Saya sebenernya pengen protes karena gak bisa nonton film ini pas premiere release-nya. Tapi kalo protes di channel Youtube Rapi Films, ntar dikira saya banyak gaya karena sementara tinggal di luar negeri. Untungnya gak lama udah tayang di Disney+. Tapi mohon maaf ya Mas Joko Anwar, mungkin saya gak akan kehitung sebagai viewers-nya.
Anywaaayyy.. kembali ke filmnya yang tadi malam, malam jum'at, saya baru tonton. Supaya lebih seru dan menghayati, saya tonton hampir tengah malam, dan matikan semua lampu. Dan saya memang saat ini juga tinggal di semacam rusunawa, jadi yahh.. mendukung sekali setting tempat tinggal saya sekarang dengan setting Pengabdi Setan 2.
Saya yakin semua horror dan non horror enthusiats sudah tamat film ini sejak beberapa bulan lalu. Dan ini adalah film super populer karena mengikuti jejak pendahulunya, Pengabdi Setan, ditulis, disutradarai oleh Joko Anwar yang yah.. you know lahh.. Untuk saya, Joko Anwar ini semacam Bong Joon-Ho atau Guillermo del Toro. Tekankan "untuk saya" ya.. Karena siapa tahu yang lain gak merasa demikian. Bukan tentang kemampuannya men-direct atau bikin cerita, tapi karena beliau semua membuat film-film dengan genre favorit saya, dan "tanpa sadar" saya menonton hampir semua filmnya. "Hampir semua" karena saya suka skip yang gak horror. Kenapa "tidak sengaja"? Karena saya bukan orang yang lebih tertarik dengan cerita dan orang di depan layar daripada orang-orang di belakang layarnya. Hahah.. Setelah Parasite, baru saya cek siapa Bong Joon-Ho, dan ternyata semua karya horror-nya sudah saya tonton. Setelah The Shape of Water, saya baru cek siapa itu Guillermo del Toro dan semua film produksinya yang juga sudah saya tonton, bahkan sampai film berbahasa Spanyol - Julia's Eyes. Sama dengan Joko Anwar, saat beliau akan me-remake Pengabdi Setan (1980), baru saya Google, siapa itu Joko Anwar. Ternyata dia orang di balik semua film Indonesia favorit saya, mulai Janji Joni, Pintu Terlarang, Kala, Modus Anomali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar