Jumat, 03 Juli 2015

ONE WISH, GRANTED.. (2)

Dan hari itu adalah saat bersejarah dalam hidup saya. 24 Mei 2015. Tanggal dimana kemungkinan menginjakkan kaki di tanah Thailand semakin besar. Dengan acara pelepasan kecil-kecilan mengundang ortu mahasiswa dan keluarga dosen-dosen yang mau berangkat, kami pun dilepaskan. Kami bertigabelas berangkat dari Sumbawa menuju Jakarta, transit di Lombok. Berangkat jam 10 malam menggunakan travel. Dengan kecepatan tinggi travel kami membelah sepinya malam. Di Sumbawa, jam 9 sudah malem bangeett.. Jalan sepiii.. hehe.. Hampir tengah malam, travel kami sudah mendarat di Pelabuhan Tano, Sumbawa Barat.  Beralihlah kami ke alat transportasi selanjutnya, yaitu kapal laut. Kelopak mata serasa seberat satu kilo. Tapi tentu saja kami harus turun dari mobil saat di dalam kapal. Ternyata kapal sudah penuh sesak, tidak ada tempat duduk lagi, sehingga saya akhirnya berdiri di pinggiran kapal bersama seorang mahasiswa. 
Sekitar jam 1 pagi kami sampai di pelabuhan Kayangan, Lombok. Dari sana, perjalanan dengan travel berlanjut lagi ke bandara Internasional Lombok. Jam 2 pagi travel sudah memasuki bandara. Bandara terang benderang. Anehnya, sepiiiiiiiii... nggak ada pegawai bandara satu pun! Semua lampu menyala, bahkan toilet pun lampunya menyala, kami jadi seraasa seperti di 28 Days Later, dimana orang-orang tiba-tiba ngilang dari muka bumi, dan tinggal beberapa yang sudah jadi zombie. Semua pintu dikunci, termasuk pintu toilet. Akhirnya, ngemper.. Dulu sebelum kenal pesawat terbang, bayangan yang ada di kepala saya - hasil nonton film, bandara tuh tempat elit, bersih, semua mahal, nggak bisa duduk sembarangan.. Eh, ini malah ngemper.. 
Haha! Ternyata petualangan kami sebagai backpacker sudah dimulai, bahkan sebelum sampai di Thailand.
Akhirnya, pintu bandara buka jam 5 pagi. Kami segera masuk untuk check in. Setengah 7, kami mulai memasuki pesawat. Di dalam pesawat, karena tidak tidur semalam, saya langsung memejamkan mata. Sekitar 30 menit kemudian, saya membuka mata, di luar tampak putih.. Ooohh.. mungkin lagi di tengah awan, lanjut tidur.. 30 menit kemudian, terdengar pengumuman dari mbak pramugari, meminta semua penumpang turun. Lho kok cuma 1 jam? Padahal di tiket tertulisnya LOmbok-Jakarta 2 jam? Hebat bener nih pilot.. Ternyata, usut punya usut.. kami masih di Lombok.. Turun dari pesawat saya baru sadar, kalau pemandangan putih di luar jendela tadi ternyata adalah kabut tebal, sehingga penerbangan ditunda.. =D

Muter-muter lah di bandara sampe jelek.. Udah jelek belum mandi sejak kemarinnya, tambah lagi jelek badmood gagal terbang. Tapi semua dibikin hepi aja, biar yang lain juga jadi hepi.. hehe..
Jam setengah 9 kami baru dipersilahkan masuk ke dalam pesawat lagi, dan benar-benar berangkat terbang. 
Entah jam berapa, kami sampai di Jakarta, kota yang tidak pernah ingin saya kunjungi. Macet, panas.. Haiisshh.. Tapi di kota inilah tempat kami briefing dengan sang empunya kampus, sebelum berangkat ke Thailand. 
Selama di Jakarta, kami tinggal di perumahan apa ya namanya? Taman Giri Loka kalo nggak salah. Mungkin daerah Tangerang, entahlah.. saya nggak tertarik mencari tahu. Yang jelas, itu perumahan elit, bro.. sis.. Haha! Masuknya aja nih, pake kartu! Untung pas dimasukin kartu nggak keluar duitnya.. Tetangga kami golongan menteri, artis, anggota DPR. Kalo ditawari rumah gratis di situ sih.. mungkin saya tolak.. Mungkin.. Hehe.. Abisnya, sepi, nggak ada mini market, keluar-keluar susah, harus sama yang punya rumah, ato nggak harus kenalan dulu sama satpamnya, nggak akan ada pemandangan si pemilik rumah-rumah gedong itu duduk-duduk di teras, yang duduk-duduk cuma pembantunya, sis! Mobil mewah 2-3 biji ngejogrok di garasi, orangnya entahlah ada di belahan dunia sebelah mana. Cukuplah pemandangan seperti itu saya lihat sehari dua hari aja, nggak perlu seumur hidup. Bisa gila..
Jadi, di Jakarta ini, kami diberi wejangan oleh sang empunya kampus supaya ati-ati jaga diri di Thailand. Karena, selain ini pertama kalinya sebagian besar dari kami melakukan perjalanan ke luar negeri, Thailand juga negara yang menurut saya, "terserah lo". Kamu mau jadi baik, kamu mau jadi gila, terserah deh..
Dan inilah petualangan kami..
(bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A NEAR DEATH EXPERIENCE

Ini sebenarnya terjadi beberapa minggu lalu. Dimana saya terbangun di tengah malam dan tiba-tiba merasa kedinginan. Kedinginan yang tidak bi...