Sabtu, 19 September 2015

ONE WISH, GRANTED.. (8)

29 Mei 2015
Hari itu adalah hari bebas. Temanya, rekreasi. Hehe.. Pagi-pagi kami sudah bangun, bersiap menuju tempat wisata selanjutnya. Di itinerary tertulis, Suphattra Land. Menurut informasi, Suphattra Land ini hampir sama dengan Kusuma Agrowisata di Batu, Malang atau Taman Buah Mekarsari di Bogor. Travel Gong mengusulkan tempat ini karena tahu kami orang-orang pertanian. Padahal kami sama sekali nggak ngerti tentang pertanian. Haha! Sekitar jam 8 pagi kami sudah bersiap di depan penginapan, menunggu mobil sewaan. Keren kan? Saya di Indonesia aja nggak berani pake mobil sewa, takut mahal, ini di negara orang malah sewa mobil. Gede pula mobilnya. Nggak tahu deh, berapa harga sewa mobil ini.
Setelah beberapa saat bernegosiasi, kami pun berangkat. Menyusuri jalanan kota Bangkok di pagi hari ternyata tidak jauh berbeda dengan di Indonesia, sama-sama macet. Salah satu hal yang menyenangkan dari perjalanan ini adalah, pemandu wisata kami, Mas Gong, tidak lelahnya menghidupkan suasana perjalanan dengan mengajak kami berdiskusi membandingkan Thailand dan Indonesia. Seperti misalnya, kenapa pariwisata Thailand tampak lebih laku daripada Indonesia. Topik-topik seperti itu yang akhirnya merangsang para wartawan yang ikut dalam rombongan kami untuk heboh berdiskusi. Saya yang tidak terlalu mengerti masalah sosial politik, tidak bisa menahan kantuk lagi. Apalagi semalam baru begadang di jalanan.
Tidak lama terlelap, kami terbangun karena ada dua anggota tour mabuk darat. Haha!
Ternyata jarak dari kota Bangkok ke Suphattra Land cukup jauh. Sepertinya sekitar 2 jam perjalanan. Letaknya di pedesaan Thailand.
Saat memasuki halaman parkir, serasa masuk ke tempat wisata di pedesaan Jember. Tempat parkirnya tidak beraturan dan bisa seenaknya. Hehe.. Turun dari mobil, kami sudah langsung diserbu calo kendaraan untuk mengitari area wisata. Tapi tentu saja harus beli tiket dulu. Harga tiketnya lumayan mahal, 400 baht atau sekitar 160 ribu. Setelah itu ada semacam kereta kelinci yang bertugas mengangkut kami. Kereta kelinci ini tidak menunggu penumpang penuh. Saat anggota grup sudah naik semua, kereta langsung jalan berkeliling area agrowisata.
Kami diajak berkeliling di perkebunan buah-buahan tropis yang sangat luas. Setelah itu, kereta kelinci berhenti di sebuah pit stop, yang ternyata tempat menikmati buah-buahan yang dilihat selama perjalanan tadi. Gratis makan sepuasnya dan sebuasnya. Haha! Tidak perlu repot mengupas, langsung santap..
Setelah puas makan di tempat buah, kami kembali menaiki kereta kelinci. Tadinya saya pikir tour taman buah ini sudah selesai. Ternyata tidak, kami dibawa keluar dari area perkebunan, menyeberangi jalan dan masuk ke area kebun lain. Perkebunan madu dan sayur. Dan di ujung perkebunan sayur itu, kami diperbolehkan makan salad sayuran sepuasnya. 
Sayangnya, beberapa dari kami tidak terlalu suka makan sayur. Mereka maunya buru-buru ke tempat wisata selanjutnya - Pataya.
Perjalanan ke Pataya ternyata juga cukup jauh. Sekitar 30 menit dari Suphattra Land, kami sudah memasuki area Pataya. Hampir sama dengan sekitar pantai Kuta Bali. Banyak pertokoan dan cafe-cafe unik.Anehnya, mobil kami muter-muter aja di area pertokoan itu. Ujung pantainya nggak ketemu-ketemu. Pas ditanyain, dia jawab pake bahasa Thailand, akhirnya kami sama-sama bingung. Jangan-jangan orang ini belum pernah ke Pataya juga.. 
Akhirnya setelah 30 menitan muter-muter, ketemu juga pantainya.. Dan kami pun turun dari mobil.
krik..krik..krik.. Ini pantainya?? 
Mohon maaf saya nggak ambil foto Pattaya, karena sama sekali tidak menarik. Ngabis-ngabisin kuota foto..
Satu foto ini bisa menggambarkan bagaimana pantai itu. Kalau di TV sepertinya gambar yang diambil dari daerah sekitar Pataya, bukan pantainya. Tidak lebih dari 10 menit kami berdiri di pinggir pantai dan langsung memutuskan untuk pulang. Sebelum pulang, kami memutuskan untuk mencari tempat shalat terlebih dahulu, karena tadi waktu muter-muter, kami sempat melihat beberapa resto dan toko dengan tulisan Arab. Lagi-lagi kecewa, mungkin kami harus belajar bahasa Arab juga di sini. Kami mampir ke beberapa toko untuk numpang shalat, ternyata mereka tidak punya tempat untuk itu. Masjid juga sangat jauh. Mau tidak mau, kami shalat di dalam mobil.
Sekitar hampir magrib kami sampai di penginapan. Karena masih sore, kami memutuskan untuk jalan-jalan dulu di alun-alun Bangkok yang sepertinya sedang ada acara perayaan keagamaan.
Berbeda dengan alun-alun Indo, yang seringkali dipenuhi orang jalan-jalan. Alun-alun di Thailand dipakai tidur-tiduran. 
Setelah dari alun-alun, saya dan duo Winda mampir ke Khaosan Road untuk belanja oleh-oleh. Sebenernya esok hari, kami masih mampir ke pasar seni, tapi karena males bongkar-bongkar ransel setelah belanja, akhirnya kami memutuskan menuntaskan belanja di Khaosan Road.. Selain belanja, ada satu kuliner Thailand yang sangat bikin penasaran. Serangga goreng. Di atas adalah foto bermacam-macam serangga dan ulat pohon yang sudah dimasak dan diberi bumbu. Ada belalang, jangkrik, ulat pohon, ulat daun, laba-laba dan kalajengking. Harganya lumayan mahal untuk makanan yang bahannya diambil dari mengeruk tanah - 40 baht - sekitar 16000an. Kalau mau motret aja, bayar 10 baht. Daripada rugi ya mending beli sekalian. Dalam agama saya, serangga adalah makanan halal. Hanya saja, saya tidak tahu apakah serangga yang dijual di sini dimasak menggunakan penyedap atau minyak babi. Semoga Tuhan melindungi kami.. hehe.. Saya beli ulat pohon. Dan rasanya tidak terlalu mengecewakan. Seperti ulat. Karena saya tidak bisa mengingat makanan apa yang rasanya seperti itu. Yang pasti, teksturnya empuk dan kesat, bagian dalamnya kopong. 
Bersambung lagi yaa.. 
Besok adalah hari terakhir kami di negeri impian saya ini.. =)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

39

Kalau kata film Tusuk Jelangkung, hari lahir dan weton orang itu akan terulang tiap 39 tahun. Jadi misalnya lahir tanggal 9 Maret 1993, Sela...