Sabtu, 14 Agustus 2021

SIAPA YANG HARUS DISALAHKAN?

"I don't believe this. You steal a car and it's my fault. You evade arrest and it's the cops' fault. You get kicked out of the house, it's mom's and dad's fault. You loose football scholarship and it's the coach's fault. You can't keep a job for more than two weeks because it's every manager's fault"

Itu salah satu line dialog Carly Jones, karakter dalam film House of Wax, release tahun 2005. Walaupun ini hanya film teen slasher yang lewat begitu saja, bahkan pemain-pemainnya sepengetahuan saya menghilang dari dunia layar lebar. Tetapi dialog ini cukup mengena di hati saya. Biasalah, sekelompok anak muda hendak pergi ke suatu tempat, dan mampir ke tempat yang salah. Sebuah kota kecil yang memiliki museum lilin lumayan besar yang di dalamnya semua terbuat dari lilin, bahkan bangunan museum itu juga terbuat dari lilin. Hanya saja, kalau biasanya museum lilin berisi tokoh-tokoh terkenal, museum ini berisi muka orang-orang biasa. Di IMDB hanya ber-rating 5.4/10, but believe me, if you guys love I Know What You Did Last Summer dan sejenisnya, maka film ini juga wajib tonton.

Pic from: https://www.imdb.com/title/tt0397065/

Anyway, kembali ke menyalahkan orang lain. Secara tidak sadar saya juga selalu menyalahkan orang atas hal buruk yang terjadi pada saya. Saya tidak bisa publikasi jurnal tahun ini, salah pembimbing. Jurnal ditolak, salah penerbit. Jurnal cadangan tidak segera kelar, salah co-author. Novel ditolak penerbit, salah internet. Haha.. sebisa mungkin menghindari jatuhnya kesalahan ke tangan saya sendiri. Semua salah orang lain, salah dunia. Mungkin itu untuk menenangkan hati, meringankan beban hidup. Kalau semua perbuatan menyalahkan itu disimpan sendiri, it's OK lah ya.. But.. Tetapi, saat kita mulai menyampaikan itu ke orang lain yang mungkin tidak tahu masalah sebenarnya, apa yang terjadi? Bisa jadi orang yang mendengarkan tidak peduli, bisa jadi mereka sangat peduli dan ikut menyalahkan orang yang kita salahkan.. hmm.. meracau kan jadinya.

Entah kenapa jadi meracau begini, cuma pengen curhat aja, gara-gara beberapa hari lalu disentil alumni. Karena kami "disalahkan" sebagai oknum yang menambah jumlah pengangguran di Indonesia. So, alumni ini anak yang memiliki potensi, dia rajin, cerdas, pinter lah walaupun kami tinggal di pulau kecil yang jauh dari pusat peradaban Indonesia. Dan sama dengan banyak kasus yang terjadi di seluruh Indonesia, tidak jarang mahasiswa seperti ini susah mendapat pekerjaan. Kalau di pengalaman saya dulu yang juga sempat lama menganggur, pertama, karena muka dan kemampuan make up kurang mendukung untuk pekerjaan yang saya lamar, kemampuan komunikasi kurang. Sempat diterima kerja di pabrik produksi makanan yang sangat sesuai dengan jurusan saya, tetapi tidak diambil karena jauh dari rumah. Setelah diterima kerja kantoran di dekat rumah, 10 bulan malah saya tinggal karena tidak tahan persaingan. That was all my fault, and no one else. Dulu memang pernah saya menyalahkan orang lain. Salah manager-manager yang menginterview, salah teman yang mendapat posisi karena mereka kenal dengan orang dalam. Pokoknya semua salah orang, hehe.. 

Berawal dari masuknya anak-anak baru ke grup alumni, ada yg menanyakan, apa beda alumni sekarang dan dulu. Saya jawab bercanda saja, "beda orangnya" dan anak ini tiba-tiba menjawab balik, "cuma nambahin pengangguran aja dong?". Sebenarnya ingin saya jawab lebih lanjut, hanya saja saya malas berargumen. Memang salah saya menjawab sekenanya. Sebagai tenaga pengajar, seharusnya saya lebih bijak dalam berkata-kata. And I start to wonder if it's really our fault.. To teach them things and just let them out to the world. What skill did we teach them? Was it enough? Well, surely it's not..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

39

Kalau kata film Tusuk Jelangkung, hari lahir dan weton orang itu akan terulang tiap 39 tahun. Jadi misalnya lahir tanggal 9 Maret 1993, Sela...