarnya takut, tetapi jatuh hati pada keluguan Gus. Di tempat lain ada Bear, gadis kecil yang membentuk perkumpulan penyelamat hybrids. Karena menurut mereka hybrids adalah cara dunia menyembuhkan diri dari manusia-manusia yang lalai menjaga alam, merusaknya dan meninggalkan bencana untuk anak cucu. Para hybrids muncul di saat semua kerusakan itu di puncaknya. Lingkungan Bear ini berisi anak-anak usia remaja yang diceritakan seperti kisah klasik karya William Golding, Lord of the Flies. Sekumpulan remaja yang membentuk komunitas sendiri, bertindak seperti orang dewasa dan berakhir bar-bar.

Ada juga Aimee, seorang psikiater cupu yang mendadak jadi setangguh Lara Croft, membangun suaka untuk para hybrids dan menantang para pemburu hybrids. Juga dokter Aditya Singh yang istrinya mengidap virus itu tetapi berhasil hidup lebih lama berkat bantuan magic compound yang mengerikan. Aditya Singh dipaksa untuk menemukan obat yang bagus, walaupun itu harus dengan mengorbankan banyak nyawa. Di sisi antagonis, ada si sadis General Abbot, pemimpin pemburu hybrids yang tidak segan-segan menghabisi manusia dan hybrids yang mengahalangi jalannya.

Setting film sama persis seperti keadaan saat ini, dimana semua orang wajib memakai masker dan cuci tangan. Sterilisasi dengan desinfektan setiap saat sampai petugas yang melaksanakan juga muak. Sindiran-sindiran terhadap pemerintah dan pabrik-pabrik farmasi banyak kita jumpai di film ini. Memang serial yang sangat pas di masa pandemi. 

Jumat, 11 Juni 2021

BEING A FANATIC IS NOT EASY, eh?

Have I told you lately.. Haha.. kok jadi lagu lawas? Emang lawas sih manusianya.. Have I told you about how I fell in love to these seven bangtan boys. My God, I feel weird just by mentioning it. My age.. that boys.. it just doesn't match. I should've kept listening to 90s Rock Songs, just like how I used to be.. Instead of playing "People" by Suga over and over. Saya adalah salah satu fans yang gak modal. And that's been forever. Sejak jadi fans P Project, 5ive dan McFly (especially). Hanya P Project yang selalu saya ikuti album terbarunya. Tidak pernah saya beli album 5ive, hanya ada 1, itupun dapat dari teman. Di masa jadi fans McFly, saya sudah tidak pernah berkunjung ke toko kaset, CD dan teman-temannya. DI tahun 2010an toko kaset di kota saya sudah redup. Hidup segan mati tak mau. So, I don't have any of McFly's album, tidak join fans clubnya, saya tidak punya merchandise officialnya, dan tidak beli buku biografinya juga. Satu-satunya bukti ke-Galaxy Defender-an saya adalah tiket konser McFly di tahun 2010.  Tau lah ya, jaman 5ive, jelas lah saya liat muka dulu daripada musik. Tapi lagu-lagu 5ive lebih pas di telinga saya daripada boyband lain jaman itu sih. Kalau jaman McFly, saya sudah tidak peduli penampilan. Although, mereka super cute. Karena kecintaan pada McFly bukan berawal dari mukanya, tapi dari musiknya. Anyway, sebagai orang gak modal, being a fanatic is not easy. Karena melihat fans lain yang berkorban mati-matian membeli bermacam merchandise, nyari album dan nonton konsernya sampai ke luar negeri, bahkan bayar lebih untuk acara meet and greet. I'm a useless fans. Saat saya bilang kalau saya fans berat seorang actor, berarti saya sudah nonton banyak filmnya dari downloadan ilegal. Dan kalau itu penyanyi, band atau grup musik, maka berarti saya sudah illegally mendownload lagu-lagunya, mendengarkan di youtube atau spotify untuk mengurangi rasa bersalah

I was so apathetic to this boyband. Here comes another boyband.. Ya, walaupun produsen artis di Korea bukan produsen-produsen instan macam di negara saya, yang boybandnya keluar sebulan dua bulan, lalu hilang, dan membernya tiba-tiba masuk berita jualan pisang goreng di pinggir jalan. Apalagi sering dengar berita fanbase-nya yang kadang bikin ulah tidak masuk akal. Mengejek fanbase lain atau menyerang online orang yang tidak suka pada BTS. I don't get it, kenapa harus memaksa orang lain menyukai boyband ini. Saat itu saya pikir ini hanya boyband baru berfanbase besar. I didn't know kalau mereka ternyata sudah mulai berkarir sejak 8 tahun lalu, 11 tahun malah kalau dihitung sejak terbentuknya. Sumpah, demi apapun, saya menyukai BTS berawal dari musiknya. Terjebak Life Goes On, sekarang playlist saya full BTS. Believe me or not, setelah sekian banyak lagu itu, MV BTS yang pernah saya tonton hanya Life Goes On, Dynamite dan Butter. Saya kebanyakan cari MV liriknya untuk melihat siapa yang menyanyikan part itu dan apa arti liriknya. Hehe.. Karena seriously, I adore their voice dan makna lirik-lirik lagunya.

Tidak pernah saya setahan ini untuk mendengar musik KPop. Boyband Kpop yang dulu-dulu pernah saya dengar mungkin hanya satu sampai 3 lagu, itupun lagunya tidak bermakna semua. Cuma cinta-cintaan atau flirting. This one is different. Ada sih lagu cinta-cintaan, tapi banyak yang bertema daily life, untuk semangat, menghargai hidup, mencintai diri sendiri dan masih banyak motivasi lain. And I found this mixtape by Min Yoongi (Suga) titled D-2, which is damn good!! I love it so much, sampai-sampai saya putar in loop sejak pagi sampai malam. I have NEVER done that before. That "People" song is absolutely everyone's soundtrack. They're doing great in producing music and lyrics. For me, their good look is a bonus. An awesome bonus.

But.. setelah berpenghasilan sendiri pun, ternyata saya masih fans yang gak modal. Haha.. Setelah fall in love dengan lagu-lagu BTS, saya masih bukan an ARMY officially. Just FYI buat kalian yang apatis di dunia per-BTSan, being an official ARMY artinya, kalian harus mendaftar membership seharga USD22-30 per bulan untuk member biasa dan USD150 kalau mau dapat merchandise macam-macam. Kalau gak salah sih, mungkin ada harga yang lebih update, saya kurang tahu. Official member ini akan mendapat kartu member, ARMY bomb, bisa nonton postingan exclusive, foto-foto exclusive, diskon tiket konser, meet and greet, dan masih banyak lagi. Fanbase berbayar ini bukan sesuatu yang baru. McFly dulu pernah punya Super City dan sekarang disebut Total Access, dimana fans katanya punya platform untuk berinteraksi langsung dengan McFly, dan harganya tidak murah. Pake mata uang UK dong boss.. Something that I can't afford. haha.. Untuk official ARMY sebenarnya masih affordable sih, tapi untuk apa juga saya punya ARMY bomb? Akses duluan ke Weverse? Diskon nonton video exclusive dan semacamnya.. Usia tidak mendukung saya untuk menginginkan itu semua. Herannya, setelah jadi fans BTS, saya malah makin mantap hapus akun medsos. Saya tidak lagi punya akun-akun bodong yang biasanya cuma saya pakai stalking orang atau untuk fangirling. Beberapa waktu lalu sempat install weverse, tapi saya uninstall juga karena terlalu banyak postingan gak jelas.. Isu-isu kurang penting..

I don't get the point of being haters. Untuk semua grup dan semua jenis entertainer, bukan hanya untuk BTS. Why would you spent so much of your time only to find someone else's flaws? They look pretty, so what? Even if they do went through a plastic surgey, so whaatt??  They're being too affectionate to each other that it looks like gay thing, so what? Sometimes their voice got off track, so what? Suga looks tired all the times, so what? If Jennie like to roll her eyes, so what? If Taehyung's face is not in your handsome criteria, so what? If their music is not your type, so what? If Park Bom gain weight, it's none of your business.. Kalo Atta Halilintar mau benerin gentengnya pake naik helikopter, itu urusan dia.. Kalo Ricis jadi makin cantik glowing, kalian gak usah emosi juga.. Kalo Maudy Ayunda lulus dua master di Stanford, ya gak usah dibandingin sama kehidupanmu juga. Gak usah ungkit-ungkit privilege juga. Biar orang punya privilege tapi gak mampu memanfaatkan, ya udah, gak bakal jadi apa-apa juga. Orang tuh rezekinya masing-masing. Why are people so mad about it? If it's not for you, then just leave.. Herannya mereka malah bikin grup haters. Ndak masuk lah di akal saya.     

Rabu, 09 Juni 2021

CONJURING: THE DEVIL MADE ME DO IT

I have never expected this movie would be this good.. Karena bukan dipegang James Wan - Sutradara horor Hollywood kepercayaan kita semua. Haha.. Saat M.Night Shyamalan mulai aneh dengan film-film tidak jelas setelah The Sixth Sense dan The Village, kepercayaan saya pada sutradara horor Hollywood menurun. Untuk saya, horror Asia jauh lebih menarik, dan seperti sudah saya sering tulis, banyak sutradara Hollywood berusaha meremake film horor Asia, berakhir zonk. Dan tiba-tiba datanglah James Wan dengan Saw 1, conjuring universe, dan insidious. Dia membawa sentuhan horor Asia ke horor Hollywood. haha.. itu menurut saya. Karena bagi pengikut karya James Wan, ada sesuatu yang khas, tidak bisa dijelaskan. Seperti ada deception ke satu titik, tapi kagetnya di titik lain, dan uniknya, formula itu kadang tidak dipakai di scene lain. Jadi di scene lain, di titik serem, di situlah muncul hantu. Haha.. Mantap lah kalo James Wan..

Anyway, conjuring 3 ini tidak disutradarai oleh James Wan, memang dia masih jadi writer dan producer. But still.. saya masih mengharapkan sentuhan James Wan di lanjutan valak yang luar biasa itu. Saat trailernya keluar, I was soo excited.. too excited.. But something was different. Bahkan sebelum melihat jajaran produksinya, saya sudah merasa kalau ini bukan disutradarai James Wan. Sama rasanya seperti saat nonton Saw 1, lalu lanjut Saw 2, ada yang berbeda. 

Saat release, saya tidak terlalu berharap banyak. Tapiii.. saat youtube reviewers mulai posting.. Loh, kok reviewnya bagus? haha.. Maka akhirnya saya nonton karena penasaran sebagus apa..

Masih menceritakan kasus yang pernah ditangani pasangan Ed dan Lorraine Warren. Diantara semua yang pernah masuk di conjuring universe, saya hanya tahu kasus Amityville saja. Kali ini mereka menangani kesurupan seorang anak laki-laki 8 tahun bernama David. Rumah sudah hancur disana sini, anak yang nampak cupu ini bisa mengoyak tembok kayu, berteriak memaki ibunya dan menyerang ayahnya dengan senjata tajam. Ed bersama Father Gordon berusaha melakukan exorcism pada David. Tapi, sampai beberapa lama, bukannya keluar, David malah semakin menjadi-jadi. Arne, seorang lelaki muda pacar kakak David, kasihan melihat penderitaan David dan mengundang apapun yang ada di dalam diri David untuk pindah ke dirinya. Tentu saja makhluk itu bersedia. Arne lebih matang, badannya lebih besar, apapun yang diinginkan makhluk itu, Arne pasti lebih menarik daripada anak seumuran David. Sayangnya, hanya Ed yang melihat perpindahan itu, dan Ed langsung tumbang karena serangan jantung.

Ed tidak sadarkan diri, sementara Arne mulai menjalani kehidupan baru bersama keluarga David yang sudah mulai normal. Sampai suatu saat, makhluk itu kembali berulah, memunculkan bayangan-bayangan dan penampakan macam-macam di kepala Arne, dan membuatnya membunuh seseorang.

Arne harus dipenjara karena melakukan pembunuhan sadis. Kesaksiannya tidak dipercaya oleh semua orang. Dia bisa membaca Injil dan tidak bereaksi pada holy water. Tidak ada tanda-tanda dia dirasuki demon dalam bentuk apapun. Tetapi dia masih bisa mendengar suara-suara itu, masih melihat bayangan-bayangan mengerikan. Ed dan Lorraine bingung, makhluk dari neraka sebelah mana yang begitu kuatnya membuat Arne bertindak seperti itu?  Sampai akhirnya mereka menemukan sebuah totem di bawah rumah keluarga David, dan menyadari kalau ini bukan ulah jin-jin jahat yang sering mereka hadapi sebelumnya. Just FYI, totem itu kalau di Indonesia semacam kiriman teluh, alias santet. Biasanya terbuat dari tulang atau gigi, rambut, pokoknya barang aneh-aneh gitu lah. Ini karena saya follower Supernatural sampai season 10, pengetahuan saya tentang mistisme barat agak berkembang. Haha.. 

pic from: https://mantrasukabumi.pikiran-rakyat.com/entertainment/pr-201968513/the-conjuring-3-the-devil-made-me-do-it-trailer-tanggal-rilis-pemeran-link-streaming-hbo-max

SO, kali ini, mereka berhadapan dengan sesama manusia yang mungkin tidak akan mempan saat dibacakan ayat-ayat Injil. SPOILER ALERT!! Tidak ada penampakan hantu dalam film ini. Semua adalah makhluk berwujud, tidak mengerikan seperti hantu Bathsheba atau iblis Valak. Tapi, alur cerita yang baik dan plot twist yang tidak saya sangka, membuat film ini jadi lebih bagus daripada ekspektasi saya. Sumpah, karena saking tidak tertariknya, saya tidak berusaha mencari tahu Conjuring 3 ini akan menceritakan apa. Untuk saya, plot twist terbesarnya adalah bahwa mereka mengangkat isu santet. Mungkin mereka mulai bosan menyalah-nyalahkan jin, setan dan teman-temannya, sementara manusia sebenarnya juga tidak lebih baik dari setan. haha..

Kalau di Indonesia biasanya orang disantet karena saingan bisnis, rebutan cowok atau cewek, rebutan harta, atau orang sakit hati. Lantas kenapa David, anak kecil lugu itu disantet orang tidak dikenal? Untuk saya, pertanyaan ini adalah satu lubang besar di Conjuring 3. Untuk apa Ida - si tukang santet kurang kerjaan ini membutuhkan 3 nyawa untuk dipersembahkan pada the mighty demon? Apakah dia ingin kaya? Atau ingin menguasai dunia?     

Selasa, 08 Juni 2021

SO YOU CHOOSE KARAOKE

Sudah runtuh pertahanan Taiwan terhadap the mighty corona.. Entah sejak kapan dan bagaimana saya kurang tahu. For your info, Taiwan terkenal hebat menghadapi corona karena masih merupakan bagian dari ROC tapi penderita COVID 19 di bawah 100 pasien sampai sekitar bulan Februari atau Maret 2021. Saat virus mulai merebak, yang kalau tidak salah di imlek tahun 2019, bulan Desember. Teman lab saya sebelum liburan imlek memberi tahu kami untuk berhati-hati dan rajin memakai masker karena akan ada virus berbahaya dari China. Di lebaran imlek, akan banyak orang pulkam ke China, dan mungkin mereka akan membawa penyakit itu saat kembali ke Taiwan. Mungkin berita itu ada di TV atau medsos Taiwan, hanya saja kami tidak bisa membaca atau memahami semua isi berita. haha.. So, saat lebaran imlek dan berita covid muncul, Taiwan sudah menutup akses dari China. Itu kabarnya, faktanya seperti apa kita tidak tahu. 2 minggu pertama berita itu menyebar, kami tidak diperbolehkan sering-sering keluar asrama. Hanya boleh keluar beli bahan makan dan kegiatan-kegiatan yang penting. Horrornya berita covid di China dan dunia membuat kami semua ketakutan. Bahkan mahasiswa Indo di China yang mendapat beasiswa sama seperti kami juga dipulangkan.

Dua minggu berlalu, penambahan kasus sangat rendah, dan kami pun akhirnya diperbolehkan berkegiatan seperti biasa. Tetapi, sebenarnya Taiwan menutup pintu. Semua pendatang dari luar negeri diwajibkan tes PCR dan menjalani karantina di hotel selama 2 minggu. Dan kami pun melenggang hidup seperti tidak ada wabah zombie di dunia ini. Sementara di Inggris dan negara-negara lain kabarnya banyak bisnis tutup gara-gara covid, kami seperti kaum kaya raya di film "Land of the Dead". Di sini kami hidup seperti biasa. Tidak pakai masker pun tidak apa, kecuali saat naik kendaraan umum. Saat negara lain heboh lockdown, kami di sini malah jalan-jalan berdarma wisata bersama manusia dari negara-negara lain. Saat mahasiswa di negara lain harus sekolah online, saya di sini bahkan masih kagok memakai aplikasi zoom atau google meet. Saya pernah iri pada teman-teman yang mendapat beasiswa di China karena mereka masuk ke kampus top, tapi ternyata mereka dipulangkan juga dan entah kapan bisa kembali. Saat Australia down, saya jadi bersyukur tidak lulus AAS. Begitu juga saat US jadi nomor 1 di webometric covid19, saya bersyukur nilai TOEFL kurang 5 poin dari batas minimal pendaftaran beasiswa saat itu. Anyway, saya menjaga diri untuk tidak takabur, hanya menyimpan semua itu dalam hati dan tidak sombong dengan kehidupan yang luar biasa di Taiwan ini.

But then, sepertinya ketidaksombongan saya tidak bisa mencegah masuknya the mighty corona ke Taiwan. haha.. yaelah.. Siapa gueh gitu.. ndak lebih berarti dari kotoran kuku bayi fir'aun.

Suatu hari, tiba-tiba ada berita munculnya penularan lokal. Dimana orang yang terjangkit tidak pernah pergi atau bertemu orang dari luar negeri. Taipei down, New Taipei down, Hsinchu down.. satu persatu kota yang dekat dengan akses perjalanan internasional runtuh pertahanannya. Sehari bisa ratusan orang terjangkit. Dan semakin lama, mendekat ke kota saya, Taichung. Tidak terelakkan lagi. Lebih-lebih, wabah itu akhirnya masuk ke kampus saya. Tidak jelas mahasiswa itu mendapat virus itu dimana. Jadi, saat ada seseorang terjangkit, dinas kesehatan akan melakukan tracking kemana saja mereka pernah berkunjung sebelum merasa tidak enak badan. Dan hasil trackingnya sungguh membagongkan. Anak ini pergi karaoke, makan di resto hotpot, snack di cafe, warung milktea dan masih banyak lagi tempat hepi-hepi yang dia kunjungi. Dan itu dalam sehari, on a school night! What the F, girl! Saya tidak mengutuk kenapa dia terkena virus. Penyakit, rezeki, semua sudah ditakdirkan. Saya hanya takjub dengan kemampuan financial anak ini untuk hepi-hepi. 

Just FYI lagi, biaya hidup di sini untuk orang negara Asia Tenggara yang tidak bekerja, terhitung tinggi. Sekali makan menu kantin, minimal dirupiahkan sekitar 25000 - 30000. Maka bayangkan dia karaoke, hotpot, ngopi di cafe, milktea. WOW! Dan dengar-dengar, patient zero di kampus saya ini anak S1 internasional. Dan fyi lagi, mahasiswa S1 internasional di kampus ini, setahu saya hanya dari Indonesia, Malaysia, Philippines, Vietnam dan Mongolia. Jadi, WOW.. dia pasti kaya raya. Saya judgemental banget ya? haha.. 

So yah, beginilah keadaan kami sekarang. Memang tidak lockdown, atau belum lockdown. Tapi yang terjangkit sudah di atas 10000, dengan sekitar 9000 kasus aktif. Kami tidak boleh di ruangan berisi lebih dari 5 orang dan kegiatan outdoor tidak boleh lebih dari 10 orang. Saya tidak mau ke pasar karena ada shift nomor ganjil genap KTP untuk masuk pasar. Tidak mau naik bus juga karena naik bus berarti kita berada di ruangan dengan lebih 5 orang. Vaksin sudah mulai datang, tetapi entahlah, sepertinya harus bayar. 

Semoga ini semua segera berlalu. Karena tiba-tiba saya rindu jalan-jalan bareng manusia.

Senin, 07 Juni 2021

CRUELLA (2021)

Let me start with, THIS MOVIE IS DAMN GOOOODDDD!!!!

Di beberapa menit pertama saya pikir ini film bakal ruining my childhood memory. Karena SPOILER ALERT!! Mereka membalik keadaan, dimana dalmatian ditampilkan sebagai anjing penjaga yang besar, ganas dan bisa membunuh orang. Ini film berdurasi lebih dari 2 jam tapi saya tidak bisa mengalihkan pandangan dari layar. Semua scene-nya sangat indah, unik, membuat kita tidak akan bosan melihat setiap detail yang mereka sajikan. Seriously, i'm not a fashion enthusiast. Baju yang saya pakai sehari-hari mungkin tidak mengikuti ilmu fashion aliran apapun. Model semaunya yang penting nyaman, tidak bikin resah. Dan saya juga tidak tertarik mengikuti perkembangan dunia fashion. This whole movie was all about fashion, and it captured my attention!

Menceritakan asal mula the famous Cruella de Vil, designer fashion bulu hewan, penculik dalmatian puppies yang saya kenal di tahun 1996. Seorang anak jenius yang terlahir unik dengan rambut berwarna hitam putih seperti sigung, bernama Estella. Hidup berdua bersama ibunya, sejak kecil Estella sudah menunjukkan ketertarikan pada dunia fashion. Seleranya yang unik membuat Estella dipandang aneh oleh teman-teman sekitarnya. Estella selalu dibully, tetapi dia selalu melawan, membuat track record buruk di sekolah, sehingga dia dikeluarkan dari sekolah. Berdua saja dengan ibunya - Catherine yang lemah lembut mereka pergi ke London untuk mencari kehidupan yang lebih baik dan supaya Estella mendapat lingkungan yang mendukung bakatnya. Sayangnya sebuah kecelakaan terjadi, yang membuat Estella terlunta-lunta sendiri bersama anjingnya Buddy.

Sendiri di kota besar, Estella bertemu dua pencopet cilik, Jasper dan Horace. Bertiga mereka menjadi komplotan pencuri di London. Jasper yang lebih sensitif, sering mendapati Estella terpesona di depan sebuah butik besar bernama Liberty. Dengan keterampilannya menyusup, Jasper berhasil membuat Estella menjadi karyawan di butik itu, walapun hanya sebagai tukang bersih-bersih. Dari sinilah petualangan Estella dimulai. Ide-idenya tidak pernah didengar oleh si manager butik karena dia hanya tukang bersih-bersih. Sampai suatu hari Estella mengacau, mabuk dan mengubah etalase butik menjadi "style"nya. Etalase ini rupanya menarik perhatian Baroness - designer utama butik itu, dan akhirnya Estella direkrut oleh Baroness.

Karier Estella melejit sebagai designer kepercayaan Baroness. Tapi sedikit demi sedikit, semakin Estella masuk ke dalam kehidupan Baroness, semakin dia membencinya. Baroness orang yang sangat dingin, egois dan tidak ragu-ragu membunuh orang yang menghalangi jalannya, termasuk membunuh ibu Estella. Hal ini membuat Estella marah dan mati-matian berusaha membalas dendam kematian ibunya. Bersama kedua orang temannya, ditambah Artie - designer nyentrik lain, mereka menyabotase semua acara fashion show Baroness.

pic from: https://disney.co.uk/movies/cruella

Ambisi Estella untuk menghancurkan Baroness membuatnya berubah. Dia menjadi jahat dan tidak peduli pada sekitar. Sepertinya akan ada Cruella 2, karena belum pasti apa yang membuatnya menjadi sangat jahat dan terjun ke fashion bulu hewan. Di film ini Estella masih menunjukkan simpati terhadap teman-teman yang membantunya. 

Alur cerita yang lurus ke depan membuat penonton nyaman. Plot twistnya lumayan mengejutkan walaupun mungkin penonton sudah lebih dulu menebak, but still.. Orang akan bertanya, "Kok tega??". Belum lagi penampilan tingkat tinggi oleh double Emma. Emma Stone dan Emma Thompson, membuat kita terhipnotis ke dalam film. Yang saya tulis ini hanya secara general. Di dalam film, semua ditampilkan sangat detail, you will never regret spend 2.30 hrs of your life, enjoying something this beautiful and brilliant..  

Selasa, 01 Juni 2021

FRIENDS

Buat kalian anak 90s pasti familiar dengan serial ini. Walaupun di masa serial ini tayang di TV, jadwalnya nyaris tengah malam. Gak heran, serial ini berisi konten dewasa macam kissing, one night stand, ganti-ganti pasangan, dan sex di luar nikah. Yah, meskipun adegan-adegan itu tidak ditampilkan secara gamblang seperti di film-film jaman sekarang, tetapi banyak adegan dan dialog yang menuju ke sana. Kalau secara alur cerita, buat saya, I loved it! Memang menggemaskan melihat Ross dan Rachel yang seolah selalu not in the right place and the right time. Tapi tidak pernah bosan mengikuti setiap episodenya. Ini satu-satunya serial yang saya ikuti full 10 season. Saya mungkin pernah tulis kalau saya salah satu fans serial Supernatural, tapi karena mereka tidak segera kiamat, saya jadi bosan dan malas nonton. 

FYI, saya tidak menonton serial ini saat diputar awal tahun 1994, karena saat itu berarti saya masih kelas 3 SD. haha.. Nonton serial ini full pas kuliah, dan sama seperti RM, saya juga belajar bahasa Inggris US slang dari film ini. Paham sedikit banyak budaya anak muda New York di masa itu juga dari serial ini. New York ya.. Bukan US secara keseluruhan, karena mereka ber-6 ini muter-muter aja di cafe, tempat kerja, apartemen. Hehe..

Kalau tidak salah, beberapa waktu lalu, serial ini ditayangkan lagi, entah di Netflix atau HBO, dan kalau tidak salah, mendapat review yang agak kurang baik. Karena yah, serial itu adalah penggambaran kehidupan di masa itu. Dan di masa itu, banyak hal-hal yang tidak cocok dengan pemikiran orang masa kini. Misalnya, homophobic atau karena serial ini memang nampak pemainnya kurang "berwarna". Sebagai penikmat film horor sejak tahun 90an, kita juga tahu kalau di film Hollywood, "orang berwarna" selalu mati duluan. Tetapi di masa itu saya belum sadar kalau hal seperti itu termasuk bentuk rasisme. Sampai akhirnya keluarlah film-film macam "Crash", "Scary Movie" atau "Evolution" yang terang-terangan menyebut kalau membunuh "orang berwarna" duluan itu adalah rasis. Seriously, di masa itu, kita menyebut aktor berkulit hitam dengan sebutan "ne*ro", karena banyak telenovela yang memang menggunakan istilah itu, dan kami tidak tahu kalau istilah itu  sebenarnya istilah terlarang dan sangat offensive di luar sana.

Anyway, di luar pemikiran orang yang terlalu dalam itu, saya sangat menikmati serial ini dan beberapa kali putar ulang episode-episode favorit. Bagaimana orang-orang yang menurut kita nampak perfect itu ternyata juga struggle menghadapi kehidupan, bagaimana mereka sama-sama meniti karir sampai sukses hidup mandiri di kota besar dan bagaimana mereka selalu kompak saling mendukung satu sama lain lebih dari keluarga. Banyak contoh baik dari film ini. But yah, sometimes, we need to let go.. Let it that way. The ending was very good. Everyone was happy. Sama seperti Ada Apa Dengan Cinta, kita tidak butuh sinetron untuk menjelaskan kelanjutan cerita Cinta dan Rangga.

Honestly, saya kangen melihat member Friends ini. Tapi tidak untuk membicarakan masa itu. Karena masa itu terlalu lama. Dan walaupun saat itu tidak ada infotainment Indonesia yang membahas kehidupan aktor dan aktris film ini, kita bisa lihat perubahan drastis penampilan Chandler di setiap season. Di satu season dia nampak fresh, di season lain dia nampak tua, kadang gemuk, kadang kurus. Entah masalah apa yang dihadapinya saat itu, dan saya yakin dia tidak ingin kembali mengingat semua itu. That's why, we have to let go. Biarlah karakter-karakter ini hidup dalam memori kita. Walaupun diberitakan ada kemunculan BTS dalam Friends Reunion, tidak membuat saya tertarik untuk menontonnya. Karena saya yakin, acara ini terlalu menyakitkan untuk karakter kesayangan saya, Chandler.

Pic from IMDB


MARATHON SABTU

Ya ampuunn.. udah menjelang 39 tahun bukannya buat sesuatu yang berguna, malah marathon drakor.. haha.. Emang lebih oke nonton review di You...