Boleh g sih saya marah? Saya bilang, sabar ada batasnya, tapi kata seorang ustad, sabar g ada batasnya. Tapi saya bukan nabi.. Kalau saya bilang begitu, pasti ada yang menyangkal, "Apa g bisa meneladani sikap nabi??". Tapi saya hanya manusia biasa.. "NAbi juga manusia biasa.."
Apakah saya akan diangkat jadi nabi kalo bisa menahan amarah dan kekesalan hati terus menerus?Bukannya saya malah jadi stroke dan mati?
Tapi Tuhan tidak akan memberi cobaan yang tidak bisa dihadapi oleh umatnya. Tuhan tahu saya orang yang mudah melupakan kesalahan seseorang. Tapi seringkali kekesalan itu muncul lagi dan lagi sampai saya ingin berteriak sekencang-kencangnya di depan muka orang yang membuat saya kesal setengah hidup. Seandainya saya punya remote control seperti punya adam sandler di CLICK, pasti sudah saya pause waktu dan saya tampar mukanya mpe jontor. But it's been months!!
Boleh g sih kalo saya marah2 di sini? Saya takut dengan undang2 di negara ini. Saya g punya uang untuk membebaskan diri dari hukuman UU ITE kalo tiba2 ada seseorang melaporkan "kemarahan" saya ini.
Katanya..ini hanya katanya, saya g pernah melihat atau mendengar ayatnya langsung.Mungkin ada yang lebih tahu, cz saya juga bukan santri.. Saya juga jarang bergaul dengan para santri,cz pasti saya malu paling bego soal agama. saya juga baru khatam AlQuran sekali, g pernah ikut organisasi agama apapun, apalagi jadi pengurus ato pembicaranya. Anggota keluarga saya juga g da yg nyantri.. TApi, saya dengar, Katanya, sekali lagi, katanya.."BAYARLAH UPAH SEORANG PEKERJA SEBELUM KERING KERINGATNYA"
Kemarahan saya berakibat buruk pada seorang mahasiswa. Memang saya g teriak2 seperti orang gila. Hanya saja tiba2 saya mokong.. "Untuk apa saya lakukan??Capek, g da untungnya..Saya sudah memberikan yang terbaik selama berbulan-bulan.. Tanpa bayaran apapun, kecuali tugas baru dan tugas baru lagi dan tugas baru lagi, dengan janji2 surga.. Tapi apa?Surga hanya miliknya.. Saya g akan bantu anak itu kali ini.."
Maka hancurlah sehari anak itu, gagal penelitian yang dia lakukan semalaman, bahkan sampai menjelang pagi lagi..
Bukan salah anak itu memang.. Saya hanya ingin keadilan.. Terima kasih..
Apakah saya akan diangkat jadi nabi kalo bisa menahan amarah dan kekesalan hati terus menerus?Bukannya saya malah jadi stroke dan mati?
Tapi Tuhan tidak akan memberi cobaan yang tidak bisa dihadapi oleh umatnya. Tuhan tahu saya orang yang mudah melupakan kesalahan seseorang. Tapi seringkali kekesalan itu muncul lagi dan lagi sampai saya ingin berteriak sekencang-kencangnya di depan muka orang yang membuat saya kesal setengah hidup. Seandainya saya punya remote control seperti punya adam sandler di CLICK, pasti sudah saya pause waktu dan saya tampar mukanya mpe jontor. But it's been months!!
Boleh g sih kalo saya marah2 di sini? Saya takut dengan undang2 di negara ini. Saya g punya uang untuk membebaskan diri dari hukuman UU ITE kalo tiba2 ada seseorang melaporkan "kemarahan" saya ini.
Katanya..ini hanya katanya, saya g pernah melihat atau mendengar ayatnya langsung.Mungkin ada yang lebih tahu, cz saya juga bukan santri.. Saya juga jarang bergaul dengan para santri,cz pasti saya malu paling bego soal agama. saya juga baru khatam AlQuran sekali, g pernah ikut organisasi agama apapun, apalagi jadi pengurus ato pembicaranya. Anggota keluarga saya juga g da yg nyantri.. TApi, saya dengar, Katanya, sekali lagi, katanya.."BAYARLAH UPAH SEORANG PEKERJA SEBELUM KERING KERINGATNYA"
Kemarahan saya berakibat buruk pada seorang mahasiswa. Memang saya g teriak2 seperti orang gila. Hanya saja tiba2 saya mokong.. "Untuk apa saya lakukan??Capek, g da untungnya..Saya sudah memberikan yang terbaik selama berbulan-bulan.. Tanpa bayaran apapun, kecuali tugas baru dan tugas baru lagi dan tugas baru lagi, dengan janji2 surga.. Tapi apa?Surga hanya miliknya.. Saya g akan bantu anak itu kali ini.."
Maka hancurlah sehari anak itu, gagal penelitian yang dia lakukan semalaman, bahkan sampai menjelang pagi lagi..
Bukan salah anak itu memang.. Saya hanya ingin keadilan.. Terima kasih..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar