Minggu, 19 Januari 2020

JOJO RABBIT (2019)

Pengunjung blog ini sepertinya adalah orang-orang yang kesasar karena mencari judul film horor tidak populer. Film fenomenal macam ini mungkin tidak akan menarik. Karena review saya bakal ter-shallow di antara blog-blog reviewer film di luar sana. But i'm gonna write it anyway. Because it is so good and will take your feeling up and down the hill.
Pertama melihat trailernya saya bingung ini sebenarnya film apa. Dengan adanya Rebel Wilson, mungkin ini film komedi liburan sekolah. Tapi saat melihat nama Taika Waititi sebagai Hitler, maka mungkin ini adalah film komedi yang bagus. Dan saat film ini masuk nominasi film terbaik Oscar 2020, OK.. I need to see who this Jojo is..



So, Jojo adalah seorang anak Jerman berumur 10 tahun yang sangat Aryan, bahkan teman khayalannya adalah Hitler. Mungkin karena seumur hidupnya dikelilingi guru dan teman-teman yang menjejali kepalanya tentang betapa kuat ras arya dan Yahudi adalah monster mengerikan yang harus dikalahkan oleh bangsa arya. Saya tidak tahu bagaimana keadaan di Jerman pada masa itu. Saya tidak terlalu banyak ingin tahu tentang sejarah kenapa Hitler sangat membenci Yahudi. Taika Waititi membuat film ini dari sudut pandang anak-anak terhadap perang dan pembantaian Yahudi. Sisi yang lucu, lugu, menyenangkan dan juga ketakutan.
Jojo semangat mengikuti camp NAZI junior. Di camp itu diajarkan menggunakan senjata api, pisau, bela diri bahkan saling membunuh. Sayangnya, jauh di dalam hati Johaness atau Jojo, dia tidak seperti yang lain. Dia berpikir seribu kali untuk menyakiti temannya. Seniornya menyadari hal ini dan mulai membully Jojo dengan sebutan pengecut. Dia dipanggil Jojo Rabbit  karena saat ditantang membunuh kelinci, dia malah melepasnya. Untuk membuktikan kalau dia juga pemberani, si Hitler dalam kepala Jojo menyuruhnya mengambil granat dari tangan gurunya untuk diledakkan. Jojo pun melakukannya, tetapi sayang, granat yang dilempar menghantam pohon dan memantul kembali ke dekatnya, lalu meledak. 
Jojo selamat, hanya saja wajah dan kakinya cedera sehingga dia tidak bisa kembali ke camp, bahkan tidak boleh menjadi tentara NAZI. Selama masa penyembuhan, dia harus terapi dan tetap pergi ke markas NAZI untuk membantu. Tetapi hari-harinya lebih banyak dihabiskan di rumah. Karena sering di rumah, akhirnya dia sadar kalau ibunya - Rosie menyembunyikan gadis Yahudi di atap. Jojo berusaha menyingkirkan gadis itu, tetapi gadis itu sangat gesit dan kuat. Membuat Jojo kewalahan.  Gadis Yahudi itu bernama Elsa. Kalau ada yang tahu ada Yahudi dalam rumah itu, nyawa mereka semua dalam bahaya. Pengkhianat akan digantung di tengah kota. Dia menyalahkan ibunya karena menaruhnya dalam bahaya. Rosie adalah seorang wanita yang sangat menyenangkan. Dimainkan dengan sangat baik oleh Scarlett Johanson.
Karena Jojo tidak punya pilihan lain, maka dia memilih tidak melapor pada siapa-siapa, tetapi demi ke-arya-annya, dia masih berusaha membantu NAZI untuk menangkap "ratu" Yahudi dengan mengorek informasi dari Elsa. Dengan cara yang lugu, menanyakan langsung.. haha.. Tentu saja Elsa semakin menggodanya. Mengatakan kalau Yahudi tinggal di gua, tidur terbalik seperti kelelawar dan bertanduk. Hubungan yang aneh ini semakin mendekatkan mereka berdua.
Ini bukan film yang berpesan, "Anak-anak, jangan jadi NAZI!". Tapi berpesan, "Be nice, and it will kill you..". Haha.. Maksudnya, in the past, being nice will bring you to death sentence. Today, being a good person is a freedom. So, embrace it and be a nice person. Taika Waititi menaruh unsur komedi, drama, action dan holocaust dalam satu film. Perasaanmu akan dibawa naik turun sepanjang film. Terutama saat Jojo mengejar kupu-kupu dan melihat sepatu ibunya. Jojo diperankan dengan sangat baik oleh pendatang baru - Roman Griffin Davis, yang membawa namanya masuk nominasi Golden Globe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

39

Kalau kata film Tusuk Jelangkung, hari lahir dan weton orang itu akan terulang tiap 39 tahun. Jadi misalnya lahir tanggal 9 Maret 1993, Sela...