Rabu, 27 Maret 2024

LITTLE WOMEN (HOW'S LIFE GOING?)

Akhir-akhir ini saya baca Little Women karya Louisa May Alcott. Bukan karena apa, tapi karena serial favorit saya, Friends menyebutkan buku ini dalam salah satu episodenya. Selain itu, di IMDB entah sudah berapa kali cerita ini diangkat jadi film dan di-remake setiap tahun, dan semuanya ber-rating tinggi. Belum sampai pertengahan cerita sih, tadinya seperti baca novel-novel karya Enid Blyton jaman SD, cerita tentang kehidupan sehari-hari. Kehidupan sehari-hari empat gadis remaja dari keluarga pas-pasan dengan sifat berbeda-beda. 

Walaupun dari keluarga yang tidak berlimpah harta, mereka hidup bahagia, tidak pernah lupa berbagi dengan orang-orang yang lebih tidak beruntung, dan rajin bekerja. Ayah mereka ditugaskan berperang, sehingga ibunya harus mengurus rumah tangga dan memenuhi kebutuhan ekonomi mereka sendiri. Tidak sendiri sebenarnya. Anak-anak gadis ini punya pekerjaan-pekerjaan paruh waktu yang membantu sedikit perekonomian. Selain itu mereka punya tetangga kaya yang super baik, yang tidak pernah berpikir dua kali untuk membantu saat keluarga besar itu.

Karakter center-nya adalah Jo atau Josephine March, anak kedua dari 4 bersaudara. Si paling aktif, paling bubbly, paling tomboy, dan merasa paling dewasa. Walopun sebenernya ada Meg, kakak tertua yang cantik. However, karena ini novel klasik, untuk saya milenial yang sudah terbiasa dengan kisah-kisah 90an, mungkin memang banyak kisah 90an yang terinspirasi novel ini. 

However, saya menemukan novel ini di salah satu container yang sudah 4 tahun saya taruh di gudang karena harus pergi ke Taiwan. Untungnya barang-barang di dalam container itu masih utuh. Dan di tengah titik terendah dalam hidup saya, selain Youtube Uztad Adi Hidayat, Little Women berhasil menemani saya. So, how's life going? Terakhir curhat bulan Desember 2023, itu juga terpaksa karena sudah lama gak nulis. 

Kadang iseng saya buka archive tulisan di blog ini. Dan menemukan sesuatu di tahun 2020. Ternyata saya pernah menulis masih ingin mendaftar jadi CPNS walaupun umur sudah tua dan sudah hampir batas akhir untuk daftar cpns. Alhamdulillah doa itu dikabulkan Allah. Dengan perjuangan yang sebenernya mungkin biasa saja untuk beberapa orang, tapi luar biasa untuk saya. Karena di usia 38 tahun dan harus baca-baca lagi tentang sejarah Indonesia, butir Pancasila, UUD 45, belum lagi info-info politik terkini. Itu menurut saya berat sekali. Karena tidak ada waktu untuk ikut intensif CPNS, maka saya harus intensif sendiri di sela-sela bekerja, dengan follow channel-channel Youtube yang membahas soal-soal CPNS, follow channel Spotify yang mem-podcast-kan ilmu Pancasila, sejarah, dll., beli ebook soal-soal CPNS. Sepertinya tiada hari tanpa mendengar atau melihat soal CPNS. Terutama TWK. Itupun pada akhirnya saya hanya mendapat 17 soal benar. Hahah.. parah sih.. Kalau orang lain suka bilang, "Saya iseng aja ikut CPNS..", well, that's not me.. Alhamdulillah didukung nilai TIU dan TKP yang lumayan, sehingga akhirnya bisa lulus SKD. Untuk SKB, karena interviewnya mempresentasikan publikasi yang pernah dibuat, so, alhamdulillah..

Well, here's the thing.. Kadang Tuhan membuat kita melakukan sesuatu yang berat tanpa kita tahu apa manfaatnya saat itu juga. Seperti misalnya dulu saya yang tiba-tiba mendaftar di kampus baru di Sumbawa, jauh dari keluarga dan teman. Jauh dari alfamart dan indomaret (saat itu). Yang kampusnya juga jauh di bawah gunung, mesti motoran kurang lebih 9 km pulang pergi tiap hari, dengan fasilitas kampus seadanya (karena masih sangat baru). Untuk apa? Pembuktian pada siapa? Mau membuktikan ke orang-orang kalau Dinar yang anak mama ini bisa mandiri? Bukan. Ternyata bukan itu. Tuhan mengirim saya ke sana karena Dia tahu saya hobi banget nonton film horor Thailand dan sangat ingin menginjakkan kaki di Thailand. Dia juga tahu saya dulu tergila-gila serial Meteor Garden, dan ingin main di kampus San Cai. heheh..

Begitu juga dengan yang terjadi sekarang. Empat tahun di Taiwan kami diteror dengan permintaan publikasi tiap semester. Di negara orang dengan uang pas-pasan, mesti sekolah sambil kerja, dan lembur untuk membuat publikasi. Mengumpulkan poin publikasi untuk syarat lulus dan syarat kelanjutan beasiswa. Belum lagi diejek-ejek posdoc yang bilang tulisan saya tidak layak masuk jurnal. Untuk apa? Untuk lulus S3? Bukan, ternyata bukan itu saja. Turns out, SKB CPNS yang saya lamar ini mewajibkan kami memiliki pengalaman pendanaan penelitian, pengalaman konferensi internasional, punya prosiding internasional, dan publikasi internasional bereputasi. Dan itu saya dapatkan semua selama bersekolah di Taiwan. Rencana Tuhan memang misterius kan?   

Alhamdulillah di usia 39 tahun ini saya masih diberi kesempatan menjadi CPNS. Walaupun mungkin usia saya tidak akan lama lagi, Saya akan berusaha keras untuk berkontribusi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MARATHON SABTU

Ya ampuunn.. udah menjelang 39 tahun bukannya buat sesuatu yang berguna, malah marathon drakor.. haha.. Emang lebih oke nonton review di You...