Rabu, 23 Oktober 2019

A WEEK AND IMPRESSED

Sesaat sebelum mengikuti TKB CPNS 2018, saya pergi mengunjungi rumah yang hampir selesai dibangun, and I fell in love. Rumah kecil milik kami sendiri. Saya akan tinggal di sana selamanya, I love that place. Rumah dan orang yang tinggal di dalamnya membuat saya ragu dengan niat untuk mengerjakan soal tes CPNS dengan baik, sehingga saya gagal dan sangat bersyukur. Satu tahun waktu yang sangat singkat untuk tinggal di sana. Ternyata saya dan suami harus pergi melanjutkan studi. Suami di Malaysia dan saya di Taiwan.
Saya berangkat meninggalkan rumah tercinta itu tanggal 14 Oktober 2019, dan meninggalkan kepulauan Indonesia pada Selasa, 15 Oktober 2019. Sampai di bandara Taoyuan - Taipei nyaris tengah malam sehingga selama di jalan menuju Taichung cuma tidur. Dari Taipei ke Taichung dengan bus yang jalan tengah malam ternyata hanya butuh waktu 2 jam, dan sampailah di asrama. Pagi buta kami harus mengisi form registrasi asrama sehingga tidak membaca semua peraturan dengan baik.. Saya dan teman-teman cewek yang lain mendapat kamar di lantai 3, kami harus membawa bawaan berpuluh-puluh kilo itu ke lantai 3. Untungnya ada petugas asrama yg juga mahasiswa yang baik hati mengangkatkan koper saya sampai depan kamar. Alhamdulillah saya sekamar dengan bu dosen dari Lombok yang sesama muslim, jadi bisa bebas buka jilbab.. haha.. Siangnya baru kami pergi ke kampus untuk registrasi.
ini adalah sepojok kampus Chaoyang University of Technology

Anyway.. sudah seminggu saya tinggal di "desa" ini.. Karena kata orang Taiwan, Chaoyang ini desa.. A week and impressed. Nyetir sebelah kiri, jalan sebelah kanan, semua orang berjalan kaki dengan kecepatan sekitar 30km/jam, beda sekali dengan saya yang sangat santai. Sebelum melanjutkan, ada pengalaman yang ingin saya bagi tentang masyarakat Sumbawa (tempat saya berumah tangga). Mereka sangat baik dan akan memberikan segalanya kalau kalian bertamu ke rumah mereka. Mereka juga menerima orang asing dengan sangat baik. Menurut saya, sebagian besar orang Sumbawa kaya raya dan sangat royal. Tetapi, ada dua hal yang sangat saya tidak suka dari masyarakat Sumbawa, buang sampah sembarangan dan tidak mau antri. Sorry.. kalau kalian ke Sumbawa dan lihat mobil mewah tiba-tiba buka jendela untuk membuang sekeresek sampah, itu sudah biasa. Dan kalau kalian antri di convenient store lalu ada ibu-ibu bawa 3 anaknya nyerobot di depanmu, itu adalah hal biasa. Di Sumbawa, salaman dengan pengantin adalah hal yang sangat tidak menyenangkan, karena tidak ada orang yang mau mengantri. Sangat berkebalikan dengan di desa Chaoyang ini. Tidak ada sampah di jalanan walaupun tidak disediakan tempat sampah di tiap 100 meter. Dan yang paling menyenangkan adalah, orang di sini mau banget antri. Biarpun dia bertampang sangar, badannya besar penuh tato, nafas bau alkohol, kalau kita di depannya, dia bakal tungguin kita.
Tidak sedikit orang menggunakan mobil di sini, tapi foto di atas adalah foto saat mereka berhenti di lampu merah. Perhatikan jarak antar mobil.. Mungkin karena ini katanya bukan bagian tengah kota, tapi entahlah. Jarang sekali saya dengar kendaraan menggunakan klakson. Lampu merah baru berubah hijau sudah langsung klakson, ada orang mau nyebrang, klakson, orang mau belok, klakson.. hmm.. Di sini, kalau ada orang nyebrang, kendaraan yang berhenti, beda dengan kita, lihat orang mau nyebrang malah makin ngebutt, terus klakson.. haha..
Oh ya satu lagi, tidak ada barang hilang. Kalau kamu tidak sengaja meninggalkan hp di saku motor pas kuliah atau belanja, dijamin hp itu masih di sana saat kamu balik. Jangankan di saku motor, ketinggalan di kantin yang tidak dijaga pun gak bakal ilang.. WOW.. saya jadi penasaran bagaimana orang tuanya ajarin anak-anaknya untuk menghargai orang lain dan benda-benda yang bukan miliknya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

39

Kalau kata film Tusuk Jelangkung, hari lahir dan weton orang itu akan terulang tiap 39 tahun. Jadi misalnya lahir tanggal 9 Maret 1993, Sela...