Minggu, 11 Januari 2015

JUST REALIZE THIS

Bersyukurlah kalau kalian masih memiliki keluarga lengkap. Ayah, ibu, kakak, adik, kakek, nenek, paman, tante, sepupu. Karena sebagian dari kita kurang beruntung tidak memiliki mereka. Bahkan ada yang terlahir tidak mengenal ayah ibunya karena langsung dibuang di selokan. 
Beberapa saat lalu, saya dan teman serumah saling bertukar cerita tentang heboh dan repotnya kehidupan keluarga yang tinggal berdekatan. Kami berdua sama-sama berasal dari keluarga yang hidup di daerah pedesaan, dimana biasanya keluarga hidup berumah tangga dalam satu lingkungan kampung. Bukan hal yang mudah. Sungguh bukan hal mudah. SAma saja dengan hidup bertetangga, pasti ada ketidakcocokan. Yang jadi masalah adalah, tetangga ini juga saudara sedarah. Konflik yang terjadi semakin rumit. Mulai dari gibah saat ada cowok ngapel di rumah sepupu sampai pembagian harta warisan. Kami berdua setuju kalau hubungan keluarga seperti itu sangat tidak sehat karena tidak memberikan kenangan manis dalam hidup dan hanya menumbuhkan akar kebencian antar saudara. Seperti gelas yang sudah pernah pecah, bisa disatukan kembali, tapi bekas keretakannya akan selalu ada di sana.
Alhamdulillah, Tuhan langsung mengingatkan. Dari update status BB seseorang yang menyatakan betapa dia sangat ingin pergi traveling bersama keluarga. Just FYI, orang ini sejak bayi, tidak hidup bersama orang tua dan saudara-saudaranya. Dia masih punya ayah, ibu, adik dan kakak. Semua lengkap dan masih ada di dunia ini. HAnya saja, keadaan ekonomi saat itu tidak memungkinkan ayah dan ibunya untuk membesarkan banyak anak, sehingga dia harus hidup bersama keluarga lain. Pernah dijanjikan, saat umur 3tahun nanti, ayah dan ibu akan datang menjemputnya. Tapi apa mau dikata, anak ini sudah terlanjur sayang dengan keluarga yang merawat sejak bayi. 
Sekarang dia sudah 22 tahun dan baru saja berani mengungkapkan kalau mendambakan kehidupan keluarga normal seperti teman-temannya. Pernyataan ini seperti menampar saya. Selama ini kami melihatnya sebagai anak yang beruntung karena hidup di keluarga berkecukupan dibanding saudara-saudaranya yang hidup tidak terawat. Kami lupa kalau dia juga bergaul dengan teman-temannya. Melihat mereka berpamitan dengan kedua orang tua setiap hendak berangkat sekolah, pulang sekolah bermain dengan adik dan kakaknya, membantu ibu membereskan rumah, makan bersama keluarga di meja makan, pergi traveling bareng. Saya merasakan semua kesenangan bersama keluarga itu dan baru ingat kalau anak ini tidak pernah tahu bagaimana rasanya mencium tangan kedua orang tua saat berangkat sekolah.
Percayalah, keluarga adalah segalanya, karena mereka menerimamu tanpa syarat. Mereka tidak meminta IPK tinggi, score TOEFL ITP di atas 550 dan penampilan menarik untuk menyambutmu dalam pelukan. Bersyukurlah karena masih memiliki mereka..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MARATHON SABTU

Ya ampuunn.. udah menjelang 39 tahun bukannya buat sesuatu yang berguna, malah marathon drakor.. haha.. Emang lebih oke nonton review di You...