Selasa, 13 Januari 2015

SOMETIMES MY EXPECTATION IS TOO HIGH

Pernah saya bilang di post sebelum-sebelum ini kalau saya nggak suka nonton film berbau drama cinta religi - religi Islam maksudnya.. Seperti Ayat-ayat cinta, Ketika Cinta Bertasbih, Kupinang Kau dengan Bismillah, dll. Alasan pertama mugkin suda pernah saya jelaskan. Alasan kedua, film-film seperti ini membuat harapan yang keterlaluan. Misalnya, dalam film Ketika Cinta Bertasbih (maaf kalau saya pakai contoh film ini, karena untuk film model begini, hanya film ini dan ayat-ayat cinta yang pernah saya tonton). 
Dalam film itu diberikan tokoh-tokoh super baik, berakhlak mulia. Yang cowok alim, pinter, baik, ganteng, kaya, pekerja keras. Yang cewek berjilbab syar'i, lemah lembut, baik tutur katanya, pinter, idaman banyak lelaki baik-baik. My God, what a perfect world.. 
Untuk orang yang berasal dari keluarga tidak alim seperti saya, kehadiran tokoh-tokoh dari dunia pergaulan yang asing (bagi saya), menumbuhkan sebuah gambaran tentang orang alim. Maksud pergaulan asing di sini adalah pergaulan di dunia keagamaan, punya pondok pesantren, pergaulan yang setiap saat mengingat Tuhan. Gambaran apa? Mungkin ini juga terjadi pada beberapa kalian yang sejenis dengan saya..
Ya, gambaran bahwa mereka setengah malaikat.. Sepertinya susah sekali bagi mereka untuk diajak berbuat dosa. Dan memang seharusnya begitu kan?
Dan  yang terjadi saat bertemu salah satu dari orang model  begitu.. Yang berjenggot, yang bajunya rapi, yang jilbabnya syar'i, yang wajahnya bersinat-sinar karena selalu terkena air wudhu. Saya tidak akan mengeneralisasi, tapi memang akhirnya saya mengambil kesimpulan, "Mereka hanya manusia biasa yang bisa berbuat dosa, sama juga seperti saya.."
Ada yang masih suka gibah, ada yang masih banyak perhitungan kalo mau tolong orang, ada yang suka kerja nggak ikhlas, ada yang suka sirik, pacaran. Belum pernah saya temui yang separo malaikat seperti dalam film-film itu. Film garapan Dedi Mizwar semacam Hikayat Pengembara dan Para Pencari Tuhan memberikan gambaran lebih manusiawi tentang tokoh-tokoh yang tingkat keimanannya lebih tinggi. 
Maaf kalau bikin tersinggung kalangan tertentu. Saya nggak sedang mencela cara berpakaian kalian, karena saya sendiri malah jauh lebih nggak jelas. Jilbab nggak jelas, baju agak seksi, suka nonton gosip, suka doain orang kena musibah, suka iri, suka bohong. Sekali lagi, mari kita sama-sama melihat ke cermin, jangan cuma nonton film. Jadikan film itu sebagai cermin untuk introspeksi diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MARATHON SABTU

Ya ampuunn.. udah menjelang 39 tahun bukannya buat sesuatu yang berguna, malah marathon drakor.. haha.. Emang lebih oke nonton review di You...