Sabtu, 25 Maret 2017

MASYARAKAT HAKIM

Society can be harsh.. sometimes, no.. Everytime. It will make you feel useless just by a simple question like, "Where do you work?" or "Do you have a boyfriend? How old are you? Those are simple questions, that judge. Today's society are so judgemental. Bahkan tidak punya akun Facebook pun bisa jadi bahan omongan - sombong, sok misterius, ga gaul, gaptek..
Tadi pagi saya menonton berita yang menyedihkan. Seorang wanita mengamuk di kantor kelurahan karena minta dicarikan jodoh. Saat diwawancara, seorang pegawai kelurahan berkata, "Karena umurnya sudah 29 tahun, dan belum menikah, mungkin dia depresi..". Well, someone doesn't suddenly get depressed.. Masyarakat yang menuntut setiap orang menjadi normal. Mengasihani atau membenci  orang yang dianggap kurang normal. Seorang teman pernah berkata, "Saya nggak suka lihat cowok banci kaya gitu..". My God, do you have to say that?? Do you have any idea how they struggle everyday? Bagaimana banci-banci ini mengutuk dirinya sendiri tiap melihat cermin, menghadapi keluarga, menghadapi pandangan teman, menghadapi pandangan orang di sekitar? And you have to say that you hate them without knowing their potentials.. WTF?
Kapan nikah? Kerja dimana? Kapan punya anak? Anaknya keterima kuliah dimana? Dimana pertanyaan-pertanyaan ini biasanya diajukan walaupun si penyanya sudah mengetahui jawabannya. Dia mendengar dari orang lain tentang orang yang ditanya, dan menanyakannya sendiri. Entah apa tujuannya. Untuk mengingatkan how miserable si orang yang ditanya, atau hanya mencari topik pembicaraan. If you want to make conversation, just get other topics! Let's say, Apa hobimu? Sudah baca buku ini? Nonton berita kemarin?  
Setelah pagi nonton berita pagi itu, sorenya nonton Swiss Army Man, yang benar-benar mendukung post saya kali ini. Menceritakan seorang laki-laki (Hank Thompson diperankan oleh Paul Dano) terdampar di sebuah pulau kecil tidak berpenghuni. Setelah beberapa lama tidak ada pertolongan dan putus asa, Hank pun berniat gantung diri, tetapi tiba-tiba dia melihat sesosok manusia terdampar juga. Ternyata manusia ini sudah tidak bernyawa. Hank kembali ingin bunuh diri, dia sudah bersiap sampai si mayat tiba-tiba kentut. Kentut yang luar biasa kuat sampai-sampai Hank bisa menaiki mayat itu seperti jet ski dan membawanya pergi dari pulau itu. Dan terdamparlah dia di pulau lain. Walaupun pulau itu berpenghuni, tapi Hank harus melewati hutan belantara untuk sampai ke pemukiman. Hank tidak tahu harus pergi kemana, dan karena merasa telah ditolong oleh si mayat, Hank menggendong mayat itu juga untuk mencari pemukiman. 
Selama di perjalanan ini terjadi hal-hal aneh. Mayat itu mulai berbicara dan berkata kalau namanya adalah Manny (diperankan oleh Daniel Radcliffe). Manny tidak bisa mengingat hidup, sehingga selama perjalanan, Hank mengajari Manny tentang kehidupan. Selain itu, tubuh Manny bisa melakukan hal-hal luar biasa, seperti mengeluarkan air bersih, menembakkan biji-bijian, memotong kayu, tali, bahkan sebagai penunjuk jalan. Cara yang dilakukan Hank untuk mengingatkan Manny tentang kehidupan sungguh indah. Dia membuat tiruan tempat-tempat yang biasa dikunjungi manusia dari ranting-ranting dan barang sisa orang camping. Seperti bus, cafe, club, dan lain-lain. Walaupun sebenarnya Hank tidak pernah pergi party-party.
Yang membuat film ini menarik adalah, kita bisa melihat dari dua sisi. Persahabatan yang indah, dan persahabatan yang dianggap tidak normal. Dari sisi Hank, perjalanan itu sangat indah dan menyenangkan, tapi ternyata masyarakat yang ditemui menganggap apa yang mereka lakukan sangat aneh dan mengerikan. Hank adalah lelaki pemalu dan pendiam, tapi bersama Manny, dia jadi merasa spesial dan bebas. Tapi saat kembali bertemu masyarakat, ada banyak peraturan, etika, kenormalan.

pict from http://www.rogerebert.com/reviews/swiss-army-man-2016
Hank     : "People don't like other people's farts."
Manny  : "Is that why you don't fart in front of me?"
Hank     : "I just like to do it alone, or hold it in, that's what you're supposed to do."
Manny  : "That's so sad. If my best friend hides his farts from me then what else is he hiding from me, and why does that make me feel so alone?"

Sabtu, 18 Maret 2017

TENANGLAH

pict from https://johnbirdmedia.com/2015/10/07/im-fine/
This picture doesn't represent me. Behind that "FINE" word, for me, it's "ANGER". I feel like that girl in "Easy A". Everything I do will lead to another wrong perception. I don't always care about what people think about me. But this is too much.
So, this is what happen, some people don't believe that friendship between man and woman do exist. Movies show us that it always ends up with love story, sex. That's why.
Saya bukan orang yang suka menjelaskan sesuatu saat orang lain salah mengomentari apa yang mungkin saya rasakan. Karena apapun yang saya katakan, tidak akan diterima oleh otak mereka. Karena sifat manusia adalah mengedepankan apa yang ada dalam pemikiran mereka sendiri. Begitu juga dengan saya, karenanya saya tidak akan pernah benar-benar mengerti apa yang dirasakan orang lain. Manusia cenderung menarik kesimpulan sendiri, walaupun banyak fakta yang mendukung bahwa apa yang mereka percaya sebenarnya salah. Dan kesalahan saya adalah selalu meng-encourage kesimpulan-kesimpulan tidak benar ini. Kenapa? Karena saya tidak suka berdebat. Maka semua yang mereka katakan, akan selalu saya "iya"kan. 
Kalaupun sekarang saya bilang yang sebenarnya, orang juga pasti akan mengatakan kalau saya hanya menyangkal perasaan. 
So, to some people who don't understand me, I'm totally fine and I never had feelings for anyone you know. Don't let your jokes trigger wild thoughts in your head.

THE PURGE: ELECTION YEAR

Berlanjut ke sini, karena sepertinya post yang sebelumnya sudah kepanjangan. Film ketiga The Purge, Election Year. Yang memang sepertinya dibuat untuk menyambut pemilihan presiden Amerika. Release tahun 2016 dengan poster yang lebih menantang - orang-orang menggunakan kostum tokoh-tokoh Amerika, bertopeng badut.
pict from imdb.com
Tetap menggunakan Frank Grillo sebagai pemeran utama (thank God). Kali ini Frank memerankan tokoh Leo Barnes - kepala pengamanan Senator Charlie Roan. Senator Charlie mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilihan presiden selanjutnya dengan program menghentikan acara purging tahunan. Karena programnya yang bertentangan dengan pemerintah saat itulah yang membuat senator Charlie menjadi buruan banyak pihak, mulai orang biasa pendukung Purge, sampai para pejabat negara, terutama organisasi purging yang disebut NFFA.
Kali ini Frank harus kembali ke jalan bersama calon presiden, karena ternyata beberapa anggotanya adalah mata-mata NFFA. Mereka dibantu oleh sekelompok orang baik yang rela membahayakan nyawa sendiri sebagai tenaga medis, menolong orang-orang yang terluka di jalan selama acara purging tahunan. Pembersihan kali ini semakin menjadi-jadi karena pemerintah Amerika menggunakan acara ini untuk objek wisata. Pemerintah membuka kesempatan warga negara lain untuk ikut melakukan purging. 
Rating film ketiga ini menurun jadi 6.0/10 di IMDB, mungkin karena berbau politis dan memang banyak menampilkan intrik politik yang mengerikan. Bahkan ada adegan debat calon presiden dimana senator Charlie dan pesaingnya menggunakan baju serupa dengan Donald Trump dan Hillary Clinton. 
Jangan salah sangka, ini bukan film asal bunuh dengan adegan gore seperti film-film horor pembunuhan lain. Ketiga sequels ini mengajarkan bahwa, hati orang tidak ada yang tahu. Sebaik apapun mereka kelihatannya di depan kita, kita tidak tahu kalau mungkin mereka sebenarnya ingin melakukan hal buruk pada kita. Just for a precaution, berbuat baiklah, walaupun perbuatan baik kadang juga dianggap pencitraan.

THE PURGE & THE PURGE: ANARCHY

Setelah tiga sequels, saya baru sadar kalau ini film perlu dibahas, karena menurut saya agak underrated. Film pertama release tahun 2013, berjudul The Purge dengan poster yang menarik. Topeng wajah manusia yang sangat realis dengan seringai mengerikan.
pict from rotten tomatoes
Film pertama adalah awal cerita yang menjelaskan apa itu "Purging". Dalam kamus online, "purging" berarti to rid of whatever is impure or undesirable; cleanse; purify atau pembersihan segala sesuatu yang tidak diinginkan. Diceritakan bahwa pada suatu masa, kejahatan di Amerika turun drastis. Hal ini disebabkan karena setiap orang harus menahan hawa nafsunya untuk berbuat jahat. Sebagai gantinya, warga Amerika diberi waktu semalam (12 jam) dalam setahun untuk melepaskan monster dalam dirinya, sehingga mereka bisa kembali bersih menjalani hidup setahun ke depan. Selama 12 jam itu, segala tindakan kejahatan, mulai mencuri, rampok, memperkosa, membunuh, diperbolehkan dan tidak akan ditindak lanjuti setelahnya. Orang yang kehilangan tidak bisa menuntut apa-apa apabila kejahatan dilakukan selama masa "purging". Salah satu tujuan kegiatan ini adalah membersihkan Amerika dari gelandangan, karena mereka yang paling mudah dihabisi saat purging tiba.
So, diceritakan dalam film ini, keluarga Sandin - sebuah keluarga kaya, yang mendapat penghasilan dari menjual sistem keamanan rumah pada keluarga-keluarga elit (SPOILER ALERT!! sistem keamanan mahal yang ternyata bisa dijebol hanya dengan mematikan aliran listrik - mungkin karena ini, ratingnya hanya 5.7/10 di IMDB). Keluarga ini terdiri dari ayah (James Sandin - Ethan Hawke), ibu (Mary Sandin - Lena Headey), anak perempuan (Zoey Sandin - Adelaide Kane), dan anak laki-laki (Charlie Sandin - Max Burkholder). Di malam "Purging", Charlie yang sudah beranjak remaja, mulai bisa berpikir kritis dan tidak menyukai acara tahunan ini. Karena itu, saat ada seseorang meminta tolong memasuki halaman rumahnya, tanpa izin dari ayahnya, Charlie membuka sistem keamanan rumah. Ternyata orang itu sedang dikejar sekelompok mahasiswa yang ingin membunuhnya - tanpa alasan. 
Dari sini cerita mulai seru dan ngeri. Orang asing yang ditolong Charlie mendadak hilang dalam rumah, pacar Zoey tiba-tiba menyerang ayahnya, dan serangan mahasiswa-mahasiswa galau yang melakukan purging untuk senang-senang.
Film dilanjutkan dengan The Purge: Anarchy release pada tahun 2014 dengan cast yang totally beda dengan The Purge. Kalau di film pertama ada dua nama besar - Ethan Hawke dan Lena Headey, di film kedua ini hanya ada satu nama besar (menurut saya), yaitu Frank Grillo. Mungkin karena ini juga film ini jadi underrated. Calon penonton mengira kalau ini cuma film bunuh-bunuhan tanpa alasan dengan adegan gore. You were wrong. Poster film kedua tidak sedramatis film pertama, trailernya yang bikin orang penasaran. 
pict from kingofwallpapers.com
Rumah dengan pengamanan mahal saja bisa jadi seru, maka bagaimana nasib orang-orang biasa yang tidak punya sistem keamanan? Maka dibuatlah cerita kedua ini, dengan setting di jalanan. 
Acara pembersihan tahunan masih berlaku. Seorang laki-laki (Frank Grillo - dalam film ini tidak disebutkan siapa namanya, hanya dipanggil Sargeant) yang sebenarnya tidak suka dengan acara purging, tahun ini bersikeras melakukan purging. Dia sudah menyimpan dendamnya selama setahun dan berharap bisa membalas orang yang pernah menyakiti keluarganya tahun lalu.
Sementara itu, seorang wanita (Eva Sanchez) dan putrinya (Cali), berusaha lay low seperti tahun-tahun sebelumnya. Hanya berusaha diam di dalam apartemen kecil bersama ayah Eva yang sudah tua, karena memang tempat mereka tinggal tidak memiliki sistem pengamanan, sehingga sangat rawan diserang. Ternyata, penjaga apartemen itu sendiri yang menyerang mereka, sehingga mereka harus lari ke jalan - ke tempat yang lebih berbahaya, sedangkan ayahnya malah menyerahkan diri pada sebuah perkumpulan orang-orang kaya sebagai tumbal dengan bayaran besar.
Di sisi lain kota, sepasang suami istri dalam perjalanan pulang mendekati waktu purging. Mobil mereka mogok di jalan, dan akhirnya menjadi target pengejaran sekelompok penganut "purging" yang dikepalai seorang gila dengan sebutan "Big Daddy". Big Daddy mengendarai sebuah mobil box yang box-nya disulap jadi tempat butchering dan penyimpanan senjata. Sargeant bertemu dengan Eva dan Cali yang sedang berusaha melepaskan diri dari Big Daddy. Begitu juga dengan sepasang suami istri tadi. 
Karena menyelamatkan empat orang ini, maka Sargeant kali ini menjadi target utama Big Daddy. Ternyata Big Daddy hanyalah bagian kecil dari perkumpulan yang lebih besar. Orang-orang gila yang rela menghabiskan uang untuk bersenang-senang membunuh rakyat kecil. 
Mendapat rating 6,5/10 di IMDB, film kedua ini memang lebih seru. 

Minggu, 12 Maret 2017

RUMAH KOS

Rumah Kos adalah tempat yang menarik. Bagi remaja yang baru beranjak dewasa, rumah kos akan menjadi tempat kenangan tak terlupakan seumur hidup, karena adalah awal perjuangan. Awal hidup terpisah dari keluarga untuk mencoba mandiri. Menghadapi segala permasalahan sendiri dan tumbuh menjadi manusia bertanggung jawab. Bagi perantau, rumah kos adalah sanctuary, tempat berteduh saat panas dan hujan. Tempat beristirahat, pelabuhan sementara sebelum berpindah ke tempat lain lagi, untuk mencari pengalaman baru lagi. Bagi pasangan muda, rumah kos adalah harga dari sebuah gengsi hidup bersama dengan orang tua. Karena belum mampu membeli rumah, maka rumah kos bisa menjadi tempat pelarian sementara dari omongan tetangga. 
Yang manakah kita?
Rumah kos juga bisa menjadi tempat bernuansa negatif. Tempat berkumpul anak muda, terbebas dari pantauan orang tua untuk bersenang-senang, mencoba berbagai hal baru yang tidak diperbolehkan orang tua seperti merokok, minuman keras, narkoba, bawa pacar ke dalam kamar. Karena biasanya induk semang kos tidak tinggal di rumah yang sama.
Seringkali saya melihat berita di televisi tentang polisi atau BNN menggrebek rumah kos, dan memang ditemukan narkoba, minuman keras, atau pasangan mesum.Walaupun menurut saya, pasangan mesum bukan urusan pihak berwajib. Karena saya yakin mereka yang melakukan ini sudah dewasa dan tahu mana yang baik dan buruk, dan apa konsekuensi dari perbuatan mereka, yaitu neraka. Saya tidak pernah mencoba mencari tahu bagaimana sistem hukum di Indonesia. Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya di "It's A Human's Basic Need", bahwa menurut saya sex adalah kebutuhan dasar manusia normal. Seberapa lama pun pasangan mesum direhabilitasi di dinas sosial, suatu saat, mereka pasti akan melakukannya lagi.
Anyway, kembali ke rumah kos..
Bagi saya, rumah kos adalah tempat untuk mensyukuri betapa bahagianya memiliki rumah sendiri. Semua barang ada pada tempatnya. Mensyukuri betapa bahagianya hidup dikelilingi orang yang kita sayangi, walaupun mereka selalu menuntut ini dan itu. Mensyukuri tangan-tangan lembut yang memegang dahi saat kita demam. 
Alhamdulillah saya punya ibu kos yang luar biasa baik dan menjaga keamanan kosnya dari pasangan-pasangan mesum. Mungkin karena itu juga beberapa orang tidak bisa menetap lebih dari satu bulan. See? it's a human's basic need..



Minggu, 05 Maret 2017

SOMETHING SERIOUS


Ternyata sejak memasuki tahun 2017, baru pertama kemarin saya menulis di blog ini. Waktu seperti terbang dari Desember langsung ke Maret. Hehe.. 
Sebenernya pengen banget nulis sesuatu yang serius seperti tentang kehidupan yang ruwet atau tentang informasi berguna di bidang kesehatan. Tapi entah kenapa, setiap akan memulai menulis sesuatu yang serius, saya jadi ragu. Lagipula, tulisan ilmiah di Blog kurang bisa dipercaya dan tidak bisa dijadikan acuan untuk tulisan ilmiah lain. Ingat ya? Jangan pakai blog untuk daftar pustaka. Bisa dimarahi dosennya ntar.. Kenapa? Karena tulisan ilmiah butuh persetujuan dari orang yang sudah ahli di bidangnya. Tidak ada ahli yang mereview isi blog ecek-ecek seperti ini. Kalau saya tiba-tiba tulis di sini bahwa asam amino bisa diubah menjadi asam lemak di dalam tubuh, apa kalian percaya? Blog mungkin hanya informasi yang penerimaannya tergantung pembaca. Percaya atau tidak. 
Karena itu, tulisan pertama kemarin akhirnya film lagi.. film lagi..
Anyway, terima kasih pada siapapun itu yang sudah membuat subtitle Hiro Maniac Seikatsu. Sumpah si Masahiro Higaside komik banget mukanya. Bagi kalian yang suka dorama Jepang, jangan lewatkan Mondai No Aru Restaurant (Restaurant With Many Problem). Sama seperti Blue Spring Ride, film ini saya dapat karena lagi tergila-gila pada Masahiro. Walaupun Masahiro tidak banyak muncul dalam dorama ini, tapi ceritanya sangat bagus dan sangat feminis. Menceritakan tentang bagaimana kebanyakan pegawai wanita diperlakukan di Jepang. Entah benar atau tidak, tapi yang digambarkan dalam film ini sangat mengerikan. Dilecehkan, tidak dianggap, ide dicuri, dan lain-lain. Tanaka Tamako, tokoh utama dalam serial ini diceritakan adalah wanita mandiri yang tidak segera menikah karena mengejar karier. Tapi ternyata karier yang dikejarnya seolah semakin jauh karena perusahaan di Jepang tidak bisa mempercayakan jabatan tinggi pada wanita. Apalagi setelah mengetahui salah satu sahabatnya mengalami pelecehan seksual di kantor, Tamako akhirnya keluar dan membuka restoran sendiri. Restoran dengan banyak masalah, karena semua pegawainya memiliki masalah masing-masing. Film yang sangat inspiratif.
pict from www.jdorama.com

And about Suicide Squad.. is it just me who think that this movie is overrated? The trailer was amazing! Really.. I thought that Leto Joker would be better than Ledger Joker. Apa sebenarnya fungsi Joker dalam film ini? I've searched for bad reviews, but couldn't find one. People think that this movie is great. Saya bahkan nggak bisa bertahan nonton film ini lebih dari 10 menit, sama seperti The Matrix. Sorry. Buat kalian yang belum nonton, maaf saya nggak bisa kasih review, karena saya hanya nonton 10 menit. Ledger Joker still the best tho..
Kan, ngomongin film lagi..
Beneran nggak bisa nulis yang serius

MARATHON SABTU

Ya ampuunn.. udah menjelang 39 tahun bukannya buat sesuatu yang berguna, malah marathon drakor.. haha.. Emang lebih oke nonton review di You...