Entah berapa kali saya membahas tentang mimpi di
dalam blog ini. Kalau suatu hari saya tetapkan blog ini jadi blog
"interpretasi mimpi", and so'll be it..
Di dalam salah satu bab buku Sigmund Freud
dikatakan kalau mimpi sebenarnya berasal dari ingatan kita akan suatu hal di
masa lalu, atau sebuah repressed desire of something yang tidak kesampaian. I
don't know.. Saya baru baca awal-awal buku itu.
Masalahnya adalah, kenapa saya sering sekali
mimpi aneh? Kalau cerita ini ke Bapak atau Ibu, mereka pasti langsung bingung
nyari orang pintar untuk "memagari" saya dari serangan ilmu gaib
macam teluh, santet dan sebagainya. Memang ada, dan memang sudah banyak
buktinya, dan kita juga memang diajarkan untuk mempercayai sesuatu yang gaib.
Hanya saja, saya sangat percaya pada Tuhan, dan sangat yakin kalau Tuhan
melindungi umatNya.
Sering orang bilang, "Tingkat keimanan kita
ini masih rendah, do'a kita ke Tuhan pasti nyampainya lama, Karena itu kita
butuh orang pintar, kyai, atau pemuka agama yang keimanannya sudah tingkat
tinggi, yang do'anya sudah pasti didengar Tuhan..". Benar 100% kalau
keimanan saya berada di tingkat yang sangat rendah, tapi.. Bukannya Tuhan Maha
Mendengar? Maha Mengetahui? Maha Melihat? Saya bahkan nggak tahu apa asmaul
husna untuk sebutan-sebutan itu. But hey, I believe it.. 100%!
Beside, saya nggak percaya aja kalau sampai ada
orang yang bela-belain buang duit ke dukun minta mengirim teluh untuk saya..
I'm not worth it..
Kembali ke masalah mimpi. Saya sering sekali
mimpi tsunami, air yang meluap-luap, kebakaran, tersesat di sebuah tempat aneh,
gelap dengan banyak kamar, lari dikejar sesuatu. Who's not afraid of tsunami?
That's just crazy.. Tapi nggak semua orang mimpi tsunami kan? Saya takut, tapi
juga nggak setiap saat memikirkan itu. Then why is it in my dream?
Apa saya stress? Stress memikirkan apa? Stress
memikirkan kenapa saya tidak pernah berpikir?
Lately I'm so in love with this winter soldier
guy - Sebastian Stan. Saya berharap dia bisa muncul dalam mimpi indah. Dan itu
terjadi tadi malam. He was there with me. Dengan jaket merah, kemeja
kotak-kotak dan celana jeans seperti dalam Hot Tub Time Machine. But guess
what? Wanna guess?
It wasn't actually a beautiful dream. So ya, he's
there, berdiri di sebelah saya, saya berpegangan erat di lengannya, dan dia
juga menggenggam erat tangan saya. Sampai di sini mungkin masih tampak
romantis. Kalau setting mimpi saya di taman dekat danau.. that would be really
amazing. Sayangnya, setting mimpi saya semalam seperti the end of the world.
Gunung-gunung di depan kami meletus. Ada helikopter-helikopter lewat dan satu
persatu jatuh terkena letusan gunung. Kami berbalik, ternyata kami hidup
dikelilingi gunung berapi yang meletus bersamaan. Orang-orang berlari panik di
sekitar kami. Walaupun berada di sebelah orang sebesar Sebastian, tapi saya
sama sekali tidak merasa aman, karena dia juga tampak ketakutan. Normal. Who's
not afraid of volcanic eruption? Krakatoa, Vesuvius, Merapi..
Memang hanya mimpi, tapi bahkan dalam mimpi saya
masih sempat berpikir rasional menerima ketakutannya. Menerima kalau mimpi ini
nggak akan menjadikan sosok Sebastian sebagai superhero yang akan menyelamatkan
saya.
What's a normal dream? Can i have one? Kadang
semua tampak sangat jelas dan nyata sampai saya berpikir kalau kehidupan nyata
adalah mimpi.
Beberapa malam lalu, saya mimpi sedang berada di
rumah Jember, masuk ke ruang tamu, dan langsung menuju ke tempat cuci. Ada
sepotong kaki manusia dewasa dalam buntalan kain warna biru. Mau tahu bagaimana
saya tahu kalau itu potongan kaki manusia? Because I felt it. Terasa sangat
nyata, kaki itu dingin, mati. Oh ya, saya kan baru membunuh orang ini? Dimana
saya buang bagian tubuh lainnya?? Tiba-tiba Ibu datang membawa selimut
kuning-merah dalam tas plastik, lalu menyerahkannya pada saya. Oh ya, saya
menyimpan kepala bayi di dalam selimut itu, dan untung saja Ibu tidak
menyadarinya. What? Kepala bayi dan potongan kaki manusia dewasa? Berapa orang
yang sebenarnya sudah saya bunuh?
Bagaimana saya akan menyembunyikan
potongan-potongan tubuh ini? Kenapa polisi belum mencari saya? Kenapa tidak ada
keluarga yang mencari mereka? Apakah orang-orang mencurigai? Saya ketakutan,
tapi hanya ada sedikit rasa bersalah. Langsung saja saya buang potongan tubuh
itu di sawah depan rumah.
It was so real.. I can feel everything,
penyesalan, ketakutan, dead skin.. GOSH!!
Saat mimpi tsunami, saya bisa merasakan terpaan
air laut dingin mengejar, suara laut mengamuk, angin keras. Saat mimpi gunung
meletus semalam, saya merasakan panasnya, pasir memenuhi udara yang kami hirup,
orang berlari menjerit-jerit, helikopter meledak, awan api.
Ada orang yang tidak pernah ingat isi mimpinya,
so lucky..
Kalau ada yang berpikir ini berhubungan dengan
film-film yang saya tonton.. Just because I love horror, doesn't mean I watch
every horror movie. No.. I hate gore movies, dan sudah lama tidak diproduksi
film tentang bencana alam. 2012 adalah film kiamat terakhir yang saya tonton,
tahun 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar