Selasa, 15 Juni 2021

SWEET TOOTH (2021)

Serial baru yang menghipnotis saya sejak keluar trailernya. Tidak ada satupun nama yang saya kenal di serial ini. Bear sepertinya familiar, setelah saya googling, dia ternyata juga ada di Messiah. Ya, saya sudah lupa serial itu. Serial nabi palsu yang sudah kita tunggu lanjutannya tapi tidak muncul tanda-tandanya sampai sekarang. 

Anyway, awalnya saya kira serial ini magical macam Narnia.. haha.. Ternyata ini sangat faktual that it creeps me out. Hehe.. gak deng. Tergantung kalian yang nonton saja. Karena film ini menceritakan tentang wabah seperti flu mematikan. Dan entah bagaimana, tiba-tiba bayi yang baru lahir jadi setengah hewan, sehingga disebut hybrids. Di zaman kita beneran lagi menghadapi wabah, tiba-tiba keluarlah serial seperti ini. Wabah yang disebabkan ilmuwan-ilmuwan dan pemerintah ceroboh.

Di suatu waktu di masa kini, sebuah wabah tiba-tiba merebak. Demam, iritasi kulit dan tremor jari kelingking adalah beberapa gejala yang ditunjukkan calon penderita, bunga warna ungu cerah akan tumbuh di lingkungan sekitar penderita. Dan sampai akhir episode 8 belum dijelaskan bagaimana keadaan mereka setelah itu. Kalau tidak salah ada kerusakan tulang lalu meninggal, atau mungkin saya salah dengar, karena gak pake subtitle. Hahah.. maklum lah ilegal, sekalian naikkan nilai listening ntar. Tapi tidak ada kenampakan zombie juga, jadi this is not that kind of plague..  Yang jelas, para penyintas merasa penyakit ini sangat berbahaya dan tidak bisa diobati, bahkan orang yang baru tertular harus segera dibinasakan beserta harta benda di sekitarnya. Si penderita akan diikat dan dibakar hidup-hidup bersama seisi rumahnya.

Di tengah kegilaan itu, ada seorang lelaki yang sudah tahu lebih dulu bahwa akan ada wabah penyakit mengerikan di dunia, membawa satu bayi setengah rusa, pergi mengurung diri di hutan Yellowstone National Park. Di hutan itu dia mendidik dan membesarkan bayi setengah rusa yang dinamai Gus. Gus memanggilnya Pubba. Pubba mengajarinya membaca, menulis, dan bagaimana menghadapi dunia luar, supaya dia menjauhi manusia. Entah untuk apa lelaki ini mengajari Gus semua itu, seolah dia tahu dunia di luar sana sudah hancur. Dan memang benar, suatu hari datang seorang laki-laki meminta bantuan ke pondok mereka. Ternyata dia adalah pemburu hybrids. Pubba mengejarnya, entah apa yang terjadi, Pubba cedera dan akhirnya meninggal. Meninggalkan Gus sendiri kebingungan. Pubba pernah menunjukkan foto seorang wanita yang dibilang adalah ibu Gus. 

Di tengah kebingungan itu Gus akhirnya memutuskan untuk pergi dari pondok, berbekal satu foto, pergi mencari ibunya. Padahal Pubba sudah menyuruhnya untuk tidak pergi kemana-mana. Tetapi dia tidak punya pilihan, keadaan pondok itu sudah tidak memungkinkan untuk ditinggali. Banyak barang-barang buatan Pubba yang tidak bisa dipakai, dan Pubba sudah tidak ada di sana untuk memperbaiki semua. Gus juga tidak mau tinggal di tempat yang membuatnya sedih. 

Baru saja sampai di perbatasan Yellowstone, Gus sudah dihadang oleh sekelompok pemburu. Di sinilah muncul karakter Big Man - Tommy Jepperd, seorang mantan atlet American football yang di masa pandemi beralih profesi jadi pemburu hybrid. Untungnya, Big Man ini sudah tobat memburu hybrid, dan entah dia sebenarnya akan kemana, kebetulan lewat di saat Gus menghadapi para pemburu. Sesuai namanya, Big Man bertubuh tinggi besar, manusia-manusia biasa bukanlah lawannya. Gus pun diselamatkan oleh Jepp. Jepp memperbaiki kerusakan-kerusakan di rumah Gus dan menyuruhnya untuk tetap diam di pondok karena dunia di luar sana sangat berbahaya. Tapi tentu saja film akan tamat kalau Gus benar-benar diam di rumah sampai dewasa. Hehe.. Oh, dan hybrids ini, karena dianggap setengah hewan, tidak semua bisa bicara. Ada yang berbentuk 100% tikus mondok, hanya saja seukuran anak umur 3 tahun. Karena itu orang yang melihat Gus akan terpana dengan kemampuannya berbicara.

pic from: https://www.filmaffinity.com/en/film396073.html

Dia pergi bersama Jepp - Big Man, untuk mencari ibunya. Cerita tidak hanya tentang Gus dan Jepp. Mereka bertemu satu keluarga baik hati yang sebenarnya takut, tetapi jatuh hati pada keluguan Gus. Di tempat lain ada Bear, gadis kecil yang membentuk perkumpulan penyelamat hybrids. Karena menurut mereka hybrids adalah cara dunia menyembuhkan diri dari manusia-manusia yang lalai menjaga alam, merusaknya dan meninggalkan bencana untuk anak cucu. Para hybrids muncul di saat semua kerusakan itu di puncaknya. Lingkungan Bear ini berisi anak-anak usia remaja yang diceritakan seperti kisah klasik karya William Golding, Lord of the Flies. Sekumpulan remaja yang membentuk komunitas sendiri, bertindak seperti orang dewasa dan berakhir bar-bar.

Ada juga Aimee, seorang psikiater cupu yang mendadak jadi setangguh Lara Croft, membangun suaka untuk para hybrids dan menantang para pemburu hybrids. Juga dokter Aditya Singh yang istrinya mengidap virus itu tetapi berhasil hidup lebih lama berkat bantuan magic compound yang mengerikan. Aditya Singh dipaksa untuk menemukan obat yang bagus, walaupun itu harus dengan mengorbankan banyak nyawa. Di sisi antagonis, ada si sadis General Abbot, pemimpin pemburu hybrids yang tidak segan-segan menghabisi manusia dan hybrids yang mengahalangi jalannya.

Setting film sama persis seperti keadaan saat ini, dimana semua orang wajib memakai masker dan cuci tangan. Sterilisasi dengan desinfektan setiap saat sampai petugas yang melaksanakan juga muak. Sindiran-sindiran terhadap pemerintah dan pabrik-pabrik farmasi banyak kita jumpai di film ini. Memang serial yang sangat pas di masa pandemi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

39

Kalau kata film Tusuk Jelangkung, hari lahir dan weton orang itu akan terulang tiap 39 tahun. Jadi misalnya lahir tanggal 9 Maret 1993, Sela...