Senin, 23 April 2018

HOROR YANG TERLEWATKAN

Berasa bosan dengan horor yang beredar akhir-akhir ini. Termasuk pada horor-horor Indo yang sebenarnya semakin kembali ke jalan yang benar, tapi ternyata tidak terlalu twisty. Termasuk (maaf) Jailangkung (2017). Saya fans berat Jelangkung (2001), dan dengan keluarnya Jailangkung (2017), membuat saya mengharapkan pengobat rindu. Bukannya saya tidak menghargai film dalam negeri, tapi kalian butuh kritik, bukan cuma dukungan. Sudah banyak yang mendukung film ini di laman IG Jefri Nichol, maka saya merasa tidak perlu jadi salah satunya. Hehe.. Dan maaf, IMDB pun menghargai film ini dengan rating 3,3/10, sedangkan Jelangkung (2001) dinilai 6,4/10. Pertama, hantunya bermuka terlalu internasional untuk film yang mengusung legenda lokal, apa yang terjadi pada tokoh yang diperankan oleh Hannah Al Rasyid, saya tidak mendapat jawabannya sampai akhir film, dan buku Betaljemur Adammakna, seingat saya buku itu tentang petunjuk hidup, bukan untuk memanggil setan.
Bukan mau nulis tentang film ini sebenarnya. Tapi tentang film-film horor yang terlewatkan. Just in case kalian yang tiba-tiba gede udah nonton Jailangkung (2017), maka saya sarankan untuk tidak melewatkan Jelangkung (2001).
Sekarang saya mau ulas tentang dua film horor yang weekend kemarin saya tonton. The House of The Devil (2009) dan Lake Mungo (2008). Keduanya bukan film yang dipromosikan besar-besaran macam Conjuring atau Insidious.
The House of The Devil (2009) adalah film berlatar tahun 1980an. Masa itu adalah heboh-hebohnya isu pemuja setan. Sampai sekarang sih.. Cuma sekarang isunya teori konspirasi. Menceritakan tentang Samantha (Jocelin Donahue), mahasiswi tingkat 2 yang mati-matian berusaha hidup mandiri. Sam mencari pekerjaan sekenanya untuk membayar sewa rumah. Dan kebetulan ada flyer di papan pengumuman kampusnya untuk menjadi baby sitter di malam gerhana bulan. Bersama Megan (Greta Gerwig), Sam pergi ke rumah yang membutuhkan baby sitter itu. Dan seperti film horor pada umumnya, rumah tersebut megah, berada jauh di luar kota dengan jalanan sepi. Ternyata, bukan bayi yang harus dijaga oleh Sam, melainkan sosok "ibu" yang tidak menampakkan diri sampai 20 menit film akan berakhir.
pic from: IMDB
Bukan hantunya, bukan acara pemujaan setannya. Tetapi ketegangan dan tanda tanya yang dipancing oleh penulis dan sutradara sejak awal film, yang membuat saya bertahan menonton mulai awal sampai akhir. Sosok-sosok pemilik rumah yang seperti tidak pernah berkomunikasi dengan manusia, suara-suara dari dalam rumah, pemaksaan memesan pizza, mobil sederhana untuk rumah yang mewah dan gemas melihat Sam yang berkeliaran di rumah orang. Membuatmu ingin berteriak menyuruhnya diam dan nonton TV saja sampai tengah malam. Film ini dinilai 6,4/10 dalam IMDB

Lake Mungo (2008), film horor Australia dengan budget murah, tapi mendapat penilaian tinggi (6,1/10). Untuk saya, anything above 6/10 is good. Film ini dibuat seolah dokumentasi tentang kematian tragis seorang cewek remaja (Alice Palmer). Sepanjang film berisi interview dengan orang-orang dalam kehidupan Alice. Ayah, ibu, adik, kakek, nenek, pacar, teman. Tentang bagaimana sifat Alice, bagaimana dia hilang, bagaimana mayatnya ditemukan, dan keanehan-keanehan yang terjadi di rumah Alice setelah Alice meninggal. Alice diceritakan sebagai gadis baik dan ceria dari keluarga baik-baik, punya banyak teman dan pacar yang ganteng. Sayangnya, dia harus meninggal tragis dan entah kenapa arwahnya muncul di foto-foto yang dibuat di sekitar rumah. Keluarganya jadi bertanya-tanya, apakah dia tidak bahagia semasa hidup? Sementara sang Ibu merasa bahwa Alice selama ini baik-baik saja. Kenapa dia melihat Alice bersedih dalam mimpi?
Selama setengah film kita dibuat percaya bahwa pada penampakan dalam foto hantu, dimana sebenarnya ada fakta lain di balik foto-foto itu. Mengungkapkan bagaimana si gadis baik-baik ini menyimpan rahasia besar dalam hidupnya dan dihantui oleh rahasia itu. Walaupun pada akhirnya benar-benar muncul hantu, but that was a heart breaking moment.. Membuatmu berpikir, bagaimana kalau itu terjadi pada kita? Menghadapi kematian, face to face..
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

39

Kalau kata film Tusuk Jelangkung, hari lahir dan weton orang itu akan terulang tiap 39 tahun. Jadi misalnya lahir tanggal 9 Maret 1993, Sela...